Hembusan nafas lelah terdengar, Adelia menyeka keringatnya.
"Charla aku sudah capek sekarang gantian kau yang mengepel ini" memberikan alat pel pada Charla.
"Aku tak peduli" ucap Charla dan berlalu pergi.
"Dasar...jika saja aku berani denganmu sudah ku balas kau, akan ku sumpal mulutmu itu dengan kaos kaki Joy yang dua bulan sekali di cuci, tapi sayang itu hanya khayalan ku" lirih Adelia.
Di jam pulang Adelia dan Charla memang bertugas piket, bisa dilihat yang bekerja membersihkan semua adalah Adelia, ingin membatah Charla? siap-siap saja gundukan tanah siap menantinya.
Seorang gadis berdiri ditepi trotoar untuk menunggu jemputan. Tak berselang lama sebuah mobil mewah mengkilap berwarna hitam metalik berhenti tepat di depan sang gadis, seseorang yang berada di dalam mobil membunyikan klakson untuk menyadarkan seorang gadis dari lamunannya, gadis tersebut adalah Rain.
Tin
Tin
TinSetelah bunyi klakson ketiga Rain sadar dari lamunannya bahwa kakaknya Justin sudah menunggunya, tak butuh waktu lama Rain memasuki mobil dan menyapa sang kakak.
Di dalam mobil hanya terjadi keheningan karena yang dilakukan Rain sekarang menatap jendela samping mobil dengan melamun sedangkan Justin fokus untuk menyetir, dirasa ada yang janggal Justin menolehkan kepalanya dan melihat adiknya yang melamun.
Usapan lembut pada rambut panjang Rain berhasil mengalihkannya dari lamunan dan menoleh pada si pelaku.
"Ada apa princess, apa yang kau pikirkan" nada lembut terdengar dari Justin.
"Tidak ada hanya kecapekan, mungkin" jawab Rain di iringi senyuman kecil yang dibalas dengan anggukan dari Justin, dirinya tahu jika Rain tidak baik-baik saja ada sesuatu yang di tutupi oleh Rain, ia harus menceritakan kepada kak Dominic nantinya.
Mobil yang dikendarai oleh Justin telah sampai di pelataran mansion, Justin turun terlebih dahulu dan berlari ke pintu penumpang untuk membukakan pintu untuk Rain, Rain pun keluar dari mobil dan pandangannya tak sengaja jatuh pada sebuah mobil yang ada di depannya ia sangat mengenal mobil tersebut. Rain yang tak sabar berlari memasuki mansion dan meninggalkan Justin yang menatap Rain bingung.
Setelah Rain memasuki mansion, Rain melihat ayah, mama dan twins berada di ruang tamu dan semua berkumpul, setelah mengatur nafasnya Rain menghampiri mereka, mereka yang sadar akan kedatangan Rain menatap Rain dengan senyuman.
"Ini dia princess yang kalian tunggu" ucap Smith.
"Ayah, mama, twins Rain rindu kalian" Rain berlari dan menerjang tubuh sang ayah.
"Apa kabar cantik?" ucap sang ayah sambil mengelus punggung mungil putrinya.
"Baik ayah" ucap Rain masih dalam pelukan sang ayah.
"Mama nggak dipeluk nih, apalagi twins udah ileran tau" ucap sang mama yang memakai bahasa Indonesia, yang hanya di mengerti oleh ayah, mama, twins, Rain dan mommy tentunya.
"Ahhhh kangen mama juga apalagi si kembar yang usil" memeluk sang mama dan twins secara bersamaan.
"Duduk sini Rain" ucap daddy menepuk sofa di sebelahnya.
Justin yang baru memasuki mansion pun kaget ternyata ada tamu yang tak lain sahabat ayahnya yang membesarkan Rain. Justin menyalami mereka dan ikut bergabung dengan mereka.
"Kami kesini untuk berpamitan kepada kalian terutama Rain" ucap Andry.
"Pamit, mau kemana?" tanya Rain yang tak sabaran.
"Kita akan pindah ke Indonesia, kau tahukah nenek di sana sudah tidak ada yang menjaga" ucap pelan-pelan Lyan.
"Tap...tapi kenapa mendadak seperti ini?" perubahan raut wajah Rain menandakan bahwa kesedihannya kini bertambah.
"Kak Rain bisa ke sana jika liburan" ucap Sely.
"Kak Rain tidak usah khawatir, kita akan menunggu kakak di sana" ucap Sela.
"Satu jam lagi keberangkatan pesawat kami, jadi kami tak bisa berlama-lama" ucap Andry.
"Biarkan kita mengantarmu dan keluarga ke bandara" ucap Andrew yang di angguki oleh Rain jujur saja Rain belum siap berpisah dengan mereka, tapi bagaimana lagi?
Rombongan keluarga Smith dan Santoso telah sampai di bandara, tak luput dari perhatian banyak orang sekitar karena terlihat mencolok bagi mereka.
"Twins jaga mama ya! jangan nakal awas saja ya kalau kalian berbuat ulah, jika kakak ke Indonesia akan kakak jewer satu-satu telinga kalian, mengerti?" ucap Rain yang masih memeluk twins yang sesenggukan.
"Ihhh kakak masak jauh-jauh ke Indonesia buat jewer kita doang" ucap Sela dengan logat bahasa Indonesia nya, mendapat jitakan dari Sely, momen ini yang akan membuat Rain merasa rindu mereka.
"Jaga diri baik-baik ya" ucap Andry dan Lyan bersamaan dan memeluk Rain dengan erat.
Kini Andry beralih kepada sahabatnya Andrew.
"Jaga Rain untukku" ucap Andry memeluk Andrew ala laki-laki.
"Pasti, dia putriku apapun akan ku lakukan untuknya" ucap Andrew matanya mengarah pada Rain yang masih berpelukan dengan twins.
Sekarang giliran Justin menghampiri Andry.
"Uncle, aku sebagai kakaknya Rain sangat-sangat berterima kasih kepadamu, karena mu aku dapat bertemu dan berkumpul dengan adikku lagi, bagaimana cara berterima kasih lagi padamu, karena rasa terima kasih pun masih tak cukup, kau sudah merawat adikku seperti putri kandungmu sendiri" ini adalah kata terpanjang yang telah Justin ucapkan.
Senyuman tulus Andry mengembang begitu saja.
"Cukup jaga dia, jangan sakiti dia, karena Rain mudah sekali tersentuh hatinya, buat dia bahagia sampai ia lupa akan semua kesedihannya hanya itu pintaku mungkin terlihat mudah, tetapi tak semua orang dapat melakukan nya nak, kuharap kau dapat memenuhi permintaanku" ucap Andry.
"Aku akan membuat Rain bahagia pasti uncle" ucap sungguh-sungguh Justin dibalas anggukan Andry.
"Laki-laki yang dipegang adalah janjinya" diangguki oleh Justin.
Tak terasa suara pemberitahuan pun terdengar bahwa pesawat yang akan mereka tumpangi segera take off dan mereka melakukan salam perpisahan tak terasa bulir-bulir air mata Rain berjatuhan, ia akan berjauhan dengan ayah, mama dan adik-adiknya, batinnya.
#DI LARANG PLAGIAT
#SALAM KENAL
#RAIN QUEENSYA S.
#N O V E S A M D
#24/01/2020
#11:45 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionSinopsis : Seorang gadis cantik duduk termenung di sebuah ayunan bawah pohon helaan nafas keluar sehingga menimbulkan kepulan asap. "Bagaimana rasanya mempunyai seorang kakak, pasti menyenangkan" lirihnya. Hawa dingin tak dihiraukan nya karna...