Hari ini hari Sabtu. Aku tengah bersiap untuk menghadiri pertemuan perdana ekskulku. Kemarin Kak Rafa datang ke kelasku bersama dua orang temannya. Ia mengatakan bahwa Sabtu ini ada pertemuan perdana ekskul. Katanya dresscode hari ini adalah kemeja flannel kotak-kotak dan juga ia menyuruhku untuk membawa air minum, bekal, dan juga buku beserta alat tulisnya.
Sebenarnya aku cukup panik hari itu. Aku mempunyai banyak kemeja, namun tak ada satu pun yang berbahan flanel. Akhirnya sepulang sekolah aku memaksa Mama untuk menemaniku ke pasar. Nasib baik datang padaku, aku tak perlu mengelilingi pasar untuk mencari kemeja itu. Hanya mendatangi tiga toko saja, aku sudah menemukannya. Kemeja kotak-kotak yang didominasi oleh warna biru.
Hari ini aku tak menaiki sepeda ku, Bang Rio bersedia mengantarku ke sekolah dengan motornya. Ya, tentunya dengan sedikit perdebatan panjang dengannya.
"Gak usah cengeng kalau dimarahin kakak kelas," ucapnya saat kami tiba di sekolah.
Sebal dengan candaannya, aku pun mencubit lengannya. Bang Rio merintih kesakitan. Tak peduli dengan teriakannya, aku melengos turun dari motor. Menghiraukan ia yang memaki-maki ku. Untungnya sekolah belum ramai saat itu.
Tepat pukul delapan pagi, acara pertemuan perdana pun dimulai. Diawali dengan kata sambutan dari Alumni dan Ketua. Ya, hari itu ada beberapa alumni 'Remaja Pecinta Kemping' yang datang. Setelah kata sambutan, acara dilanjutkan dengan permainan.
Kami bermain petak umpet. Hanya anggota yang menjabat dan calon anggota yang bermain saat itu. Alumni tak ikut. Mereka lebih memilih menonton kami saja.
"1..2.."
Penjaga saat itu adalah Kak Rafa. Ia mulai menghitung lambat sampai angka sepuluh. Tak banyak waktu yang aku dapatkan untuk bersembunyi. Aku berlari tak tentu arah ketika hitungan dimulai. Aku hanya ingin menjauh dulu dari tempat Kak Rafa menghitung. Setelah ku rasa cukup jauh dan tak terlihat oleh pandangan Kak Rafa. Aku pun berhenti sejenak. Memerhatikan sekitar. Ternyata aku berada di halaman sekolah. Kuputuskan untuk bersembunyi di pos satpam. Untungnya tak ada yang bersembunyi di situ.
Cukup lama aku berdiam diri disitu. Tak ingin keluar. Aku tahu kemampuan lariku pas-pasan. Kalau aku harus bersaing dengan Kak Rafa untuk berlari tentu saja akan kalah. Hidupku tenang-tenang saja, hingga seseorang datang. Bukan Kak Rafa, melainkan orang yang sudah dua kali bertingkah menyebalkan dihadapanku. Siapa lagi kalau bukan Kak Daniel. Aku hampir melupakan kalau dia satu ekskul dengan ku.
"Lo ngapain disini?" tanyanya dengan raut wajah bingung.
Secara spontan aku pun mengisyaratkannya untuk diam dengan meletakkan telunjuk di depan bibirku.
"Lagi main petak umpet. Sana-sana," usirku dengan suara kecil.
"Lo baru dateng, Niel?"
Suara yang sangat familiar terdengar olehku. Aku segera menyembunyikan diriku sebisa mungkin dibawah meja yang ada di dalam pos satpam. Itu suara Kak Rafa. Sedangkan Kak Daniel saat itu membalikkan badannya. Berbicara dengan Kak Rafa.
"Iya."
"Ccck.. Gak ada sopan-santun lo. Alumni aja sudah datang dari tadi."
"Gue ketemu Bang Raka di gerbang tadi pagi. Disuruh cari makanan buat makan adat."
"Oooh.. Eh lo liat anak-anak gak? Angkatan sekarang pada jago-jago ngumpetnya. Gue belum dapet satu pun nih. Kebobolan mah banyak dari tadi."
"Ey ada di dalam tuh."
Merasa namaku terpanggil aku pun segera keluar dari tempat persembunyian dengan wajah sebal. Dan benar saja dugaanku, Kak Daniel sedang menunjuk meja, tempat persembunyianku.
"Kebakaraaaaaan!" ucapku sebal, tak terima Kak Daniel memberitahukan keberadaanku.
Melihat tingkahku saat itu, Kak Rafa pun tertawa lalu berkata, "Lo lupa Allaney, diawal permainan kan sudah dibilang gak ada yang namanya kebakaran. Akhirnya ketemu juga. Bye!"
Setelah mengatakan itu Kak Rafa pun segera berlari meninggalkan pos satpam. Aku yang melihat Kak Rafa berlari saat itu pun ikut menyusulnya. Ku tabrak tubuh Kak Daniel yang menghalangi jalanku saat itu hingga ia terjatuh. Aku tak peduli, dia pantas menerima itu atas sikap menyebalkannya. Lagi pula prioritasku saat ini adalah mencapai tiang terlebih dahulu sebelum Kak Rafa.
Aku tak mengetahui bahwa lari Kak Rafa sangat lambat. Meskipun ia melangkah duluan. Namun, aku dapat menyusulnya tepat waktu. Sehingga tanganku lebih dulu meraih tiang dari pada Kak Rafa. Saat itu aku belum mengetahui ternyata Kak Rafa sengaja melambatkan larinya, agar aku tak menjadi penjaga di permainan berikutnya.
"Lari lo cepet juga Al," ucap Kaka Rafa saat itu.
"Kakak larinya lambat sih."
"Rafa jaga lagiii, gak ada yang ketangkep sama dia," teriak salah satu kakak kelas.
Permainan petak umpet pun dilanjutkan kembali. Sekitar dua permainan lagi. Setelah itu permainan dihentikan dilanjutkan ke acara perkenalan. Cukup aneh memang, kalau di ekstrakulikuler lain memilih untuk perkenalan terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan acara lainnya. Tetapi ekskul ku tidak. Mereka lebih memilih untuk memulai permainan terlebih dahulu. Katanya agar kami merasa akrab dan tak merasa canggung waktu perkenalan. Benar saja, acara perkenalan berlangsung begitu menyenangkan. Alumni, kakak kelas, dan kami calon anggota pun dapat saling bercengkrama waktu perkenalan. Sesekali pun diselingi dengan candaan yang terlontar dari berbagai mulut.
Saat perkenalan, kami diharuskan untuk memilih nama rimba. Calon anggota lainnya tampak bingung. Berbeda denganku yang telah mengetahuinya terlebih dahulu karena orang menyebalkan itu. Pada akhirnya aku memutuskan untuk memilih nama panggilanku Allaney, sebagai nama rimbaku. Saat aku menyebutkannya, aku sempat melirik Kak Daniel sebentar. Namun, ia tak memperhatikanku karena cukup sibuk dengan gitarnya. Lagian apa yang ku harapkan coba?
***
Hari itu berakhir dengan aku yang terlelap di tempat tidur. Tubuhku terasa capai karena tertawa dan berlari-lari hari itu. Kalau mengingat hari itu, aku selalu tertawa. Saat menyebalkan bersamanya selalu mampu membuatku tertawa dan merindui hari itu.
Aku kembali meletakkan fotoku di dalam laci meja kerjaku. Aku harus melanjutkan kembali pekerjaanku. Kalau kalian ingin mendengarkan lagi kisahku, tunggu sebentar ya. Aku berjanji akan menceritakan kembali setelah ku selesaikan satu dokumen dihadapanku ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Dia, dan Masa Lalu
Ficção Adolescente[Hiatus] #1 alurmundur (3 April 2020) #2 ceritahidup (23 April 2020) #9 romancefiction (6 April 2020) #1 kilasbalik (16 Mei 2020) Ada kisah tentang masa lalu yang tak ingin ku ingat. Ada cerita yang tak pernah terulang. Ada kebahagiaan yang terlaru...