Fathir berjalan dengan langkah cepat kearah meja yang disana ada Farel. Ia tidak sabar memberitahukan kabar bahagia ini pada sahabatnya itu.
Gdubrak
" Busettt dah lo, lo bisa santai ga sih, Thir. " Kesal Farel pasalnya sahabat setengah gilanya itu hampir saja menabrak dirinya. Bukannya meminta maaf, Fathir hanya menyengir menampakkan rentetan giginya.
" Rel, gue ada kabar bahagia buat lo " Ujar Fathir dengan tampang yang ia buat seceria mungkin.
Farel memutar bola matanya malas lalu kembali memasukkan sesendok bekal nasi gorengnya kedalam mulut seakan acuh dengan ucapan Fathir.
Fathir yang tadinya semangat, seketika merosotkan bahunya dengan wajah kesal. " Ah lo mah ga seru Rel. Gue serius "
" Ck.. Kabar apaan sih " Decak Farel.
" Kabarrrrrrr-----"
" Kalauuuuuu-----"
" Naifa-----"
" Sama nahyaaaaa----"
" Ad---"
" Ada disini? Gitukan? Lo mau bilang itu kan? Udah lah Thir, lo ga usah bohongin gue kenapa sih. " Potong Farel.
" Eh Anaconda, gue serius tong. Lo nggak liat muka gue udah serius kek gini lo masih ga percaya? Gini ya gue ceritain " Jedanya.
" Tadi kan sehabis gue selesai dari toilet, gue nggak sengaja liat orang yang familiar buat gue. Gue awalnya ragu tapi pas gue liat-liat lagi ternyata itu benar Naifa sama Nahya Rel. Bahkan gue tadi nyamperin mereka berdua, gilaa bener dah, mereka berubah drastis, jadi kalem, pendiem, cantik lagi. " Jelas Fathir.
" Lo nggak lagi ngarang cerpen kan? " Selidik Farel.
" Yailah tong tong, lo ya nggak percaya banget sama sahabat sendiri. Gue serius Rel, serius, tapi sayang--" Jeda Fathir.
" Sayang apaan? " Tanya Farel.
" Sayang banget serius gue ga pernah dihargai sama doi, sakit brayyy " Jawab Fathir dengan mimik wajah yang dibuat sealay mungkin.
" Dihh.. Emak lo makan apaan sih, Thir? Gini banget anaknya "
" Yeee.. Lo mah tega bener dah sama gue, Rel. "
" Tapi beneran Naifa ada dikampus ini? "
" Ya allah Farel, gue serius, serius banget malah " Geram Fathir.
" Selesai kelas lo temenin gue nyari Naifa "
" Cieeee ada yang mau kembali merjuangin nih " Goda Fathir.
" Sirik bilang bos " Sinis Farel.
" Iyaiya gue temenin "
-------
Selama kelas berlangsung, fikiran Farel sama sekali tak bisa fokus. Ia terus memikirkan Naifa setelah mendengar perkataan Fathir sesaat mereka dikantin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dilangit Messir 2 [ END ]
General Fiction" Semenyakitkan ini mencintai seseorang yang telah berubah karna waktu? " _Farel_ Jangan takut mengawali kisah baru dengan orang yang sama meski pernah mengores sedikit hatimu dengan sebuah luka. Itulah prinsip yang gue pegang...