"Hey san..,, katanya ada siswa baru di kelas sebelah, ngga di samperin San..??". Imbuh Kook.
"Cowo atau cewe..??" Tanya Sandi sambil gigit sedotan yang menjadi kebiasaanya.
"Katanya sih cowo, dua orang malah..,, Daaaann sudah buat heboh sekelas.. Cewe-cewe pada heboh tuh..!!" Ujar Okok.
"Yaellahh... Biasa aja kali,, kau dah liat tampang mereka nggak..??". Lanjut Sandi.
"Belum sih San..,, Rismil yang bilang ke aku..!!". Jawab Okok.
"Rismil lagi..,, Rismil lagi..,, ga ngarang kan dianya..??". Tanya Sandi.
"Mana ada dia berani San..,, Sekalinya dia bohong.., ta jitak nanti..!!". Imbuh Okok.
"Ya udahlah..,, bagaimana dengan rika, ega, rini..?" Tanya Sandi.
"Jelaslah mereka tergila-gila.. Kan tau sendiri gimana si Rini ninggalin kamu waktu di halte, si ega kabur dengan latifa, apalagi si rika..!" Ungkap Okok.
"Sudah sudah... Ngga usah lagi di bahas tentang itu..,, yang jelas kalau anak barru itu cari hal nanti kita kasih pelajaran.. Biar mereka tau anak IPS itu gimana..!!." Lanjut Sandi.
Perlahan Sandi sudah mulai dewasa setelah kecelakaan itu. Akibat benturan di kepalanya dia tak sesensitif seperti lalu waktu masih pacaran dengan si Intan. Yang biasanya langsung naik pitan apalagi mendengar hal yang kurang enak menurutnya atau mengganggu zona nyamannya. Tapi kecelakaan itu seakan menyadarkannya. Tragedi yang hampir menelan nyawa bersama Gurunya sendiri setelah touringnya di sebuah pantai bersama teman-temannya. Syukurlah semua tidak berakibat fatal, karena Tuhan masih menyayanginya dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri.
Lain halnya dengan si Okok. Teman sedari kelas X yang selalu menjadi sumbu kompor utama dan paling baik untuk memanasi si Sandi agar berbuat brutal dan bertindak layaknya penguasa. Walau demikian, persahabatan mereka sudah terjalin dari sejak pertama mereka masuk SMA.***
Pagi pergi, siang menjelma malam. Dan malam pun berevolusi di pagi kembali. Tak ada yang bisa menghentikan waktu walau sang penunjuk waktu berhenti berdetak. Inilah siklus kehidupan yang maha dahsyat tapi jarang dibayangkan bagi para penikmat dunia. Hari akan terus berganti. Dan waktu akan terus berjalan.Di pagi itu, Intan dan Rini berusaha mendekati Wahyu yang sedang sibuk mengutak-atik gawainya.
"Hai Yu..,, Sibuk ya..??". Tanya Intan yang sesekali menebar auranya.
"Nggak..!" Di jawab dingin saja oleh Wahyu.
Intan menatap wajah Rini dan mereka pun saling bertatapan sambil bermain kode-kodean.
"Malam ini ada waktu nggak..??" Lanjut Intan.
"Hmm.. Emangnya kenapa Tan..??" Jawab Wahyu.
"Nggak..,, cuma nanya doang sih..!!" Pintas Intan.
"Oohh...!!" Lagi-lagi di jawab datar oleh Wahyu yang masih sibuk dengan gawainya.
"Malan ini, jalan yukk... bareng-bareng kita..!!" Tambah Rini.
"Aduhh... Kayanya belum bisa deh..!!". Jawab Wahyu.
"Ooohh... Sibuk ya..!!" Tambah Intan.
"Nggak juga..!!" Jawab Wahyu.
"Trus...??" Tanya Intan.
"Yaah nggak kenapa-kenapa...!!" Jawab Wahyu sambil menatap kedua gadis itu yang serasa merengek kepadanya.
"Lho kok gitu sih..!!". Imbuh Rini.
"Iya nihh... Ngga lucu deh..!!" Tambah Intan.
"Lain kali aja deh..!!" ujar Wahyu, melepas senyum manisnya kepada kedua gais itu yang langsung klepek-klepek.
"Oke deh... Janji yaa...!!" Ujar Intan.
"Iya... Iya... Insya Allah..!!" Pinta Wahyu.
Intan dan Rini sangat bahagia mendengar jawaban Wahyu walau mereka di tolak untuk jalan di malam harinya. Harapan sudah tersimpan rapi, setelah mendengar jawaban dari wahyu. Di sisi lain, Intan dan Rini seperti teman makan teman untuk masalah seperti ini. Di satu sisi mereka bersama, tapi disisi lainnya mereka berusaha mendekati wahyu untuk diri mereka sendiri yang bisa jadi akan saling menjatuhkan satu sama lainnya.
****
Di sisi lain ada Daris yang sedang menunggu kedatangan sosok gadis yang dikaguminya. Siapa lagi kalau bukan gadis mungil bernama Irma. Rasa penasarannya masih belum hilang sejak perkenalan itu. Masih banyak hal yang ingin dia ketahui dari gadis mungil berkacamata itu.
Tiba-tiba saja Daris mendekati seorang gadis kalem nan lugu. Fuji namanya.
"Ji, kamu dekat skali dengan Irma kann..??" Tanya Daris kepada Fuji.
Dengan tampak malu-malu dan muka memerah Fuji berusaha menguatkan diri untuk mengambil kata demi kata agar dapat menjawab pertanyaan Daris. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak.
"Eee... i... iya..!!" Jawab Fuji.
"Hari ini dia hadir kan..??", ko belum nongol juga sih..!!" tanya Daris.
"Eee aku juga belum tau kak..!!" Jawab Fuji.
"Ngga di tanya ji..??". tanya Daris.
"Eee... blum Kak..!!". Jawab Fuji yang masih saja malu-malu dan rasa tidak percaya dengan percakapan yang terjadi walau sebenarnya ia juga risih karena yang menjadi topik pembicaraan hanya Irma.
"Oohh.. kalau ada kabar,, diberitahu ke aku ya..!!" Lanjut Daris.
"Eee... Iya kak...!!". jawab Fuji.
Fuji memang dekat dengan Irma. Tapi bukan berarti ia menerima kenyataan bahwa Siswa yang belum lama masuk itu dan sudah membuat heboh satu kelas harus dekat dengan Irma. Mana ada dia menerima kenyataan seperti itu, ketika ia ingin mendapatkan perhatian lebih juga dari siswa baru bernama Daris itu.
Waktu sudah menunjukan pukul 09.00. Bangku itu masih kosong. Guru yang masuk pun tak menanyakan kabar tentangnya. Seakan menjadi hal yang biasa atas ketidakhadirannya di kelas itu. Tak ada pula yang berbicara tentang gadis yang penuh dengan segala kemisteriusan itu. Agak lucu memang. Padahal sudah tiga tahun dijalani bersama dalam bingkai satu kelas.
"Hey Bro... Ngelamun aja lho pagi-pagi..!!" Ujar Latifa yang tiba-tiba mendekat dan memukul punggung Daris. Seketika Daris bangun dari lamunannya.
"Nggak lah Tif..!!" Jawab Daris.
"Trus kenapa... Coba ngomong lah.. Siapa tau si pria paling hoki di kelas ini bisa membantu kawan baruku ini...!!" Pinta Latifa dengan guraunnya.
"Hahaha... Heran aja Tif..,, Kok bangku itu kosong. Pemiliknya kemana, gitu..!!" Pinta Daris dengan penasaran.
"Uhuuuyyy...,, Irma lagi Irma lagi...!!" Ujar Latifa dengan nada mengejek.
"Hehehe... Heran aja tif..!!" Pinta Daris.
"Jadi gini ya kawan..,, di kelas ini semua tidak heran lagi dengan dia. Dia mau hadir atau tidak yaaahh tetap seperti ini, nggak ada yang beda..!!". Ujar Latifa.
"Maksudnya gimana Tif...??" tanya Daris yang kembali mulai menelan rasa penasaran.
Kira-kira kelanjutannya gimana yaa...
hehehe... Di tunggu yaa..
jangan lupa Share dan bintangnya cuy..
KAMU SEDANG MEMBACA
MATA MATA
General FictionSembunyikan saja semuanya semaumu sampai kau yakin bahwa yang kau lakukan adalah benar tapi ingat semua mata menilaimu termasuk mata Tuhan yang selalu melihat setiap langkahmu.