Sebenarnya, sifat Donghyun dan tampang Donghyun itu tak kontras. Tampang Donghyun yang imut bagaikan anak kecil, ditambah tubuhnya yang kurus dan pendek, ia sudah seperti maknae di flat mereka. Sementara itu, ia memiliki sifat yang suka marah dan mengatur anak-anak di flat mereka. Bak seorang ibu yang menjaga anaknya agar selalu disiplin.
Flat besar mereka memuat 10 anak di sana. Mereka adalah Kak Daeyeol, Kak Sungyoon, Kak Jangjun, Kak Youngtaek, Kak Seungmin, Jaehyun, Jibeom, Donghyun, Joochan dan Bomin. Untung mereka membeli flat dengan lima buah kamar tidur. Dua orang berbagi ruangan yang sama. Sepuluh orang untuk lima ruangan. Adil bukan?
***
Malam hari di hari minggu. Donghyun menyembulkan kepalanya di pintu kamarnya. Dia berbagi kamar dengan Jaehyun. Ia melihat keluar. Apa yang ingin ia lakukan?
Merasa tak ada seorang pun, ia langsung mengendap-endap keluar. Baru melangkah beberapa langkah, musuh bebuyutannya datang.
"Loh, ngapain?"
Joochan. Dia melihat Donghyun yang menggenggam erat sebuah buku tebal.
"Apa itu?" Joochan bertanya. Bukan karena kepo, melainkan iseng.
"Bukan apa-apa," elak Donghyun. Anak itu menyembunyikan buku itu di balik tubuhnya.
Joochan tentu saja tak akan mudah percaya. Ia makin menggoda Donghyun.
"Ayolah, hyun. Apa kau kira aku tak tau kalau kau kemarin diberi Bomin hadiah?"
Donghyun terkejut. Wajahnya memerah. Bagaimana Joochan tau?
Donghyun tak ingin membalas Joochan, yang ada malah makin berisik nantinya. Jadi, dia mengabaikan Joochan dan berjalan melewati si rambut pink itu.
"Ehem.. apakah Cinderella ini akan membalas hadiah dari si Pangeran?" canda Joochan.
Lagi-lagi, setiap bertemu, Joochan selalu membuat Donghyun naik darah. Donghyun membalikkann tubuhnya, memberi Joochan tatapan marah.
"Kau ingin aku lempar dengan buku ini?!" teriak Donghyun.
Joochan pun lari dengan kegirangan karena sudah membuat si rambut abu-abu itu marah, lagi. Padahal tadi pagi dia sudah membuat Donghyun marah.
Pagi tadi, Joochan hendak ke kamar mandi, tapi ia melihat dua orang di ruang tamu. Ia lalu mengintip mereka berdua, yang ternyata adalah Kak Sungyoon dan Donghyun. Mereka sedang membaca buku bersama.
Donghyun sebelumnya tak tertarik untuk membaca ensiklopedia yang membosankan itu. Mungkin karena Kak Sungyoon yang sudah janji akan mengajari Donghyun biologi.
"Oh, ternyata ini maksudnya," pikir Joochan.
Alih-alih membaca ensiklopedia, Kak Sungyoon malah mencubit pipi Donghyun. Entah apa yang mereka bincangkan, Joochan hanya melihat mereka dari kejauhan.
Terlihat kalau Donghyun sedang memarahi Kak Sungyoon. Suara teriakan yang sangat nyaring, sampai Joochan yang mengintip dari jauh saja terdengar. Jadi, Donghyun itu marah karena Kak Sungyoon tidak serius mengajari tapi malah menggoda Donghyun karena sudah menerima hadiah dari Bomin kemarin malam. Joochan tak tau akan hal itu. Ia jadi semakin tertarik mendengarkan dengan menajamkan pendengarannya.
Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya? Yup, Kak Sungyoon lagi-lagi mengecupi bibir Donghyun. Joochan pun terkejut dan berlari menahan tawanya. Tumbennya, Donghyun tak marah-marah seperti biasa. Dia hanya ngambek lalu pergi meninggalkan Kak Sungyoon yang meminta maaf sambil terkikik.
Donghyun pergi ke kamarnya dan melihat Joochan berdiri di depan pintu.
"Apa yang kau mau?" tanya Donghyun dengan malas.
Joochan tersenyum sumringan.
"Wah, wah, wah. Lihat siapa yang pura-pura marah padahal senang dicium oleh Sungyoon-hyung. Hmm?" goda si rambut pink.
Wajah Donghyun memerah. Bukan karena malu, tapi marah.
"Memangnya kenapa? Kau cemburu? Dengar, yah, Sungyoon-hyung menciumku karena aku imut. Tidak seperti kau yang jelek." Donghyun menghujat Joochan, tetapi si rambut pink itu tak marah malah memancing emosi si mungil itu.
"Iya, kau benar. Ciuman seperti itu kan, hanya untuk anak kecil sepertimu."
Donghyun mengepalkan tangannya kuat.
"Anak kecil?! Hei, aku bahkan lebih tua darimu!" marahnya. Lalu Donghyun mendorong Joochan dari pintu kamarnya. Ia memasuki kamarnya, namun sang roommate tak ada di sana.
Itulah yang terjadi tadi..
Sungguh, Donghyun kesal dengan Joochan yang masih terus membuatnya marah. Padahal ini sudah malam, tapi si bodoh itu masih saja membuat emosinya naik. Lupakan itu, yang lebih penting adalah, Donghyun yang bingung kenapa ia terus diberi kecupan oleh teman-temannya. Apa karena dia mengganti liptint-nya, yah? Mungkinkah warna baru ini membuat bibirnya kelihatan lebih manis? Mungkin.
Donghyun mengeratkan genggaman tangan mungilnya pada buku besar itu. Ia berada di kamarnya, memangku buku tebal itu. Sebenarnya, ia tadi minta diajari Kak Sungyoon lagi, karena itu dia membawa ensiklopedia itu. Juga, buku itu bukan untuk Bomin.
Donghyun menghela nafasnya. Ia memikirkan betapa aneh dirinya yang sebenarnya masih ingin dikecup Kak Sungyoon lagi, bukannya minta diajari biologi.