Moment

620 35 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebelumnya gua udah peringatkan diawal
Bagi :
Homopobik
Anti-LGBT
Anti-Gay
Silahkan untuk tidak mampir dan mengikuti

WARNING!!
Di cerita ini mungkin akan mengandung unsur kekerasan, seksual, perkataan kasar, gambar tidak senonoh dan sebagainya.

Untuk para pembaca di mohon kebijakan dalam membaca dan pemikiran yang dewasa.

Terimakasih

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Ergh Saint!" ujar Perth ragu

"Ada apa?" tanya Saint

"Ak-ku ergh tadi pagi.. Meminta nomormu dari Plan" jawab Perth

Saint tertawa kecil, "Oh aku kira ada apa"

"Kenapa kau malah tertawa?"

"Kau lucu! Aku melihat ekspresimu tadi!"

"Saint!"

"Sepertinya aku belum tau namamu!"

"Oh iya aku lupa!" ujar Perth sambil menepuk jidatnya pelan

"Aku Perth" tambah Perth

"Oh senang berkenalan denganmu!"

"Iya!"

Seperti biasa Saint selalu bisa memikat hati orang lain dengan senyuman yang ia miliki. Saint ramah kepada semua orang meski ia baru saja mengenalnya. Tak heran seorang Mean khawatir tentang Saint.

"Bisakah jika aku nanti mengirim pesan?" tanya Perth

Saint terkekeh, "Kau tidak perlu kaku, santai saja! Jika kau ingin mengirim pesan, aku tidak masalah" balas Saint

"Oh ok ok baiklah!"

Perth mencoba santai dan tidak canggung saat bersama Saint. Entah kenapa Saint membuatnya begitu gugup dengan mudahnya. Padahal Perth selalu bersikap dingin dan tidak bersahabat dengan orang lain.

Saint mengambil ponselnya yang daritadi bergetar, dan menatap layar ponselnya. Dahinya langsung berkerut karena pesan yang ia terima. Surai wajahnya berubah jadi suram.

"Ada apa?" tanya Perth

"Po-ku!" jawab Saint

"Ada apa dengan Po-mu?"

Saint melengkungkan bibirnya, "Po-ku tidak akan pulang lagi!"

"Maksudmu?"

"Po-ku bekerja di luar negeri!"

"Oh!"

Perth mengangguk dan melihat Saint yang mulai menunduk. Saint menyimpan ponselnya dan menghela nafas panjang.

"Aku selalu bosan jika sendirian dirumah!" celetuk Saint

Nada bicara makin menurun, menandakan moodnya mulai tidak baik.

"Kenapa?" tanya Perth

"Aku dan Po tinggal dirumah yang besar, saat Po tidak ada aku selalu kesepian dirumah!" jawab Saint

"Lalu jika kau kesepian?"

"Aku akan pergi, mengajak siapapun yang bisa ku ajak! Tapi.. Sejauh ini selalu Mean yang menemaniku!"

"Cowok sialan itu?" geram Perth

"Dia baik! Dia selalu mau jika ku ajak pergi. Dia tidak pernah menolaknya"

When Love Chooses the Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang