1

1K 84 5
                                    

Suasana di kelas saat itu tidak terlalu ramai. Sekarang sedang jam kosong karena guru sedang ada rapat dadakan. Sebagian siswa memilih untuk ke kantin, mereka di bebaskan melakukan apapun di jam kosong. Hanya ada beberapa siswi yang berkumpul untuk sekedar bergosip ataupun beberapa siswa yang sedang bermain game bersama. Sisanya adalah siswa yang tidak melakukan apa-apa, menganggur.

"Chanyeol"

"Hm"

Seseorang yang dipanggil Chanyeol itu hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Dia sedang bertukar pesan dengan ibunya ngomong-ngomong.

"Chanyeol lihat aku! Kenapa kau selalu mengacuhkan ku?", serunya terdengar berlebihan. Tapi tidak ada balasan dari si Chanyeol ini. Merasa diacuhkan, laki-laki yang merengek manja itu pun berpindah tempat dan duduk di samping Chanyeol. Tangannya terulur memeluk lengan kiri Chanyeol dengan manja.

"Ayolah Chanyeol bantu aku ung ung~", suaranya diimutkan selagi sebelah pipinya ia gesekan pada pipi kiri Chanyeol.

"YAAAAIKS! MENJIJIKAN OH SEHUN! MENYINGKIR DARIKU!", laki-laki manja tadi -Sehun namanya- langsung ia tendang sampai jatuh dari kursinya. Dia memelototi si Sehun ini.

"AAAARGGH PANTATKU!", Sehun mengerang sambil mengusap pantatnya yang berciuman langsung dengan lantai.

"Berhenti menggangguku Sehun. Kau mainlah dengan Jongin atau apalah". Chanyeol kembali berkutat dengan ponselnya. Sehun yang melihatnya hanya cemberut dan kembali duduk di samping Chanyeol.

"Ayolah Park bantu aku kali ini saja. Luhan itu kan sepupumu. Bantu aku untuk dekat dengannya. Kau kan tau aku sudah naksir padanya dari semester 1", ujarnya panjang lebar. Matanya melirik ke belakang kelas, ada Jongin -teman seperpopokannya- sedang mengorok keras. "Dasar tidak bisa diandalkan", bisik Sehun dalam hati.

Setelah menyimpan ponselnya dalam saku, Chanyeol menatap Sehun datar.
"Luhan itu menyukai seorang yang dewasa Sehun. Kau terlalu kekanakan untuknya", Chanyeol bersedekap dada sambil tersenyum mengejek.

Sehun mendengus, melihat Chanyeol dengan bosan. "Itu urusan nanti, biar aku dekat dengannya dulu Yeol", Sehun ikut-ikutan bersedekap.

"Come on brother! Daripada kau mengincar Luhan si wajah rusa itu kenapa tidak kau lakukan pendekatan dengan anak baru kakak kelas kita", Jongin yang tiba-tiba saja merangkul kedua leher sahabatnya dari belakang berucap semangat. Kedua temannya melihat heran, "Sejak kapan dia bangun?", tanya mereka dalam hati.

"Kakak kelas? Siapa?", tanya Sehun sedikit penasaran. Jongin berjalan dan duduk di atas meja di depan mereka.
"Namanya Byun Baekhyun. Bahkan dia sudah terkenal dikalangan kakak kelas kita sejak dua hari kepindahannya", jelas Jongin -dia berbicara sambil mengupil-. Kedua temannya hanya menyernyit jijik melihat pemandangan itu.

Sehun merengut, mengangkat sebelah kakinya ke atas meja.
"Aku tidak mau, aku hanya ingin Luhankuuu", dia merengek lagi.

"Dia bukan Luhanmu bodoh", Jongin menjitak kepala Sehun dengan kencang.

Tak lama bel sekolah berbunyi tanda waktu belajar di sekolah sudah usai. Chanyeol langsung membereskan barang-barangnya, menyampirkan tas di punggung kirinya. Kemudian dia bangkit untuk keluar kelas.
"Aku duluan, sampai jumpa idiots", Chanyeol berjalan keluar kelas tak mendengarkan rutukan yang keluar dari mulut kedua temannya.

Chanyeol berjalan santai di lorong sekolah menuju lantai tiga di mana itu area bagi siswa kelas tiga. Koridor tampak lebih ramai karena bel pulang telah berbunyi. Banyak siswa siswi keluar dari kelas masing-masing. Melihat Chanyeol berjalan dengan pedenya di koridor membuat banyak siswa siswi -lebih banyak siswi- memperhatikannya. Sesekali ada yang menyapanya atau sekedar tersenyum terpesona, yang hanya di balas senyum tipis oleh laki-laki itu.

Babe [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang