Happy Reading
____________________________"ARGHH!!!" Bara berteriak sekencang-kencangnya.
Cowok itu kembali menendangi bangku taman sebagai bentuk pelampiasan kemarahannya. Malam ini dia benar-benar kacau. Sangat kacau.
"Kenapa harus kayak gini?! Kenapa?!!" ia berteriak lagi. Untung saja keadaan taman sedang sepi.
"Maafin gue. Lagi-lagi gue harus bersikap kasar sama lo. Gue bener-bener muak sama semuanya!"
"Ini yang terbaik buat lo. Gue nggak mau liat keluarga lo dimanfaatin terus sama bokap gue!!"
"Ini semua gara-gara Papa!!"
"AAAAARGHH!!!"
Semua kekesalan Bara berhasil terlampiaskan.
"Bara!" panggil Shania.
Akhirnya gadis itu berhasil menemukan keberadaan Bara di taman yang tidak jauh dari restoran. Ini semua berkat ia mendengar suara teriakan cowok itu. Shania tidak menyangka Bara akan seperti ini. Ini pertama kalinya Shania melihat Bara se-murka ini.
"Stop, Bara! Kaki lo bisa sakit!"
"Apa peduli lo, hahh??!" sentaknya menoleh pada Shania.
"Oke, oke.. gue ngerti gimana perasaan lo. Tapi lo harus tenang Bara..." Shania berjalan mendekat.
"Hahh.. lo ngerti apa?"
"Gue ngerti lo belum siap buat nikah. Gue paham itu, kita bisa bicaraiin ini. Bahkan kita bisa menikah saat kita udah kerja nanti. Nggak harus sekarang."
"Jadi lo pikir hubungan kita bakal bertahan selama itu?"
"Maksudnya?"
Shania melihat Bara yang tersenyum miring ke arahnya. Gadis itu dapat melihat sisi lain Bara, cowok itu seperti kembali menjadi Bara yang dulu. Yang selalu memaki dan membentaknya.
"Lo ngomong apa?" tanya Shania.
Bara menyeringai. "Kita putus."
"Pu.. putus?"
Cowok itu mengangguk. "Lo tahu arti kata putus kan?"
"Tapi kenapa? Lo udah janji bakal berubah, Bara."
Cowok itu tiba-tiba tertawa. "Ternyata lo sebego itu ya. Asal lo tahu Shania, itu semua palsu! Semua yang gue ucapin ke lo, sikap baik gue ke lo, itu palsu!! SEMUANYA PALSU!!"
Deg.
Shania terdiam. Hatinya menclos mendengar seluruh pengakuan Bara. Air matanya kembali mengalir.
"Lo tahu Arkan sahabat gue kan? Gue rasa lo cukup dekat sama dia. Gue nggak mau hubungan kita keganggu sampai urusan bisnis bokap gue selesai. Dan saat itu lo malah mutusin pertunangan kita, gue cuma berusaha ngambil hati lo lagi. Tapi bodohnya, lo malah ngasih gue kesempatan lagi!" Bara masih tertawa.
Tangan Shania mengepal. "Lo keterlaluan!"
"Stt.." Bara mengangkat jari telunjuknya. "Jangan komentar dulu, gue belum selesai ngomong."
Bara berjalan mendekat pada Shania. "Arkan... suka sama lo." bisiknya di samping telinga Shania.
Shania menutup telinganya, lalu berteriak. "Nggak! Nggak Bara! Arkan nggak suka sama gue! Lo yang terlalu berlebihan!"
"Terserah kalo lo nggak percaya.."
Perasaan Shania terlalu kacau untuk memikirkan hal itu. Ia menyesal sekali sudah mempercayai Bara. Kini ia terjatuh lagi di lubang yang sama. Penyesalan memang selalu berada di akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia & Luka (END)
Novela JuvenilHARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA! [Siapin tissue sebelum baca!] "Denger Shania, gue nggak pernah mengharapkan pertunangan ini. Ngerti?!" ucap Bara dengan penuh penekanan. Shania adalah sosok gadis cantik dengan hati lembut yang penuh kesabaran. Tetapi...