Bab 3

53 7 0
                                    

" Drama pagi, hari ini. "


Tadi malam sella tidur jam 1 pagi membuat paginya sedikit berat karena masih mengantuk.

Pagi ini sella bangun jam 05:15. ya sella bangun memang agak kesiangan daripada biasanya. Tapi, baginya itu tak masalah dia tidak peduli jika saat dia bangun dipagi hari sella diceramahi ayahnya sedangkan saat pulang sekolah dibunuh dengan omongan pedas ibunya.

"Hoaaammm." sella menguap.

Sella mengucek-ngucek kedua matanya yang masih buram karna bangun tidur. Ini memang kebiasaan sella setiap bangun tidur, mengucek-ngucek kedua matanya.

Kini pandangannya susah jelas, sella menatap langit-langit kamar. Tampak lampu kamarnya sangat terang dan menyilaukan mata saat bangun tidur.

Sella bangun dari tidurnya dan duduk dikasurnya yang empuk itu.

"Udah pagi aja, cepet banget."

"Satu hari lagi yang melelahkan." keluhnya.

Sella berdiri dan pergi menuju kamar mandi. Kamar mandi utama melewati ruang makan dan kini terlihat ibunya itu sedang memasak makanan didapur. Juga ada ayahnya yang tengah menikmati kopinya dimeja makan.

"Sella, kamu tau ini jam berapa?."
Tanya pria menyadari keberadaan sella yang mau menuju kamar mandi.

"Tau, ini jam 05:18. kenapa yah?" jawab sella polos.

"KENAPA?" pria itu berkata dengan nada tinggi.

"Iya, sella kan gak tau. Memangnya kenapa?"

"JAM SEGINI BARU BANGUN. Ini sudah siang. Anak gadis kok bangun jam segini. PEMALAS." ucap pria itu penuh penekanan.

"Tadi malem itu sella tidurnya jam 1 yah." ucapnya polos.

"Suruh siapa kamu tidur jam segitu? Emang ada yang nyuruh kamu. Ngapain juga kamu tidur jam segitu? Kurang kerjaan aja."

"Kamu itu sudah besar bantu ibumu beres-beres rumah, jangan jadi pemalas."

Sella yang sedari tadi hanya mendengarkan ceramahan ayahnya itu kini menoleh kedapur, karena tiba-tiba ayahnya menyangkut wanita brengsek itu dalam ceramahnya.

Dapur dengan ruang makan dirumah sella itu berdekatan, tidak ada pembatas apapun antara dapur dan ruang makan.

Dia menemukan ibunya tengah memotong bawang juga cabe.

Sella menatap sinis kepada wanita itu, sedangkan wanita itu tersenyum miring.

"harusnya ayah tau gimana kejadian sebenarnya. Sella bukan pemalas, itu semua tuduhan ibu yang benci sama sella." ucap sella dalam hati.

"Lihat tuh ibumu." ucap pria itu sambil menolehkan kepalanya kearah dapur, dimana wanita itu sedang memotong bawang dan cabe.

Sella yang sudah dari tadi menolehkan kepalanya kearah dapur tempat wanita itu berdiri, menatap penuh rasa tak suka kepada wanita itu.

Merasa dilihat suaminya, wanita itu segera melakukan aktivitasnya kembali yang sempat tertunda karena tersenyum miring kesella.

Wanita itu berpura-pura tidak mendengar obrolan antara sella dan ayahnya yang mana menyangkut dirinya.

Sella benar-benar benci, tak suka atas drama yang sudah lama dilakukan wanita itu.

"heh... Dasar. Pintar sekali anda memainkan drama ini. Dasar wanita brengsek." ucap sella lagi-lagi dalam hati, dia tak berani mengucap langsung.

COFFEE LATTE (Revisi Ulang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang