Accidental Meeting

1.6K 66 21
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Sebelumnya gua udah peringatkan diawal
Bagi :
Homopobik
Anti-LGBT
Anti-Gay
Silahkan untuk tidak mampir dan mengikuti

WARNING!!
Di cerita ini mungkin akan mengandung unsur kekerasan, seksual, perkataan kasar, gambar tidak senonoh dan sebagainya.

Untuk para pembaca di mohon kebijakan dalam membaca dan pemikiran yang dewasa.

Terimakasih

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Fluke.. Bisakah kau tidak mengacau?" teriak 'Mae'

Note : 'Mae' sebutan untuk seorang ibu dalam bahasa Thailand.

Fluke menggaruk kepala kebingungan, ia hanya berniat membantu Mae-nya. Bukan untuk mengacau seperti ini.

"Sudah berapa piring yang kau pecahkan di rumah ini hah?" tanya Mae

Fluke menunduk dan membersihkan pecahan piring. Lalu membuangnya ke tempat sampah, Fluke tersenyum konyol. Ia berusaha membuat Mae nya tidak memarahi dirinya.

"Maaf Mae! Fluke hanya berniat membantumu" ujar Fluke

Mae menggeleng cepat melihat tingkah laku anak pertamanya. Fluke anak pertama dalam keluarga itu, tapi sifatnya seperti anak kecil.

"Sudah! Lebih baik kau bersihkan sayuran yang ada di meja, biar Mae yang melanjutkan!" Mae hanya menghela nafas berat dan menyuruh Fluke untuk menjauh dari wastafel.

Fluke hanya bisa mengangguk menuruti perintah Mae-nya, ia tidak bisa menolak saat Mae-nya sudah memerintah. Fluke berjalan ke meja dapur dan membersihkan sayuran.

"Mae" panggil Fluke, tangannya mulai membersihkan sayuran

"Apa?"

"Bisakah aku ikut kelas memasak Mae?"

Mae menaruh piring terakhir di rak dan mengelap tangannya hingga kering. Fluke masih menunggu jawaban dari Mae-nya dan berbalik arah dengan tiba-tiba.

"Mae.. Kau mendengarku bukan?" rengek Fluke

"Aku mendengar, tapi sengaja tidak menjawab" goda Mae

"Oh Mae.." Fluke mulai merengek pada Mae-nya dan bersifat manja

"Mae, izinkan Fluke ya! Fluke sangat ingin ikut kelas memasak itu" Fluke menggoyang-goyangkan tangan Mae-nya

Mae-nya berbalik menatap Fluke, Fluke balas menatap dengan wajah memelas.

"Bisakah kau tidak menunjukkan wajah itu pada Mae?"

"Mae.. Fluke mau ikut ya?"

Fluke masih merengek, wajahnya berubah memerah. Fluke memang sangat manja pada Mae-nya.

"Ayolah Mae! Ya ya?"

"Nanti Mae pikirkan, kau kan sudah pintar memasak. Buat apa ikut kelas memasak? Mae bisa ajarkan kau membuat makanan enak!" ujar Mae

When Love Chooses the Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang