chapter 9

20 2 2
                                    

Lembaran hidup seorang Milaya memang penuh keharu-biruan yang mendramatisir dengan kisah hidup mungkin saja patut dijadikan karya seorang novelis luar biasa. Mampu memasang jerat bagi pembaca untuk menghabiskan tebalan kertas dirak-rak perpustakaan, atau mungkin juga layak diangkat menjadi sebuah film yang akan meraup jutaan penonton dan sukses besar, entahlah.

Tak pernah terbayang selama hampir dua puluh lima tahun wanita itu akan terjerembab dalam hidup seorang pria antah-berantah bernama Park Jimin. Pribadi yang membawanya masuk ke dunia awam yang masih penuh misteri, dan menjadikan jelita itu kini seorang tahanan pria jangkung berwajah dingin yang hanya ia ketahui, pria itu manis dengan legokan pipitnya saja.

"Kau sudah bangun Nona? Dimana Jimin sekarang?"

Pria itu memekik hening di ruang minim pencahayaan, mengecai ubin mendekat ke tubuh Milaya yang terkungkung di bangun kursi dengan jeratan tali di tangan dan kaki. serta-merta jentik pria bertubuh tinggi tegap tersebut memanggut dagu Milaya menatap penuh ancam pada mata cokelat wanita itu.

"Aku tidak tahu"

Ketus Milaya, menatap pria yang kini mengulas senyum kecuh. Lantas membawa sepasang jelaganya menghindar dari wajah pria yang malas sekali menjadi pembuka harinya saat ini. Namun dilain sisi, ia merasa terancam, mungkin ia akan habis kali ini jika Jimin tak menyelamatkannya. ya Tuhan, dimana sih keberadaan pria sumber masalah di hidup Milaya itu?

"Bekerja samalah denganku Nona"

"Tidak! Tidak akan pernah"

Jentik pria itu mengapit pipi Milaya, mengerucutkan paksa mengundang senyum rintih dari balik bibir ranum itu, menatap lekat-lekat, lantas membawa sorotnya menatapi sekujur tubuh Milaya yang masih terbalut kaos longgar yang Jimin pinjami.

"Kau tidak ingin kan, tubuh indahmu ini menjadi mangsa buaya-buaya lapar, tapi tentu saja sebelumnya aku harus menikmati keindahan tubuhmu ini"

Pria itu membawa bibir Milaya mendekat ke miliknya, niatnya ingin merangsek ke rongga manis wanita itu, tak perduli berontakan tubuh wanita yang tangan dan kakinya masih terikat seutas tali-temali.

"Jangan macam-macam kau sialan!"

Wanita itu mengancam dengan pribadi yang salah, semakin bibir Milaya mengeluarkan sumpah serapah dan makian, semakin liar pula isi kepala pria yang mulai mengendusi ruas jenjang lehernya.
.
.

"Kim Namjoon, hentikan! Sudah cukup!"

Pribadi berwajah sendu dibalik rahang tegas, dan tubuh kekarnya membanting daun pintu dengan kakinya, menghantar kejut pria yang ia panggil dengan Kim Namjoon yang telah menoleh pribadi Jimin dari persegi kayu itu.

"Akhirnya kau menampakkan diri juga Park Jimin"

Namjoon menyeret pandangan menatap pribadi yang telah tegak berdiri beberapa langkah darinya.

"Lepaskan wanita itu, dia tak ada hubungannya dengan masalah ini"

Jimin mendekat ketempat dimana wanita itu terbekap, namun Namjoon halang sebelum pribadi itu meraup tubuh Milaya.

"Pulanglah Jimin, yang mulia mencarimu, aku benar-benar lelah mengejarmu seperti ini"

"Tidak, tidak akan! Sampai ayahku tidak akan melakukan perjodohan konyol lagi"

Rungu Milaya mengesap perbincangan mereka dengan keheranan. oke, baiklah, beri lima menit wanita itu untuk mengumpulkan kepingan kejut yang telah memburai. Perjodohan? Yang mulia? Apa maksud dari semua itu? apa selama ini Park Jimin telah membodohinya atau bagaimana?

METANOIA🌺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang