CDLM2: Tiga puluh delapan

294 19 0
                                    

🛫 Bandara udara Internasional Ngurah Rai, Bali

Akhirnya setelah pusing mengerjakan skripsi yang menguras otak keduanya, kini Farel dan Melisa telah berada di Bandara, Bali. Sebenarnya, mereka telah tiba di Indonesia 2 hari yang lalu namun keduanya memutuskan untuk menginap di rumah Azzam. Seakan dewi fortuna menghampiri Farel, Sabrina dan Thalia sama sekali tidak menemui mereka. Farel berpikir, kedua perempuan itu tidak mengetahui jika dirinya saat ini di Indonesia.

" Yang, bengong mulu lho. Itu jemputannya udah dateng,  " Ujar Melisa membuyarkan lamunan Farel.

" Eh iya, hehehe maaf. Ayo! " Keduanya pun masuk ke mobil menuju hotel yang akan mereka tempati senia seminggu ini.

Skip

🏢 Soori, Bali

Akhirnya setelah lumayan lama perjalanan, Melisa dan Farel tiba disalah satu hotel. Keduanya disambut oleh seorang Concierge yang terlihat sangat ramah. Keduanya mengucapkan terima kasih lalu dituntun masuk oleh Concierge tersebut.

" Selamat datang di hotel kami, Soori " Sambut Resepsionis itu.

Setelah di data, Farel diberikan kunci nomor kamar yang akan mereka tempati selama seminggu ini dan keduanya memutuskan menuju kamar tersebut.

" Aku mandi dulu ya sayang " Ujar Farel setelah mereka tiba di kamar.

" Iya, Bang. Aku beresin ini dulu " Jawab Melisa.

Sesaat Farel telah benar-benar masuk ke kamar mandi dan terdengar suara gemercik air, Melisa membuka koper besarnya dan Farel lalu merapikannya di lemari yang sudah tersedia di sana.

Drttt...Drtt..Drttt...Drtttt

Melisa memberhentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya pada ponsel Farel yang bergetar di atas ranjang. Awalnya Melisa mengabaikan namun ponsel tersebut terus bergetar membuat rasa penasaran Melisa tak bisa dibendung lagi.

Melisa berjalan ke arah ranjang lalu mengambil ponsel itu. Tertera di sana nomor tak dikenal namun Melisa ingat betul belakang nomor tersebut adalah nomor yang menghubungi suaminya waktu itu.

Melisa ragu untuk mengangkatnya hingga akhirnya panggilan itu sudah berakhir. Melisa merogoh kantong gamisnya lalu membuka ponsel dan mengetik nomor tersebut lalu menyimpannya. Ia akan menghubunginya sendiri agar semuanya jelas. Melisa kembali meletakkan ponsel Farel ke ranjang dan balik membereskan barang-barang yang sempat ia tinggalkan tadi.

Ceklek

" Udah selesai, yang? " Tanya Farel yang baru saja keluar dari kamar mandi.

" Udah kok, Bang. Dikit lagi " Jawab Melisa.

" Kamu laper nggak? " Tanyanya.

" Lumayan, kamu laper? Mau aku pesenin? " Tanya Melisa.

" Eh nggak usah, kamu lanjutin aja biar aku yang pesen ya "

" Beneran? "

" Iya sayang, lagian cuma tinggal telfon aja kok " Ujar Farel, Melisa mengangguk setuju.

Setelah menggantung handuknya, Farel melangkah menuju ranjang mengambil ponsel. Diam-diam Melisa melirik Farel dan ia bisa dengan jelas melihat perubahan ekspresi Farel saat membuka ponsel. Ia yakin ada sesuatu yang suaminya sembunyikan dari dirinya.

" Kenapa, Bang? " Tanya Melisa memecah lamunan Farel.

Farel seketika mengerjap. " A--Ah enggak kok, nggak ada apa-apa. Kamu mau makan apa? "

Cinta Dilangit Messir 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang