TIGA

6.2K 360 10
                                    

Happy Reading
__________________________

Saat ini jam olahraga tengah berlangsung. Semua murid sibuk mempelajari teknik bola basket dengan arahan guru yang mengajar. Shania bisa melihat teman-temannya yang tertawa lepas. Sungguh ia merasa iri.

Walaupun saat ini Shania juga mengenakan pakaian olahraga, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya duduk termenung di sini sendirian. Ini semua karena keadaan dirinya yang mengharuskan Shania seperti ini. Namun gadis itu sudah terbiasa sejak dulu.

“Membosankan” dengusnya.

“Daripada gue cuma diem nggak jelas gini mending gue jalan-jalan aja. Ide Bagus!” Shania pun bangkit dari duduknya.

Kaki Shania melangkah menyusuri koridor sekolah yang sepi. Pantas saja sepi, ini kan belum jam istirahat. Gadis itu berjalan sambil bersenandung ria. Entah lagu apa yang sedang dinyanyikannya. Tiba-tiba dari kejauhan Shania melihat Bara yang tengah berdiri sendirian, sedang apa anak itu? Tentu saja Shania menghampirinya.

“Bara!” panggil Shania.

Bara menoleh, melihat Shania yang tiba-tiba muncul entah darimana. “Ngapain lo keluyuran disini?”

“Pengen aja. Habisnya bosen sih,” kata Shania.

“Jangan ngelakuin hal-hal konyol. Jangan sampe ngerepotin orang lain termasuk gue.” tegas Bara.

Shania tersenyum, ‘gue tahu lo perhatian, Bara.’

“Iya-iya gue nggak-…”

“Bara!” kalimat Shania terpotong karena teriakan seorang perempuan.

“Lo di sini ternyata. Gue cariin juga.” cewek itu langsung bergelayutan di lengan Bara. Siapa lagi kalau bukan Renata. Tapi anehnya kali ini Bara malah membiarkan Renata menyentuhnya. Biasanya kan... Ahh ya gitu lah. Beruntung sekali Renata hari ini.

“Dia siapa?” tanya Renata.

“Shania. Murid baru kelas sebelah,” jawab Bara.

“Tunggu, Shania? jadi dia tunangan lo?” Bara mengangguk.

‘Ternyata dia yang namanya Renata? Kenapa dia bisa tahu kalo gue tunangannya? Apa Bara yang cerita?’ batin Shania.

“Bara pergi yuk! Ngapain kita sama cewek nggak jelas ini.” ajak Renata.

‘Apa katanya? Gue nggak jelas? Lo kalik yang gak jelas. Udah tahu gue tunangannya, masih aja kecentilan.’ Umpat Shania dalam hati.

Bara dan Renata pun memutuskan untuk pergi. Mereka berjalan melewati Shania, tak lupa juga Renata yang menyenggol bahu kanan Shania hingga gadis itu terhuyung ke belakang. Shania mengepalkan tangannya. “Bara keterlaluan!”

“Sabar Shania, sabarr..” ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Demi menghilangkan rasa kesalnya. Shania kembali melanjutkan acara keliling-kelilingnya. Sekolah ini begitu luas sekali dan fasilitasnya pun lengkap. Ada kolam renangnya juga. Ngomong-ngomong tentang kolam renang, kebetulan sekali dia sedang melewati gedung tempat kolam renang.

“Gue jadi pengen main air. Coba masuk aja deh,” putus Shania.

Shania membuka pintunya, lalu ia melihat ke sekitar dan ternyata kosong. Tidak ada sipapun disini. Shania tersenyum senang. Ia mendekat ke tepian kolam renang dan berjongkok disana. Salah satu tangannya dimasukkan ke dalam air. Menyenangkan juga.

Namun ada kejadian tak terduga. Tiba-tiba saja mucul seorang cowok dari dalam air. Cowok itu menggunakan baju renang, tapi hanya celananya saja tanpa atasan. Tentu saja Shania terkejut melihatnya. Ini adalah kali pertamanya dia melihat tubuh seorang cowok yang kotak-kotak seperti itu secara live. Omg, biasanya dia hanya melihatnya melalui drama korea yang ia tonton.

Bahagia & Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang