Donghyun tak pernah pacaran sebelumnya. Hari ini, seorang kakak kelas yang ia kagumi memberinya sebuah kecupan di bibir. Donghyun panik saat itu. Kakak kelas itu terkikik karena reaksi Donghyun yang berlebihan. Dia lalu bilang kalau ciuman itu cuma ciuman biasa karena Donghyun sangat imut.
Siapa saja akan memperlakukan Donghyun seperti anak kecil. Mulai dari mencubit pipi, memegang tangan saat berjalan, menyuapi makanan, dan yang lainnya, termasuk menciumnya. Berurusan dengan Donghyun, sama dengan disuguhkan dengan adik bayi yang manis.
Donghyun tidak munafik. Dia memang tak suka diperlakukan seperti itu. Dia juga ingin diperlakukan seperti Bomin. Walaupun Bomin lebih muda darinya satu tahun, Bomin selalu diperlakukan seperti murid SMP biasa. Sering dimanja, sih, tapi ia masih diperlakukan sesuai umurnya. Membuat Donghyun iri.
Donghyun hendak mengadu kepada Kak Daeyeol kalau Kak Sungyoon menciumnya. Tapi di tengah perjalanan, ia melihat Joochan yang sedang memakan sandwich diam-diam. Ini masih di sekolah dan sekarang waktu istirahat, mengapa harus diam-diam? Donghyun berbalik. Namun, ide-ide jahil melintas di otaknya. Ia mengendap-endap, hendak mengagetkan Joochan. Tapi sayang, anak itu sudah menyadari duluan sebelum Donghyun sempat mengagetkan.
"Apa lagi, sih, hyun?" Dia bertanya.
Donghyun sempat mem-pout-kan bibirnya. Namun sekarang ia melipat tangannya.
"Kenapa kau makan sembunyi-sembunyi, huh?" tanya Donghyun ketus.
Joochan hanya memasang wajah tak suka sebagai balasan. Ia sudah terciduk memakan sandwich milik Kak Sungyoon.
Sebenarnya, tadi Kak Sungyoon menanyakan Donghyun pasal sandwich itu. Tentu Donghyun tak tau-menau soal sandwich, jadi dia hanya mengelak.
"Kenapa hyung malah menuduhku!" bantah Donghyun.
"Aku meletakkannya di atas meja makan, dan ada yang menukarkan sandwich isi daging dengan sandwich keju," jelas Kak Sungyoon.
"Aku tak tau, hyung!" bantah Donghyun lagi.
Kak Sungyoon tersenyum jahil dan terus menggoda Donghyun. Donghyun adalah sasaran empuk untuk digoda. Bak anak kecil yang akan menangis jika kita ambil permennya. Seperti sekarang ini. Wajah Donghyun sudah sangat memerah dan bahkan air matanya hampir jatuh karena ulah Kak Sungyoon yang padahal hanya bercanda.
Donghyun selalu menanganggapi serius apa saja. Dia juga akan marah atas kejahilan apa saja. Ia sekarang menahan tangisnya dan terus membela diri.
"Bukan aku, hyung," rengek anak itu.
Kak Sungyoon tak kuat akan keimutan anak kelas 2 SMP itu. Kak Sungyoon mencubit pipi anak itu, mengatakan, "Ututu~ Jangan menangis Donghyunnie-ku sayang," sambil memaju-majukan bibirnya.
"Bukan Donghyun kok yang salah. Donghyunnie jangan menangis, yah?"
Kak Sungyoon terus-terusan merujuk Donghyun agar tak menangis. Sampai akhirnya ia sangat gemas dan berakhir mengecup bibir mungil itu.
Donghyun melipat tangannya, marah, kepada si pelaku penukar sandwich yang sebenarnya itu. Donghyun menceritakan apa yang terjadi tadi, namun Joochan malah tertawa. Bukannya merasa bersalah. Membuat Donghyun marah, Joochan mendapat sentilan di dahi oleh Donghyun.
"Aku tidak mau tau. Kau harus mengembalikan sandwich-nya kepada Sungyoon-hyung."
"Tapi aku tau mau yang keju."
"Lalu kenapa beli yang keju?!"
Joochan menghela nafas. Karena ia tau kalau berdebat dengan Donghyun itu, tak akan berujung. Ada saja bantahan anak bersuarai abu-abu itu. Seperti baru dituangkan kosakata baru di kamusnya.
"Baiklah. Aku mengerti," putus Joochan.
Ia menutup kembali kotak bekal itu setelah memasukkan sandwich yang belum sempat dimakan.
Tapi sebelum itu, Joochan masih sempat mencuri kecupan di bibir Donghyun. Membuat anak itu mengamuk. Joochan berlari secepat kilat sembari tertawa di sepanjang jalan. Donghyun yang melihatnya hanya menggeleng kepala.