Semua seperti ditiup angin kencang. Lenyap tidak berbekas. Lain hal dengan yang terjadi tadi.
Cowok itu menyenderkan punggung nya dimobil dan memandang janika dari bawah sampai atas yang menggunakan setelan piama berlengan dan bawahan pendek 10cm diatas lutut.
"jalan yuk?" ajak destra tanpa basa-basi.
Janika melototinya dan merentangkan tangannya meminta destra memperhatikan penampilannya.
"hmmmmmm..." destra menyentuh dagunya.
"iya deng kurang." janika memutar bola matanya.
"kurang jelek. Kelebihan cantik." hidung janika memerah hingga ke pipi dan telinganya.
"udah yok pamit dulu sama mama papa kamu."
Destra mengekori janika yang tengah mencepol rambutnya asal seperti biasa. Astaga bagaimanapun janika tetap mempesona menurut destra.
Sesampainya didalam. Destra disuguhi mama janika yang tengah membaca majalah dan papa janika yang tengah memainkan ponsel ditemani kopi.
"mah, janika mau keluar sama destra."
Mama janika mengalihkan pandangannya dari majalah ke janika. "pake kaya gitu?"
"duduk, yang. Aku mau keatas bentar." janika mempersilahkan destra duduk dihadapan kedua orang tuanya.
"iya aku gini aja udah kelebihan cantiknya." sindir janika yang tidak dipahami mama dan papanya ketika ia hendak naik ke anak tangga pertama.
Sedangkan destra yang merasa tersindir sedikit terkekeh.
"cowoknya janika?" suara berat itu mengintruksi destra.
"iya om." jawab destra sopan.
Aditama melepas kacamatanya. "mau keluar kemana?"
"ke opening bakmi om." lesung pipit destra terus nampak ketika bicara dengan orang tua janika.
Setelah 10 menit janika turun tetap dengan piama. Namun wajahnya lebih segar dan tidak lupa liptint dibibirnya. Rambutnya ia gelung dan menyisakan beberapa anak rambut serta poni tyle nya.
Mereka berdua pamit dan keluar pintu rumah beriringan. Destra dengan kaos hitamnya dan celana training. Janika dengan piamanya.
"mereka cocok ya pa?"
Aditama mengangguk menanggapi ucapan istrinya.
"waahhhh tau aja kamuuuuu" sangking senangnya janika tidak sadar jika ia meremas tangan yang digenggamnya.
"kamu boleh pilih bakmi varian apa aja sampe puas. Tapi janji 2 bulan kedepan ga boleh makan mie." sedari tadi destra tidak bisa tidak memperhatikan senyum girang janika. Lelaki itu merasa bersalah dan bertekad menjaga mood janika.
"iya janji." janika menunjukkan jari kelingkingnya dan menautkannya dengan jari kelingking destra.
"nanti pesenin juga buat orang rumah ya."
"eh, mama sama papa vegan, yang. Pesenin buat caca aja."
Destra tersedak hot orange jus nya. Pecinta mie instan dihadapannya ini ternyata keturunan vegan. Tentu tidak ada yang menyangka.
"gausah lebay deh. Aku cuman ga mau aja menyiksa diri dengan judul menjaga kesehatan. Hidup kok cuman makan sayuran. Ga puas lahhhh." ketus janika.
Destra terkekeh tangannya terulur mencubit hidung janika. "yakan bener. Biar sehat."
Janika menghembuskan napasnya keras dan memutar bola matanya malas.
"hilih, persetan sama sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
my posesif good boy
Teen FictionDalam diamnya destra posesif Dalam bungkamnya dia meneriakkan janika itu miliknya. Kata bebas, terserah adalah kata lain dari jangan macam-macam. Pikiran janika berputar-putar tidak wajar Apa yang destra inginkan? Kepergiannya atau ketetapannya? K...