Sebelumnya maaf ya karena bab 42 sama 43 kebalik, jadi kalau kalian yang baru baca pasti bakal mulai baca dari bab 43 dulu : (
Aku nggak tau kenapa bisa kebalik gitu, tapi semoga kalian nggak bingung ya : ' )
Kalian bacanya bisa dari bab 42 dulu baru 43 biar nggak bingung. Dan sesuai arahan dari readers, cerita ini lebih baik nggak usah lama-lama, okeee.. Aku bakal turutin dan nantikan endingnyaaaa..Bab ini akan menjadi bab yang special dari sebelumnya, bacanya dihayati ya gesss : )
Happy reading🤗
------
Perlahan kedua mata Melisa mulai terbuka dan mengerjap. Ia menggerakkan badannya dan merasakan sekujur tubuhnya sakit terutama pada bagian kepala, kaki, dan tangan. Melisa semakin membuka matanya dan mengerjap menyesuaikan cahaya di ruangan itu. Pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan dan melihat kaki serta tangannya diikat oleh tali dengan sangat kuat.
" Di--Dima---" Perkataan Melisa seketika terhenti saat melihat seorang perempuan yang tidak ia kenal tengah dalam posisi sama sepertinya.
" K--Kamu siapa? " Tanya Melisa yang sontak membuat Thalia yang tadi memejamkan matanya kini terbuka dan menolehkan kepalanya ke Melisa.
" Melisa? Elo udah sadar? " Ujar Thalia. Melisa menatap Thalia bingung.
" Kamu kenal sama aku? " Tanya Melisa lirih karena keadaannya masih sangat lemah.
Thalia tersenyum pedih dengan bersamaan air matanya yang kembali membasahi pipinya. Melisa semakin terlihat bingung dan tak mengerti.
" Kenapa kamu nangis? Sebenarnya ada apa ini? Kenapa aku sama kamu bisa di tempat kaya gini? Siapa yang bawa kita ke sini? " Tanya Melisa.
" Gue Thalia, gue---"
" Apa? Jadi k--kamu Thal-- "
" Jangan salah paham, Mel. Gue bisa jelasin, elo pasti udah salah paham sama gue kaya Farel juga salah paham bahkan sekarang membenci gue! " Sela Thalia.
Melisa menggeleng lemah dengan sesekali memegangi kepalanya dengan ringisan kecil.
" Maksud kamu apa? " Tanya Melisa.
" Ada seseorang dibalik semua kejadian ini, gue difitnah kalau gue yang nyelakain elo, gue difitnah kalau gue yang nabrak lo sampai kritis, bahkan sekarang Farel udah bener-bener benci sama gue, Mel. Niat baik gue sama sekali udah nggak bisa dilihat Farel. Dan lo tau siapa dalang dari semua ini? Dia Sabrina, sahabat gue sendiri. " Jelas Thalia yang membuat Melisa seketika bungkam.
" Tapi, saat aku sadar dalam masa kritis itu, ada seseorang yang datang ke aku dan ngasih foto kamu sama Farel berduaan di Restoran bahkan kalian terlihat sangat dekat, bahkan aku nggak pernah menyangka suami aku tetap terlihat tenang dan memilih makan malam sama perempuan lain dari pada mencari aku dan menemani dimasa kritis aku saat itu. " Ujar Melisa.
" Lo salah paham, Mel. Malam itu gue emang sengaja minta Farel buat nemenin gue buat semalam aja karena jujur gue pengen mengulang masa-masa indah gue sama Farel. Tapi di situ tujuan gue buat ngasih tau di mana lo tapi belum aja gue ngasih tau Farel, Farel tiba-tiba marah besar sama gue setelah ngeliat sesuatu di ponselnya. Dan gue yakin ada sesuatu yang membuat Farel salah paham sama gue.. " Jelas Thalia.
" Kalau yang ngelakuin semua ini sahabat kamu, kenapa dia setega itu? " Tanya Melisa yang masih belum sepenuhnya percaya.
" Karena--"
Ceklek
Baik Melisa dan Thalia langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu yang dibuka oleh seseorang. Terlihat perempuan yang tak lain adalah Sabrina itu melangkah mendekat ke arah Melisa dan Thalia dengan senyum miringnya dan berhenti dengan jarak yang tidak terlalu dekat sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dilangit Messir 2 [ END ]
General Fiction" Semenyakitkan ini mencintai seseorang yang telah berubah karna waktu? " _Farel_ Jangan takut mengawali kisah baru dengan orang yang sama meski pernah mengores sedikit hatimu dengan sebuah luka. Itulah prinsip yang gue pegang...