Bagian 10 : Mas Gio

1 0 0
                                    


Wanda mengendarai motor matic warna merah kesayangannya untuk mengantar Zaara ke rumah Elgio. Sebenarnya Wanda malas, tapi dirinya tidak dapat menahan godaan foto-foto ganteng kak Aryan yang dijanjikan Zaara.

"Wan! Wan!" Kata Zaara berteriak di boncengan

"Ngga usah teriak dikuping gue juga kali Ra! Lo mau bikin gue budek?!" balas Wanda sewot karna Zaara berteriak tepat di samping kupingnya. Untung saja dirinya pake helm, coba kalau tidak.

"Hehehe sorry. Gue takut lo ngga denger, kan jalanan lagi rame" ujar Zaara nyengir dibelakang.

"Huh! Mau ngomong apa tadi?"

"Nanti kalo udah sampe rumah yayang El lo langsung balik aja ya?"

"Biar lo bisa balik sama kak El kan?" tebakan Wanda yang sama sekali tidak meleset membuat Zaara tersenyum lebar.

"Ih peka banget deh kamyu...jadi tambah sayang kan" kata Zaara lagi sambil memukul-mukul punggung Wanda pelan.


-EL ZAARA-


Setelah 25 menit perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di depan kediaman Elgio. Zaara langsung turun dari motor Wanda.

"Dah sana pulang" katanya tanpa tahu malu, membuat Wanda mendecih.

"Enak banget kalo ngusir"

"Hehehe becanda sayang. Ngambekan ih"

"Sayang palalu peyang! Dah lah gue pulang aja, pokoknya jangan lupa kirimin foto-foto abang lo! Awas kalo ngga!" Ujar Wanda sambil menyalakan kembali motornya.

"Iya-iya kalem aja sama tuan putri. Dah sono pulang! Ati-ati bawa motornya ngga usah ngebut, kalo ada apa-apa ngga ada yang nyontekin gue lagi nanti"

"Babi kamu ya!!" Kata Wanda lalu mulai menggas motornya

-EL ZAARA-

"Ya ampun ini pager rumah apa langit ketujuh tinggi amat" Ujar Zaara bermonolog saat dirinya telah berdiri di depan pagar rumah El yang menjulang tinggi.

"Permisi pak.... Assalamu'alaikum. Yuhuuu spadaaa" teriak Zaara kemudian. Sebenarnya disana tersedia bel, akan tetapi tangan Zaara tidak berhasil mencapainya, jadilah gadis itu memilih berteriak.

Tak lama pintu gerbang terbuka, menampilkan sosok pria berbadan gempal yang mengenakan seragam khas seorang satpam.

"Wa'alaikumsalam. Nyari siapa dek?" tanyanya.

"Nyari kak El pak"

"Oh Mas Gio? Langsung ke pintu utama aja ya dek, disana tuh" ujar satpam bernama Bagyo tersebut dengan ramah, menunjuk pintu besar berwarna putih yang juga menjulang tinggi.

"Oki doki. Makasih pak"

Zaara berjalan ke arah pintu utama. Sesampainya disana, gadis yang menenteng paper bag berwarna coklat itu kembali merengut, Zaara mendongak menatap nyalang pada bel rumah yang lagi-lagi posisinya lumayan tinggi. Tolong ya Zaara hanya 152 cm! Zaara malas membuang tenaga untuk berjinjit jika ingin menekan bel.

Tok tok tok ....."Assalamu'alaikum"

Tidak perlu menunggu lama, pintu ganda yang sangat tinggi itu terbuka. Menampilkan sosok perempuan paruh baya yang sangat cantik. Membuat Zaara terkesima.

"Wa'alaikumsalam. Siapa ya?" tanyanya lembut.

"Ya ampun bidadari" ujar Zaara tidak sadar.

"Eh????" wanita cantik tadi tersenyum dan terheran-heran melihat gadis kecil di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

El ZaaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang