Bab 2

56 6 2
                                    

Siapa pria itu?


" Kopi yang hangat, manis, seperti cinta yang datang tanpa tanda-tanda di antara dua orang asing, pada sebuah kebetulan. "

   Sesampainya Sella dirumah, dia langsung meletakan tasnya dikamar mengganti pakaian dan membaringkan tubuhnya dikasurnya yang empuk walau tak besar.

Sella memijat pelipis kepalanya yang sedikit pusing. Dia menatap kearah langit-langit kamar.

"Benarkah sekarang Sella sudah punya pacar?" Gumam Sella.

"Siapa cowok itu? Sella sama sekali tidak mengenalnya. Mengapa dia menjadikan Sella pacarnya? Dia juga bukan dari SMA Angkasa, seragam batiknya aja beda." Fikir Sella sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Siapa ya? Atau jangan-jangan dia salah satu fans Sella? Hmmm... Itu mungkin saja." Gumamnya.

Sella duduk dikasurnya, dan berfikir sejenak.

"Siapa ya namanya? Sella aja gak tau namanya. Tapi, kalo diinget-inget seragam batiknya familiar bagi Sella."

"Seragam batik punya siapa ya? kayanya Sella pernah liat ada orang
pake seragam batik kaya gitu." Ucapnya bingung sendiri.

"Tau ah, Sella gak peduli. Bisa-bisa kepala Sella botak ditengah cuman gara-gara mikirin seragam batik."

Sella menarik napas panjang.

"Cuman 2 menit aja gapapa pastinya."

Sella membaringkan tubuhnya dikasurnya dan memejamkan kedua matanya.

☕❤☕

   Hari mulai petang, matahari mulai tak bersinar menunjukan hari sudah mulai berganti malam.

Sella yang sedang menyapu halaman rumahnya mendengar suara cempreng yang tidak asing lagi baginya.

Suara cempreng itu selalu saja membuatnya kesal dan tidak mood, karena menyuruhnya ini itu. Sella selalu dibuat capek saat pagi maupun sore. Dia meletakan sapu ditempatnya dan segera masuk kedalam rumahnya yang besar walau tak megah itu.

Saat masuk dia menatap seorang wanita yang tidak asing lagi baginya. kini wanita itu berdiri tepat didepannya. Sella mendengus kesal dan memajukan bibirnya beberapa senti.

"Cepat masuk! Siapkan makan malam sebelum ayahmu pulang. semua harus beres. PAHAM?" Ucap wanita itu dengan nada tinggi hingga terdengar satu ruangan.

Sella mendongakan kepalanya menatap tak suka dan penuh kebencian kepada wanita itu.

"Kenapa? Mau melawan? Mau membantah perintah saya? JAWAB!" Bentak wanita di depan Sella.

"Iya, emang kenapa? Masalah? Kalo aku gak mau gimana? Aku bukan pembantu disini jadi ibu gak berhak perintah-perintah aku." Jawab Sella cepat dan penuh amarah.

"Kamu mau membangkang, HAH?" Wanita itu langsung menjambak rambut Sella.

"Iya aku mau membangkang, kau bukan ibuku, kau bukan pemilik rumah ini, rumah ini akan menjadi miliku jadi kau tak berhak mengusirku dari rumahku sendiri." Ucap Sella lantang yang masih berani melawan wanita itu.

Wanita itu berbisik ditelinga Sella dan makin menarik rambut Sella yang mana membuat Sella meringis kesakitan.

"Apa kamu bilang? Rumah ini akan jadi milikmu? Heh, jangan harap. Kutegaskan ya rumah ini akan menjadi miliku dan anak-anakku. PAHAM KAMU?" Wanita itu makin menarik rambut sella dan mengeluarkan kata-kata penuh amarah.

COFFEE LATTE (Revisi Ulang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang