35.Sadarlah

1.8K 103 0
                                    

Malam ini Hana sedang membantu kakaknya untuk berkemas. Kakak tampannya akan pergi ke jogja untuk mengadakan foto prewedding disana. Jam sudah menunjukkan pukul 00.00. Tapi kakaknya belum juga selesai berkemas.

"Kakak tuh disana hanya 2 hari, bukan 1 minggu. Tidak perlulah membawa baju sebanyak ini." Hana menghela nafas pelan, kelakuan kakaknya memang sangat menyebalkan.

"Untuk cadangan, siapa tahu kakak terlihat jelek saat memakai baju yang berwarna hitam, abu-abu, atau yang lainnya." Jawaban yang Fathur berikan membuat Hana mendengus.

"Kakak mau pakai baju rombeng juga cakep. Udah ah, aku mau tidur. Ingat, jangan sampai kakak bangun kesiangan hanya karena mengemasi baju malam ini yang tidak kunjung selesai. Perempuan kalau marah, disuruh ngapa-ngapain pasti gak mau. Kalau Kak Metta marah, yang akan jadi pendamping kakak nanti siapa?" Sontak yang Hana katakan membuat Fathur menelan air liurnya dengan susah payah.

Hana membaringkan tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya. Bibirnya tersenyum dikala mengingat moment-moment indahnya bersama Angga. Perlahan matanya terpejam, menyisakan kenangan yang mungkin terbawa sampai mimpi.

***

Maryam dan Hana menatap Fathur dengan kesal. Lelaki dewasa itu sedang menarik koper kecilnya sambil memakan roti gandum.

"Makan itu sambil duduk Thur, masa berdiri kayak gitu. Gak sopan ah." Tegur Maryam, hal itu membuat Fathur tersedak.

"Ini tuh aku lagi buru-buru Umi, jam 07.00 aku harus udah jalan. Sedangkan ini sudah jam 06.48." Bela Fathur, dia meminum susu buatan Hana dengan terburu-buru.

"Assalammualaikum...." Seru Fathur, dia berjalan cepat keluar rumah.

"Dasar anak durhaka kakak kamu tuh Han, dia pergi gak salaman sama Umi dan Ab...."

"Aku lupa salaman sama Abi dan Umi." Fathur kembali lagi, dia mencium tangan umi dan Abinya yang kebetulan baru turun dari lantai atas.

"Han, kamu gak salaman sama kakak?" Fathur menggantungkan tangannya di depan wajah Hana.

"Hee..." Cengir Hana, dia mencium telapak tangan kakaknya.

Mereka bertiga mengantar Fathur sampai kedepan pintu. Setelah mobil Fathur pergi, Maryam, Hana, dan Najib kembali masuk kedalam rumah.

"Orang zaman sekarang tuh ribet. Mau nikah aja sampai harus foto prewedding di luar negeri atau keluar kota. Bikin pusing kepala aja. Padahal orang Zaman dulu kalau mau nikah di pingit dulu, gak boleh ketemu sama calon pasangannya. Gak kayak orang zaman sekarang, gak ketemu sehari katanya rindu kini membunuhku. Ada-ada ajakan ya Um?" Hana yang sedang mengunyah roti gandumnya langsung tersedak. Sedangkan Maryam yang sedang mengoleskan selai coklat keatas roti gandum miliknya tertawa renyah.

"Namanya juga anak zaman sekarang Bi, Yang berat itu rindu, bukan dosa." Timpal Maryam, yang di balas gelengan kepala oleh Najib.

"Heee..., Abi sama Umi tuh kenapasih? Kok tumben ngomongin perbedaan anak Zaman sekarang sama anak Zaman dulu?" Protes Hana, tidak suka.

"Gak apa-apa, cuma heran aja. Nikahkan yang penting SAH dan terhindar dari dosa. Sekarang nikah di buat ribet." Najib mulai berkomentar, Maryam mengangguk setuju.

"Iya, Kayak Fathur tuh. Ribet." Timpal Maryam.

"Ribet-ribet kayak gitu juga anaknya Umi sama Abi." Ucapan Hana membuat Maryam dan Najib saling pandang.

Derita Cinta Pernikahan ( Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang