"Hilang"

144 2 0
                                    

"Beritahu aku bu, bukankah aku adalah bagian dari keluarga ini?" Tanya gadis mungil itu dengan nada meninggi dan mata memerah.

"Kau siapa?, Kaukan anak haram itu?" Tandas Alim.

"Tutup mulut kamu Alim. Dia adalah saudara kamu. Bisa-bisanya kamu ngomong seperti itu..!!" Tangkis Riski.

"Lha, faktanya gitu kan om..!! Ayahnya tidak jelas.. Ibunya meninggal, buat repot saja di keluarga ini..!! Lanjut Alim.

"Lancang kau alim. Ibu tidak sangka kau bicara seperti itu ke saudaramu sendiri..!" Pungkas ibu Nita.

"Saya tidak mau dan tidak akan pernah mau punya saudara seperti dia ma..!!" Lanjut Alim dengan nada meninggi yang bergegas pergi meninggalkan ruangan itu.

Diraihnya tangan gadis mungil itu oleh ibu Nita. Dan dipeluknya anak itu yang sesekali melap air matanya.

"Malang sekali nasibmu naaakk..!!"

"Saya sudah biasa bu dan saya anggap ini adalah skenario terbaik Tuhan buatku. Alim dari dulu memang tidak menerimaku di keluarga ini. Tapi kenapa dengan hari ini?, apa yang disembunyikan dariku?" Tanya gadis mungil itu.

"Kamu harus kuat nak dan selalu yakin bahwa ada rencana Tuhan yang paling baik buat kamu dan seluruh hidupmu. Dan ibu yakin kamu mampu untuk itu". Ujar Ibu Nita sesekali mengelus kepala gadis itu.

"Iya bu. Tapi ada apa sebenarnya?, apa yang disembunyikan dariku?". Imbuh gadis itu yang terus bertanya-tanya atas situasi yang terjadi.

"Sabar dek,, ini hanya cobaan. Abang yakin adek bisa melewati semua ini". Imbuh Iyan yang berusaha menguatkan adik mungilnya itu.

"Barusan ibu dapat telpon dari kepolisian, Ibu kamu telah tiada nak". Lanjut Ibu Nita.

Tiba tiba gadis itu jatuh dan menangis sejadi-jadinya. Remuk semua tulangnya terasa. Daya hilang, kata lenyap hanya air mata menjadi saksi duka di sore hari itu. Ayahnya yang telah tiada dan kembali disusul oleh sang ibu serasa lengkap sudah derita keluarganya. Hingga harus menelan pil pahit dan fakta bahwa yatim piatu kini menjadi gelarnya setelah anak haram yang selalu melekat di dirinya berpuluh purnama lamanya.
Cacian dan hinaan yang selalu kuat dihadapinya masih lebih ringan dibanding peristiwa hari ini. Ibu semata wayangnya yang selalu menjadi tempat mengadu telah tiada. 

Ikuti Terus Kisahnya

Jangan Lupa share dan bintangnya

by IamTod

MATA MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang