Bagian 7 : Jodoh emang ngga kemana kan?

1 0 0
                                    


Zaara saat ini duduk anteng di kursi penumpang, disebelahnya ada Aryan yang fokus mengemudi. Rencananya mereka akan pergi ke salah satu café baru yang belum lama ini dibuka, Persona Café namanya. Sebenarnya Aryan malas, banyak tugas osis yang ia bawa pulang dan harus dirinya selesaikan sesegera mungkin, akan tetapi Aryan sudah tidak sanggup lagi mendengar rengekan Zaara untuk pergi ke café tersebut lantaran adik kesayangannya itu mendapat info bahwa tempat tersebut menyediakan banyak varian es krim, sebenarnya tidak hanya es krim, aneka makanan dan minuman juga tersedia disana. Tapi tentu saja, yang menjadi fokus utama Zaara hanya es krimnya. Maka disinilah Aryan, mengemudikan mobilnya di tengah gerimis untuk mengabulkan keinginan sang adik.

30 menit berlalu akhirnya mereka sampai di tujuan. Aryan menggandeng tangan adiknya saat memasuki café dengan salah satu tangan, sementara tangannya yang lain ia gunakan untuk menutupi kepala adiknya dari rintik hujan. Lantunan musik klasik terdengar saat mereka berdua telah memasuki café yang saat itu tidak terlalu ramai, mungkin efek sedang hujan diluar. Setelah menemukan tempat duduk tidak jauh dari pintu masuk, seorang pelayan menghampiri mereka dan memberikan buku menu.

"Pesen satu aja ya dek? Jangan banyak-banyak, cuacanya lagi dingin nanti kamu sakit" kata Aryan membuka percakapan.

Zaara yang sejak tadi tengah berbinar kala melihat macam-macam es krim di buku menu mengangkat wajahnya. "Yah masa cuma satu sih bang? Padahal udah jauh-jauh kesini " Balas Zaara mengerucutkan bibirnya.

"Kan lagi ujan, masa kamu mau makan es krim banyak-banyak?"

"Kalo gitu Zaara pesen satu abang juga pesen satu ya? Nanti Zaara icip-icip dikit punya abang hehe" Kata Zaara nyengir.

Aryan memutar bola matanya "Itu mah akal-akalan kamu aja, nanti ujung-ujungnya kamu yang makan punya abang karna abang ngga suka makanan manis, ya kan? Dasar"

Zaara terkekeh di tempatnya. Haduh ketauan kan.....

Pelayan tadi meninggalkan mereka usai mencatat pesanan keduanya. Aryan mengedarkan pandangannya ke penjuru café, keningnya menyengrit kala mendapati orang yang paling tidak ia harapkan untuk bertemu saat ini, tengah duduk di meja yang terletak di ujung café. Orang itu- Elgio duduk bersama dua temannya disana. Ketiganya saat ini tengah memandang dirinya dan juga Zaara.

"Dari sekian banyak murid Jinhit ngapa gue harus ketemu mereka disini sih? Sial! mana gue lagi sama Zaara lagi" Aryan membatin kesal. Kenapa juga ia tidak sadar sejak awal kalau ada Elgio dan ketiga temannya disana? Memang sih mustahil untuk melihat mereka dari pintu masuk, karna posisi mereka terhalang rak buku yang lumayan besar. Saat mereka berdua telah duduk pun mereka langsung sibuk dengan buku menu.

"Bang!" Aryan memejamkan matanya saat Fazan memanggil dirinya seraya melambaikan tangan. "kenapa pake manggil segala sih?!" batin Aryan lagi. Untuk informasi saja, Fazan juga anggota osis dulu, ingat kalau Aryan merupakan ketua osis selama dua periode? Nah Fazan adalah salah satu staffnya di periode pertama, staff divisi multimedia tepatnya. Itulah mengapa cowok itu bisa dibilang lumayan dekat dengannya.

"Bangsat Fazan! Ngapain pake manggil si ketos segala sih!" – Batin Elgio yang sedari tadi was-was menatap punggung mungil Zaara. Bukan karena apa, ia hanya sedang dalam mode super malas untuk meladeni Zaara yang bisa ia tebak akan banyak tingkah bila tahu dirinya ada disana.

Aryan mengangguk kecil untuk membalas sapaan Fazan, membuat Zaara yang melihat itu buru-buru membalikkan badan penasaran. Matanya berbinar seketika, senyumnya merekah.

-EL ZAARA-

Gadis itu langsung bangkit, niat hati ingin menghampiri pujaan hatinya tengah duduk ganteng di ujung sana. Tapi niat tinggallah niat, tangan pendeknya langsung ditahan oleh Aryan begitu dirinya bangkit. Aryan menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan pada Zaara untuk tidak pergi kemana-mana.

El ZaaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang