Kita tahu, bahwa Jeon Taejun lahir 8 menit lebih dahulu dari Hyunjin. Mengulang kembali saat Taehyung bahkan hampir menyerah saat mengeluarkan Hyunjin yang lebih besar.
"H–Hiks dia tidak mau...nghh...keluarhhh..." Taehyung menggeleng saat merasa analnya jauh lebih panas. Maka dengan pengguntingan, kepala Hyunjin mampu keluar meski Taehyung hampir pingsan karena kelelahan.
Baiklah, skip.
Terlahir dari seorang Ayah yang memiliki wajah tampan, tubuh proporsional, suara emas, dan juga wibawa yang tak main-main serta harta berlimpah, bukankah itu cukup bagi mereka?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aw, sangat tampan. Mereka berdua harus berterima kasih karena berkat Ayahnya, mereka terlahir ke dunia dengan visual yang bisa dibilang cukup menuruni kedua orangtuanya.
"Apa aku dilupakan?"
Oh, maaf Nyonya Jeon. Aku hampir lupa. Lalu jangan lupakan sosok yang telah berjuang dari nol hingga mampu menyandang gelar Jeon didepan namanya. Ya, siapa lagi. Jika bukan Ibu dari keduanya, Jeon Taehyung.
Si manis yang penyabar dan selalu mengalah untuk segala urusan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sangat cantik.
"Ma, aku berangkat!"
"Yak! Jeon Taejun setidaknya tunggu adikmu selesai berkemas!" teriak Taehyung. Jungkook hanya terkekeh, "Biarkan saja, sayang. Hyunjin akan berangkat denganku," dan kecupan selamat pagi mendarat di kening Taehyung.
"Kau terlalu memanjakan anak-anakmu, Kook. Apalagi Taejun, sayang. Lihatlah, dia jadi seenaknya pada Hyunjin," Taehyung mengoles selai pada roti sarapannya. "Hei, mana ada begitu? Aku hanya membelikan Taejun motor baru. Jika Hyunjin mau, dia juga bisa kubelikan!" protes Jungkook.
