4

498 67 5
                                    

Suhu di pagi itu masih cukup dingin karena hujan dari kemarin masih belum reda. Hari ini sekolah libur jadi Baekhyun bebas untuk bangun siang. Karena suhu yang dingin itu juga membuat Baekhyun semakin malas untuk bangun. Dia mengeratkan selimut di tubuhnya dan menggerakan badannya mencari kehangatan di sekitarnya. Tangannya menggapai benda di sebelahnya dan memeluk benda itu, mengusakkan wajahnya di sana karena merasa sangat nyaman dan hangat.

Baekhyun merasakan tubuhnya di peluk erat dan itu sangat nyaman. Tapi seingatnya guling di kamarnya tidak bisa memeluknya seperti ini. Dan tidak bisa mengusap kepalanya juga. Aneh.

Dengan malas Baekhyun membuka sedikit matanya, mengedip pelan. Dia meraba benda yang ada di bawah tangannya, itu keras dan terasa bidang. Wajahnya menyernyit, dia masih belum sadar sepenuhnya dari tidur. Suara dengusan di atas kepala membuat dia mendongakan kepalanya. Tatapan itu bertemu. Kedip. Kedip.

"Chanyeol?", Baekhyun bergumam pelan.

"Kenapa kau bisa ada di sini?", dia melanjutkan. Chanyeol hanya tersenyum geli. Entah kenapa Chanyeol jadi begitu nyaman dengan anak yang sedang di peluknya ini, tidak risih seperti jika dengan orang lain. Padahal mereka baru beberapa kali bertemu.

Chanyeol mengusak rambut Baekhyun pelan. "Harusnya aku yang bilang begitu, kenapa kau bisa ada di kamarku?".
Baekhyun masih bingung. Dia menggaruk pipi gembilnya pelan.

Setelah beberapa detik dia tersadar dan melotot. Langsung saja dia bangun terduduk di kasur. Gerakan cepat itu membuat pelukan Chanyeol terlepas. Wajahnya memerah karena sadar telah memeluk Chanyeol juga tadi. Dia menggelengkan kepala dan menyadarkan diri dengan cepat.
"K-Kenapa aku di sini?", dia bertanya dengan tidak santai. Matanya masih melotot melihat ke arah Chanyeol. Lalu melihat ke tubuhnya sendiri. Pakaiannya masih lengkap di tubuhnya.

"Aku tidak begitu ingat kenapa kau ada di kamarku", Chanyeol berujar santai. Seharusnya dia kesal karena orang lain masuk ke daerah privasinya begitu saja. Tapi setelah tau orang itu Baekhyun dia merasa oke oke saja.

Baekhyun melihat ke sekitarnya. Ada baskom air dan sapu tangan. Ah dia baru ingat. Baekhyun menghela nafas lega.
"Kau sakit kemarin dan hampir pingsan di lorong apartemen. Aku yang membawamu ke kamarmu. Dan... Uh sepertinya aku ketiduran di sini", Baekhyun menjelaskan sambil menggaruk pipinya lagi. Dia melihat ke arah Chanyeol yang sekarang sudah duduk sambil menyender di kepala kasurnya. Baekhyun mendekatinya, meletakkan telapak tangannya di dahi laki-laki itu.

"Demam mu sudah turun. Syukurlah". Chanyeol hanya diam melihat itu. Tatapan mereka bertemu lagi. Baekhyun tersentak dan segera melepaskan tangannya. Wajahnya memerah lagi. Dia buru-buru turun dari kasur.

"Sepertinya kau sudah baik-baik saja. Aku akan kembali ke kamarku", Baekhyun berjalan cepat ke pintu kamar Chanyeol.

"Baek-..".
Belum sempat Chanyeol menghentikannya, tubuh kecil itu sudah menghilang begitu saja. Chanyeol mendengus. Dia terkekeh pelan.

Sudah lama sekali rasanya dia tidak merasa sesenang ini karena hal kecil. Beberapa tahun ini hidupnya sungguh membosankan. Orang tuanya yang sibuk bekerja. Kakak perempuannya yang sibuk dengan kuliahnya. Tidak ada yang bisa Chanyeol jadinya tempat berbincang dengan santai. Dia memang mempunyai dua teman dekatnya, Sehun dan Jongin. Ada juga sepupunya Luhan, yang cukup mengerti dirinya. Tapi rasanya Chanyeol butuh yang lebih dari itu. Dan Chanyeol merasa kakak kelas kecilnya itu memberikan sesuatu yang Chanyeol inginkan selama ini. Membuatnya senang seperti ini.

Chanyeol sudah banyak berpikir kemarin. Kenapa jantungnya seakan meledak ketika tatapan mereka bertemu. Kenapa rasanya gugup namun juga menyenangkan. Kenapa dia merasa khawatir dengan melihat wajah anak anjing itu terluka. Dan dia merasa kehangatan di hatinya saat melihat tatapan khawatir dari si kecil itu dan dengan tanpa sadar dia memberikan kecupan pelan pada pelipis kakak kelasnya yang terluka. Dia merutuk tindakan tiba-tibanya itu. Baekhyun pasti merasa risih karenanya, jadi dia langsung meninggalkannya saat itu.

Babe [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang