"Kau yakin?" tanya Taehyung. Jungkook mengangguk, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taehyung yang berbau vanila.
"Aku ingin sesekali, hehe," Jungkook lantas membalikkan tubuh Taehyung. Membuat mata keduanya saling bertemu. Maka pinggang ramping itu ia rengkuh, "Akan aku buktikan jika aku adalah Ayah yang hebat!"
"Apa ini berhubungan dengan kau yang merajuk kemarin?" tanya Taehyung.
Jungkook mengangguk."Astaga, tidak perlu! Aku bisa–mphhh" dan mulut Taehyung terbungkam dengan lumatan halus dari si dominan. "Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Jadi, sekarang tidurlah. Badanmu masih hangat," Jungkook memainkan poni halus Taehyung.
Pipinya memerah, melihat pahatan rahang tegas serta mata yang entah sejak kapan menjadi tajam berkilat. "Aku mencintaimu, Ayah," maka Taehyung menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jungkook, mencari kehangatan.
"Aku juga, sayang. Aku mencintaimu."
....
"Idiot! Anak siapa kau?" Seokjin berkacak pinggang. Anak semata wayangnya membuat siangnya menjadi naik darah. Bagaimana tidak? Dia datang ke rumahnya dengan membawa dua bayi di kereta dorong dan bilang ingin belajar merawat bayi.
Poin pertama, bagaimana cara mengganti popok bayi. Sudah Seokjin ajarkan tiga kali, tapi sebanyak itu pula Jungkook masih belum bisa memahaminya. Untungnya, pada percobaan keempat, Jungkook berhasil memasang popok meski sedikit berantakan.
Poin kedua, bagaimana memandikan bayi. Seokjin memberinya sebuah boneka untuk simulasi. Namun malah Jungkook membuatnya tenggelam. "Kau mau anakmu mati karena tenggelam di bak?!" teriak Seokjin gemas.
Disisi lain, Namjoon sedang menggoda cucu-cucunya. Tak menghiraukan bunyi berisik dari lantai atas karena pemandangan didepannya jauh lebih menarik. "Ayah kalian pasti bertingkah bodoh," tebak Namjoon.
"Taehyung sakit?" tanya Seokjin sambil membereskan bekas taburan bedak, membantu Jungkook. Putranya hanya mengangguk. "Iya, kelelahan. Makanya untuk hari ini dan besok, aku libur dulu," kata Jungkook.
Seokjin tersenyum. Anaknya benar-benar sudah tumbuh dewasa. "Baiklah, ayo makan siang dulu!" ajak Seokjin mengusak rambut kecoklatan Jungkook dengan gemas.
Sebenarnya tadi Jungkook pamit untuk mengajak si kembar main di taman. Tapi dia sebenarnya pergi ke sini untuk menemui Seokjin. Dia terlalu gengsi bertanya pada istrinya. Ia ingin menunjukkan bahwa dia bisa dan Taehyung terpesona padanya.
Drrrtt...drrtt...
"Oh, Taehyungie?" Jungkook menempelkan ponselnya didekat telinga. "Halo, ada apa sayang?" tanya Jungkook.
"Bisa aku titip tteokbokki? Aku lapar sekali," rengek Taehyung diseberang. Jungkook tak bisa menahan kekehan gemasnya. "Buburnya tidak kau makan?" tanya Jungkook.
"Tidak mau~"
"Baiklah, baik. Aku akan pulang pukul 3 sore, dan sebenarnya aku mampir ke rumah Mama dan Papa," jelas Jungkook. Taehyung ber'oh' sebentar. "Tumben kesana?"
Jungkook memainkan botol minyak telon di tangannya sembari tersenyum, "Tidak ada. Aku hanya kepikiran pasti mereka rindu pada cucu kembarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuck With Boo! (S2)(DISCONTINUE))
FanfictionSequel Friend With Benefit. KookV garis keras. Homophobic? go away!