DUA PULUH DUA

4.8K 229 6
                                    

Happy Reading
____________________________

Sudah dua minggu sejak Arkan dekat dengan Shania. Sepertinya cowok itu berhasil menggantikan posisi Bara di hati Shania. Banyak murid SMA Nusa Indah yang mencibir tentang kedekatan mereka. Bahkan sebagian siswi yang tergila-gila dengan Bara menghujat Shania karena mereka menganggap kalau Shania telah mengkhianati pangeran mereka.

Shania tidak peduli dengan pikiran buruk orang lain yang ditujukan padanya. Karena ia tidak bersalah. Lama kelamaan, Shania jadi semakin yakin bahwa dia memang menyukai Arkan. Sama halnya dengan Arkan yang juga sudah menyukai Shania sejak lama. Bertemu di luar kegiatan sekolah menjadi kebiasaan mereka. Keduanya semakin dekat dan saling memahami satu sama lain.

Kenapa tidak pacaran saja? Ya, Itu adalah pertanyaan yang selalu Arkan dapatkan jika ia berada di rumah. Semua keluarganya tahu bahwa Arkan dekat dengan Shania.

Arkan senantiasa bersabar, menunggu Shania untuk membahas lebih lanjut lagi mengenai hubungan mereka. Di sisi lain cowok itu juga ingin memberi Shania jeda, mungkin gadis itu masih trauma untuk memulai suatu hubungan lagi.

Sedangkan Shania, dia memang menyukai Arkan. Bahkan dia kerap berkonsultasi dengan teman-temannya yaitu Abel dan Rega. Shania tidak bermaksud untuk menggantungkan perasaan Arkan, dia bersikap begitu hanya karena tidak ingin terburu-buru saja.

"Ar, cepetan!" Shania mengibas-ngibaskan tangannya.

"Iya-iya." Arkan berlari ke arah Shania.

Malam ini, Arkan dan Shania sedang berada di taman kota untuk melihat festival kembang api. Langit yang gelap jadi terlihat cantik karena percikan kembang api  warna-warni yang menghiasi di atas sana. Sungguh ini akan menjadi malam terindah di hidup Shania.

Arkan berhasil menempatkan dirinya disamping Shania seraya ngos-ngosan. Gadis itu pun memicingkan matanya. "Dari mana aja sih? Udah mulai dari tadi juga!"

"Iya-iya, maaf."

Shania tidak menghiraukan Arkan. Ia pun kembali mendongak memandangi langit yang penuh dengan kembang api. Sesekali bibirnya itu melengkung membentuk senyuman.

"Shania," panggil Arkan.

"Apa?" jawabnya tanpa menoleh.

"Selamat ulang tahun..."

Arkan menyodorkan sebuah kotak kecil berpita merah yang baru saja ia ambil dari mobilnya tadi. Itulah penyebabnya kenapa dia sampai harus berlarian seperti tadi.

Sontak Shania langsung menoleh pada Arkan saat ia mendengar kata ulang tahun dari mulut Arkan. Cowok itu tahu tanggal ulang tahunnya?

"Kok lo bisa tahu kalo hari ini gue ulang tahun?"

"Rahasia. Nih, kado dari gue.."

Shania menerima kotak kecil pemberian Arkan sambil tersenyum lebar. Suara kembang api sangat mendukung Arkan untuk memberikan kejutan pada Shania. Tidak salah ia mengajak Shania datang ke sini.

"Gue bukak ya?" ucapnya meminta persetujuan. Arkan mengangguk.

"Gelang...?" Shania mengeluarkan benda itu dari dalam kotak.

Arkan memberikan Shania gelang sebagai hadiah. Pada gelang itu terdapat rangkaian beberapa huruf yang membentuk kata 'Shania'.

"Hadiah ini mungkin nggak seberapa, tapi gelang itu gue yang bikin sendiri spesial pake hati. Gue harap setiap lo pake gelang itu, lo bakal selalu inget sama gue," ujarnya begitu romantis.

Pipi Shania bersemu merah. Ia tidak sanggup berkata-kata lagi.

Bip Bip Bip

Bahagia & Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang