25. Terungkap.

3K 151 0
                                    

Davit tertegun ketika melihat Hana sedang memasak pasta untuknya. Malam tadi Davit tidak sengaja bertemu Hana di taman kota. Hana sedang berjalan di belakang Metta dan Fathur. Perempuan cantik itu mengembungkan pipinya sambil memakan arum manis di sepanjang jalan. Dia akan berhenti memakan arum manis jika kakaknya menoleh kepadanya dan menegurnya.

"Anak perempuan itu tidak boleh makan sambil jalan, dek." Peringatan itu selalu Abi, Umi, dan kakaknya ucapkan. Terkadang dirinya menurut, tapi terkadang juga dirinya membangkang.

Davit tertawa ketika melihat Hana makan arum manis sambil sembunyi-sembunyi. Hingga tawanya itu terdengar di telinga Hana.

"Kak Davit?" Sapa Hana, tertegun.

"Kak Fathur, ada yang makan sembunyi-sembunyi nih." Adu Davit, membuat Fathur langsung menatap adiknya dengan tatapan kesal.

"Kakak kan udah bilang, jang...."

"Jangan makan sambil jalan." Potong Hana, hafal.

"Kalau tahu begitu kenapa di langgar?" Geram Fathur.

"Maaf." Cicit Hana, dia merasa bersalah kepada kakaknya.

"Oh ya Mas, lelaki yang berdiri di samping Hana siapa?" Tanya Metta, dia merasa asing dengan adanya Davit.

"Dia Davit, tetangga baruku." jawab Fathur, dia menjelaskan siapa Davit kepada Merta.

"Hallo kak, Aku Davit." Tangan Davit terurur untuk berkenalan kepada Metta.

"Namaku Metta. Mohon maaf aku tidak bisa menjaba tangan lelaki yang tidak mahramku" Tolak Metta tidak enak. Davit tersenyum maklum, lalu dia menarik kembali tangannya.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Kebetulan kita ketemu disini. Kak Fathur, aku izin ngajak Hana jalan-jalan ya?" Tanya Davit, dia berharap Fathur mengijinkan.

"Ya tergantung Hana mau atau tidak?" Jawan Fathur, dia menyerahkan keputusan kepada adiknya.

"Yaudah, Kak Fathur aku ikut Kak Davit ya?" Ijin Hana, dia bersalaman kepada Metta dan Fathur.

"Balikin dia ke rumah dengan selamat." Bisik Fathur, sambil menepuk pelan dada Davit. Kemudian dia tersenyum kepada adiknya.

"Kakak kesana dulu." Tunjuk Fathur kepada warung bakso yang terletak di pinggir jalan.

"Ayo yank," Ajak Fathur, dia berjalan beriringan dengan Metta.

Disinilah mereka berdua berada, di caffe milik keluarga Hana. Ini semua karena Hana dan Davit sama-sama belum makan. Dari pada beli mending buat sendiri.

"Silahkan di makan Kak Davit." Suruh Hana, dia meletakkan dua mangkuk pasta dan juga dua gelas jus jeruk. Baru saja Hana dan Davit ingin memasukkan pasta itu kedalam mulut mereka. Tiba-tiba....

Kegaduhan yang di sebabkan oleh salah satu pengunjung caffe disini membuat Hana dan juga Davit tidak jadi makan. Mereka keluar dari dapur dengan langkah tergesa-gesa. Tadinya mereka berdua ingin makan di pojokan dapur karena diluar sedang ramai dan sudah tidak ada meja kosong. Tapi tetap saja gara-gara kegaduhan diluar, acara makan malam mereka jadi tertunda.

"Dasar perempuan iblis. Aku sudah mempunyai rencana untuk memperkenalkan kamu kepada keluargaku nanti malam. Tapi kamu malah main api di belakangku." Geram Angga, dia menatap penuh kebencian kearah Meli.

"Ini semua salah paham. Ak_aku tidak ada apa-apa sama dia. Ak_aku hanya..." Meli tergagap di depan Angga.

"Kamu hadir di dalam rumah tangga aku dan Hana. Kamu menghancurkan segalanya. Aku kira kamu tulus mencintaiku, tapi ternyata kamu hanya memanfaatkan kebodohanku." Sinis Angga, murka.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang