arjani kadita

12 1 0
                                    

Ceunah matre adalah cewe tulus yang dikhianati

-janika

Suara gemericik air, hawa yang sejuk dan tropis adalah suasana yang jarang sekali Janika rasakan. Di tengah kolam Caca dan mama nya berenang. Janika memperhatikan sekitarnya.

Diatas bukit pohon-pohon menjadi peneduhnya. Air yang sangat jernih membuat janika terjun menyusul mama dan Caca. Kolam itu hanya sebatas pahanya saja.

Keluarga bahagia itu berswafoto ditengah kolam. Dengan janika ditengah memegang kamera. "satu, dua, cekrik~"

Beberapa kali mama janika mengambil foto janika. Sedangkan caca berenang ria.

"coba liat ma."

"gila aku cantik banget si. Ga sia-sia mama ngelahirin bidadari secantik akoh haha" canda janika. Mamanya melirik caca meminta pendapat.

"apaansi mbak." dengus caca.

Caca akui kakaknya itu cantik. Hidung mancungnya benar-benar mirip papanya. Sedangkan caca berhidung pesek seperti mamanya.

Namun netra caca sangat cantik. Sendu dan tajam. Perpaduan antara mama dan papanya.

"sirik aja bocah."

Beberapa saat kemudian mereka beranjak dan mengganti baju diruang ganti. Cukup trip mereka kali ini. Hari sudah mulai sore artinya motor matic itu harus segera melaju menuju rumah.

Sesampainya dirumah janika sibuk dengan laptop dan kameranya. Memindahkan file foto ke laptop lalu mengeditnya. Untuk segera dipost disosial medianya.

Caca datang tiba-tiba mencomot snack kentang milik janika. Sang pemilik mendengus.

"pansos terosssss" ejek caca. Berusaha membuat kakaknya kesal.

"ya bodo amat. Yang penting cantik." balas janika sambil melihat postingannya yang terkirim beberapa saat lalu dan langsung mendapat ratusan like.

"PD amat!" kata caca seraya menjulurkan lidahnya menjengkelkan.

Tapi saat ini mood janika sangat baik. Karena hasil fotonya benar-benar bagus dan memuaskan.

Hening beberapa saat. Janika hanya menyecroll sosmed dilaptopnya.

Suara caca menyeletuk ditengah keheningan.

"mbak, satu tambah satu berapa?"

"gatau..." jawab janika ngasal karena dia fokus pada chat dari nomor tidak dikenal.

"kalo seribu tambah seribu?" tanya caca lagi.

"dua ribu." kali ini janika fokus pada pertanyaan adiknya.

"lah itu tau?"

"kan duit." jawabannya kontan membuat caca melongo.

Kakaknya benar-benar huh!
Perasaan mamanya tidak matre. Lalu darah matre ini turunan siapa.

"matre banget sih mbak." keluh caca.

"cewe matre udah kodrat. Bocah tau apa udah diem aja minum dot lo anying." mood janika mulai terusik pasalnya nomor tidak dikenal tadi terus mengirimkan chat padanya.

Dari arah dapur terdengar suara mamanya berteriak "JANIKA! MULUTNYA!!!!"

Sedangkan bocah perempuan berumur 11 tahun itu menjulurkan lidahnya.

"ngapain lu melet-melet gitu?"

"mau meletin lu biar kesengsem sama gue!" kata caca tetap menjulur-julurkan lidahnya.

my posesif good boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang