11. Cemburu

1.9K 328 98
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak♡
Happy Reading!


Chengcheng mengantar Xiaojun setelah keduanya menghabiskan waktu berdua di pasar malam. Xiaojun terlihat bahagia, tidak murung seperti sebelumnya, dan itu membuat Chengcheng merasa senang bukan main. Juga membuat wajah tampannya tak henti menyunggingkan senyum dibibirnya.

Mobil yang dibawa Chengcheng berhenti tepat didepan pagar kediaman orang tua Xiaojun. Xiaojun melihat lampu rumah Hendery atau lebih tepat disebut rumah mereka, masih menyala.

"Terima kasih atas bantuanmu, aku cukup menikmatinya. Dan ah, selamat ulang tahun untukmu, Fan Chengcheng, tadi aku tidak mengucapkannya secara benar. Dan maaf juga, aku tidak membawa apapun sebagai hadiah untukmu." Xiaojun mengatakannya tulus dengan senyuman manisnya.

Chengcheng terkekeh kecil. "Tidak apa, kau datang saja sudah membuatku bahagia." ucap Chengcheng dengan intonasi suara yang semakin melirih di akhir.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Xiaojun sebab ia tak mendengar ucapan Chengcheng.

Chengcheng menggeleng dengan senyum menawannya. "Tidak ada, hanya mengucap terima kasih. Sudah, segera masuk ke rumahmu, sudah larut nanti orang tuamu menghawatirkan anak gadis mereka."

Senyum Xiaojun memudar, digantikan dengan alisnya yang menajam. "Siapa yang kau sebut anak gadis? Kau sudah bosan menatap matahari?"

Chengcheng tertawa lepas, lalu mengusak surai Xiaojun. "Tidak, aku bercanda."

"Kau menyebalkan,"

"dan juga tampan," lanjut Chengcheng.

Xiaojun melepas seatbelt yang melindungi tubuhnya dengan kesal, lalu membuka pintu mobil Chengcheng dan keluar setelah berkata, "Kau, semoga ban mobilmu tidak pecah di tengah jalan."

"Hei, Xiao Dejun! Astaga, doamu benar-benar buruk," teriak Chengcheng tidak terima.

Xiaojun berdiri di depan pagar rumahnya sembari berkacak pinggang. "Kau butuh kata amin dariku untuk segera pergi?"

Chengcheng mencebik, ia menyalakan mesin mobilnya, dan membuka kaca mobilnya sedikit, "Selamat malam, putri kampus," dengan wink diakhir ucapannya.

Xiaojun melepas sepatunya berniat melemparkannya ke arah Chengcheng namun Chengcheng sudah terburu menjalankan mobilnya menjauh dari kediaman Xiaojun. Xiaojun mendengus, kembali memakai sepatunya dan berjalan ke rumah yang berada tepat di hadapan kediaman orang tua Xiaojun.

Ia menghela napas sebentar, setelahnya membuka pagar putih dihadapannya dengan pelan. Motor BMW putih kesayangan Hendery sudah terpakir rapi di  garasi rumah mereka. Dengan perlahan Xiaojun membuka pintu, dan matanya sudah disuguhkan pemandangan Hendery yang hanya mengenakan celana boxer juga T-shirt putih, dan jangan lupa rambutnya yang sedikit basah, sepertinya lelaki itu baru saja selesai mandi.

Lelaki itu menatap Xiaojun tajam, lalu berjalan mendekati Xiaojun. Tidak ada senyum sama sekali, hanya tatapan tidak suka yang ia berikan kepada Xiaojun. Ya, Hendery kesal karena Xiaojun pulang selarut ini, sedari tadi ia khawatir karena tidak bisa menghubungi sahabatnya itu.
"Kenapa kau baru pulang, Dejun?"

Xiaojun mengedikkan bahu, "Aku pergi dengan Chengcheng."

Hendery menatap Xiaojun tanpa ekspresi, entah kenapa ada perasaan tak rela mendengar Xiaojun pergi dengan Fan Chengcheng, Hendery tidak suka.

"Kau marah padaku?" tanya Hendery dengan kedua tangannya yang bertengger di pundak Xiaojun.

Xiaojun mengernyitkan keningnya, berpura-pura, jelas ia marah, kesal, kecewa lebih tepatnya. Hendery lebih memilih mengantar Yiyang daripada menjemput dirinya yang notabene sahabat Hendery.

Friendshit || Henxiao. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang