"Jawab aku! Apa yang kau lakukan kepada Donghyun?" ulang Jibeom untuk pertanyaannya tadi.
Joochan memutar bola matanya.
"Ayolah, Beom. Lagian aku tidak membuatnya menangis."
Jibeom menepuk jidatnya. Jawaban santai dari Joochan tidak membantunya menghilangkan kekhawatirannya.
"Chan.. aku tau kau hanya menjahili Donghyun saja. Tapi jika kau menyakitinya aku tidak ambil diam."
Giliran Joochan yang melipat tangannya.
"Aku kan cuma bercanda. Lalu, bukan aku yang membuat Donghyun sakit. Orang itu bisa sakit karena virus, bukan aku, Beom."
Jibeom menghela nafas. Bukan masalah itu yang ingin dibahasnya dengan Joochan. Jibeom berdiam, menyelesaikan pertikaian mereka. Ia menarik selimut dan berbaring pada ranjang susun atas, dan Joochan juga melakukan hal yang sama di ranjang susun bawah.
Sepertinya pertengkaran ini akan berakhir sangat lama. Buktinya, tadi pagi. Semua penghuni sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Semuanya. Kecuali Donghyun, dia sedang sakit. Jibeom melirik ke arah kursi sampingnya yang biasanya diduduki Donghyun itu, kosong. Ia lalu melirik ke arah Joochan yang langsung membalas menatapnya. Keduanya memberi tatapan tak suka.
Saat semua sudah berangkat ke sekolah, Donghyun malah terbangun. Dia beranjak dari kasur, menuju kamar mandi dan mencuci muka. Setelah itu, ia pergi menuju ruang tengah. Tak ada seorang pun, meja makan telah kosong. Ia lalu memutuskan untuk istirahat saja ke kamarnya.
Donghyun duduk termenung seperti orang bego di meja belajarnya. Memikirkan hal yang ingin dilakukannya. Namun, nihil. Ia tak tau ingin melakukan apa karena tak ada teman. Ia melamun saja, lalu atensinya teralihkan setelah melihat sebuah bungkusan hadiah di atas nakas.
Sebuah paper bag cantik berwarna merah muda dengan pita-pita manis sebagai ornamen. Itu hadiah dari Bomin kemarin lusa. Bomin bilang itu sebagai hadiah Vallentine yang telat satu minggu dua hari. Katanya. Bomin memang pandai melucu. Apa maksudnya dengan itu? Bomin juga bilang kalau dia akan menyerahkan hadiah untuk Vallentine sebelum ulangtahunnya Donghyun. Kalau hadiah itu diserahkan kemarin lusa, berarti besok adalah ulangtahunnya Donghyun.
Ngomong-ngomong, kalo itu hadiah Vallentine, pasti isinya coklat. Sebagaimana Vallentine itu identik dengan coklat. Donghyun rencananya ingin membuka hadiah itu saat ulangtahunnya. Tapi, ia sudah kepo, dan berencana untuk membukanya sekarang.
Setelah dibuka, ternyata benar. Isinya coklat. Juga beberapa cookie dan ada sebuah greeting card.
"Hyung, selamat Vallentine. Maaf telat. Setidaknya aku tidak terlambat hingga April Fool. Nanti hadiahnya jadi awkward. Apalagi di hari Halloween. Kalo telat sampai natal, nanti hadiahnya bukan hadiah Vallentine lagi, donk. Sekali lagi, selamat Vallentine, hyung," bunyi pesan pada greeting card itu.
Donghyun membaca pesan itu sembari tertawa. Berkomat-kamit sekali Bomin ini, pikirnya. Ngomong-ngomong soal Vallentine. Semua orang berbagi hadiah di flat. Kecuali Donghyun dan Joochan.
Donghyun sempat berpikir, bagaimana kalau dia memberi Joochan hadiah, telat seperti Bomin. Tapi tidak. Donghyun terlalu tidak menyukai Joochan. Mana mungkin ia akan memberi hadiah hari kasih sayang untuk orang yang ia tak suka?
Itulah yang ia katakan. Namun tidak dengan apa yang ia lakukan setelah ini.Ia pergi ke supermarket terdekat untuk membeli coklat. Walaupun kepalanya masih sedikit pusing, tapi ia menyempatkan diri untuk membeli Joochan hadiah. Hitung-hitung buat meminta maaf, katanya.
