Kelahiran

16.5K 882 57
                                    

    Taehyung, bagian terapuh dari alam semesta. Dan Jungkook menyadarinya. Menikah di usia kehamilan Taehyung yang menginjak delapan bulan, tentunya dengan pemulihan psikis Jungkook disisi lain bukan hal mudah.

    Kembali bekerja, kembali menjadi seseorang yang dipandang gagah dibalik kursi presdir menggantikan sang Ayah untuk kedepannya.

    Jungkook berjanji untuk menjaga Taehyung dan dua buah hatinya kelak saat mereka sudah lahir ke dunia.

   "Morning, sweetie!" mendaratkan kecupan di dahi Taehyung, tampaknya istrinya itu sama terburunya seperti dirinya. Ini pukul tujuh lewat dan Jungkook belum berangkat.

   "Aku sudah siapkan roti lapis. Bekalmu ada di meja, sayang," Taehyung dengan langkah pelan menyelesaikan satu persatu pekerjaan rumahnya. Di rumah sederhana yang mereka beli setelah menikah, Taehyung sekarang bisa belajar mandiri untuk menjadi seorang istri yang baik.

    "Baiklah, aku berangkat dulu, ya? Dan untuk kembar, jangan menyusahkan mama selama daddy pergi. Deal?" bibir ranumnya mencium setiap inci perut Taehyung sebelum akhirnya berakhir di bibir cherry istrinya.

    "Cepat berangkat! Tidak elit saat seorang bos berangkat kesiangan!" Taehyung merapikan dasi Jungkook dan membalas kecupan di bibirnya.

    Sepeninggal Jungkook, Taehyung merasa bahwa dua bayi kembarnya lebih aktif dari biasanya. HPLnya masih seminggu dan dia berpikir mungkin itu kontraksi palsu. "Tuh, kan? Bekalnya tertinggal!" gumam Taehyung bersemangat.

.
.
.

      "Jadi rapat hari ini sudah selesai–"

      Perkataan Jungkook terpotong karena ponsel di mejanya bergetar. Tak menghiraukan, akhirnya ia menyelesaikan presentasinya dan menutup rapat pada hari itu. Pikirannya sudah terlampaui lelah.

     "Bos, sudah makan siang?" tanya Rose, asistennya. Jungkook menggeleng,"Kau makanlah dulu. Aku akan ke ruanganku sebentar," jawab Jungkook.

     Entah kenapa langkahnya serasa ringan saat berjalan ke ruangannya. "Oh, seseorang didalam?" ia melihat pintunya terbuka sedikit, dan tak ada yang tau kata sandinya selain dia dan istrinya, serta asistennya.

     "Tae?" panggil Jungkook.

     Istrinya dengan baju merah kebesaran yang menampilkan perut buncitnya tersenyum saat Jungkook mendekat. Kemudian merentangkan tangan dengan manja. "Yaampun sayang kau naik apa saat kesini?" tanya Jungkook.

    "Aku yang antar," seseorang masuk dan terkekeh. "Hoseok hyung?" tanya Jungkook. Hoseok mengendik, "Mana bisa aku membiarkan ibu hamil berjalan di bawah terik matahari?"

    Jungkook menoleh pada istrinya dan hanya dibalas cengiran. "Aku tadi mau naik bus, kok, mau mengantar bekal," balas Taehyung membela diri. "Astaga, maaf aku kelupaan!" dia menciumi dahi Taehyung.

    "Aku menggantinya dengan bento. Rotinya aku makan," tutur Taehyung dan membuka kotak makan siangnya. Kemudian menyuapkan nasi ke mulut Jungkook.

   "Aku jadi nyamuk jadi lebih baik aku pergi. Ada wendy di lantai bawah?" tanya Hoseok. Jungkook mengendik, "Tanya saja pada para karyawati disana. Pacarmu paling sedang bergosip."

    Tersisa Jungkook dan Taehyung.

    "Sayang, wajahmu pucat?" tanya Jungkook melihat Taehyung. Taehyung menggeleng, "Tidak. Aku hanya sakit perut saja, hehe."

    "Sudah makan?" tanya Jungkook.

    Taehyung menggeleng. Maka sumpit diambil alih dan satu suapan dimasukkan ke dalam mulut Taehyung. "Aku kenyang," kata Taehyung bohong.

Fuck With Boo! (S2)(DISCONTINUE))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang