CDLM2: Empat puluh satu

324 20 0
                                    

Orang-orang terlihat mengerumuni seorang perempuan yang terkapar di pinggir jalan dengan wajah pucat pasinya. Bahkan jalanan yang tadinya sepi itu kini terlihat ramai kala beberapa orang berteriak meminta tolong untuk mencarikan ambulance.

" Tolong cepat hubungi ambulance! " Perintah pria paruh baya yang merupakan orang terlebih dulu melihat perempuan tersebut terkapar di tengah jalan dan ia memindahkannya ke tepian dengan keadaan pelipisnya yang berdarah.

Tak membutuhkan waktu lama, ambulance tersebut akhirnya datang dan pria paruh baya tersebut dengan cekatan membawa perempuan itu ke dalam ambulance lalu ambulance tersebut melaju dengan suara sirene yang menyala.

Di dalam ambulance, pria itu tampak bingung harus menghubungi siapa. Ia sama sekali tidak mengenal perempuan itu bahkan anggota keluarganya.

" Korban kecelakaan ya, Pak? " Tanya salah satu anggota ambulance tersebut.

" Iya. Saya tadi tidak sengaja melihat perempuan itu di tengah jalan dalam keadaan seperti ini " Jawab pria paruh baya itu.

Setelah sekitar 1 jam diperjalanan, mereka akhirnya tiba di rumah sakit dan langsung membawa perempuan itu ke dalam.

----

Farel hampir saja menyerah saat sama sekali tidak menemukan titik terang keberadaan istrinya. Bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 23.30 menit tapi tidak ada kabar dari Melisa. Bahkan Farel sampai mengutuk tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu hal yang buruk pada Melisa.

Farel memilih memberhentikan mobilnya sejenak di tepi jalan saat merasakan kepalanya sudah sangat pusing. Ia menyenderkan kepalanya ke kursi pengemudi dengan helaan nafas dalam.

Maafin aku, sayang. Aku belum bisa jadi suami yang baik buat kamu. Batin Farel.

Drtttt...Drtttt...

Kedua bola mata Farel langsung terbuka saat merasakan ponselnya bergetar, dengan cepat ia melihat ponselnya dengan harapan itu adalah Melisa. Tapi sayang..

Harapannya hanya menjadi semu, tak ada nama Melisa di sana. Bahkan sorot mata Farel berubah dingin saat melihat siapa yang menghubunginya. Dengan segala emosinya, ia mengangkat panggilan itu.

LO MAU APA LAGI SIH, THAL?!

Ya ampun, Farel. Santai dong, gue cuma mau ngasih tau kalau gue sekarang ada di Bali.

Apa?! L--Lo di Bali?

Iya, Farel. Dan gue mau kita ketemuan sekarang ya, gue udah kangen banget sama lo.

Jangan gila Thalia! Lo kerasukan apaan sih?! Lo bener-bener beda tau nggak. Dan satu lagi, lo nggak usah berharap kalau gue mau ketemu sama lo! Nggak akan pernah.

Ohhhh gitu? Lo yakin nggak mau ketemu sama gue?

Nggak perlu dipertanyakan lagi, udahlah mending lo nggak usah gangguin gue. Gue masih ada urusan yang jauh lebih penting dari pada ngeladenin cewek setengah gila kaya lo!

Oke, kalau gitu informasi tentang istri lo gue simpen aja kali ya. Nggak penting juga kan?

Tunggu! Apa lo bilang? Lo jangan macem-macem sama gue Thalia! Lo nggak usah berusaha bohongin gue!

Hahahaha Farel, Farel, buat apasih gue bohongin elo! Nggak guna tau nggak.

Maksud lo apa?!

Temuin gue sekarang di alamat yang udah gue kirim kalau lo mau tau di mana istri lo!

Lo jan---

Cinta Dilangit Messir 2 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang