Bagian 3 : Kembalinya Ayahanda dan Ibunda

7 0 0
                                    



~ HAPPY READING ~

Bel pulang sekolah memang telah berbunyi sekitar satu menit yang lalu. Dan El yang sedari tadi tidak fokus dengan pelajaran di dalam kelas cepat-cepat membereskan buku-buku nya yang ada di atas mej,. Memasukkan barang-barang tersebut ke dalam ransel hitamnya.

Selesai dengan kegiatannya berbenah, cowok itu langsung bangkit dan bergegas untuk kembali ke rumah. Akan tetapi langkahnya tertahan karena Dave menahan lengannya.

"Lo kenapa? Buru-buru banget. Sakit lo?" tanyanya.

"Ga" balas El seraya menarik lengannya sebelum kemudia kembali melangkah.

Meninggalkan ketiga sahabatnya yang menatap cowok itu dengan dahi terlipat.

"Ttuh anak kenapa sih? dari tadi gue liat ngga fokus banget" ujar Leon

"Gue yang satu bangku aja ngga ngerti. Tuh anak kayanya kesambet Bu Tuti. Liat aja auranya serem-serem semriwing gitu"

Fazan meninju lengan Dave pelan mendengar penuturan sahabatnya. Tapi tak ayal ia terkekeh juga.

"Udahlah, yuk cabut" ajaknya kemudian melangkah diikuti Dave dan Leon

******

El berjalan menyusuri koridor lantai satu, hendak menuju lapangan parkir dimana ia memarkir motornya. Langkahnya kemudian terhenti saat retinanya menangkap objek yang sejak istirahat kedua tadi selalu muncul di kepalanya.

"POKOKNYA BELIIN ZAARA ES KRIM 3. KALO NGGA MAU ZAARA NGGA MAU PULANG!!!" teriak gadis itu seraya melipat kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya dari cowok yang El tahu namanya Aryan. Ketua OSIS mereka.

Dahinya menyengrit, memikirkan alasan mengapa cewek cerewet tersebut bersama Aryan. Bahkan berani merajuk seperti itu pada ketua OSIS mereka.

El beralih menatap Aryan. Cowok itu tengah memejamkan mata seraya memijat pelipisnya.

"Kan kamu udah makan es krim 2 tadi malem Ra, kalo hari ini kamu makan itu lagi kamu bisa demam" kata Aryan dengan nada lembut, cowok itu bahkan menarik tangan Zaara dan menggenggamnya.

El menatap Zaara kemudian beralih pada tangan gadis itu yang tengah di genggam oleh ketos mereka. Rahangnya mengeras. Manik matanya kemudian bertemu dengan manik mata Zaara yang baru saja menyadari kehadiran El yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Gadis itu melambaikan tangan ke arahnya. Tersenyum begitu lebar, Aryan juga kini tengah menatapnya. Bedanya cowok itu hanya menatapnya dalam diam.

El mendengus, kemudian melengos pergi dari tempatnya berdiri tadi.

"Cih. Tadi aja pas istirahat nembak gue, sekarang mau-mau aja tangannya di pegang cowok lain. Ngga punya pendirian banget" dengus nya sambil berjalan ke arah motor ninja merahnya.

Ia menaiki motornya, kemudian mengenakan helm. Tapi, cowok itu tidak langsung menyalakan motornya. Ia malah berbalik, menatap dua orang yang masih berdebat di koridor kelas X IPS-1.

"Sialan! Ngapain juga dari tadi gue mikirin dia"

Cowok itu menggas motornya. Meninggalkan area sekolah menuju rumah.

*****

Zaara turun dari mobil. Cewek itu berlari memasuki rumah dengan menenteng kantong berisi tiga es krim yang dibelikan abangnya, diiringi teriakkan Aryan yang menyuruhnya untuk tidak berlari. Tapi adiknya itu memang sangat sulit untuk di beritahu, apalagi karena gadis itu berhasil memenangkan debat mereka di sekolah tadi. Jadilah adiknya itu sangat on fire saat ini.

El ZaaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang