"Jadi pulang bareng?" Zavier menghampiri Zea yang masih berada di kelas. Guru pelajaran terakhir telah keluar sepuluh menit yang lalu sejak bel pulang berbunyi.
Zea mengangguk antusias. "Iya, mumpung yang lain pada ekskul. Aku mau ngajakin kamu ke-"
"Anjir aku kamu!" Bee menyahut cepat dengan menatap horor ke arah dua orang yang berada di sebelahnya.
"Ke mana?" tanya Zavier. Zea menoleh sekilas ke arah Bee kemudian kembali melihat Zavier.
"Ada pameran topi, seru banget pasti," ujar Zea yang mengabaikan tatapan Bee.
"Kacang!" Bee memutar bola matanya malas lalu kembali membereskan buku-bukunya. "Gue cabut dulu deh, bentar lagi mau ekskul. Entar nggak usah jemput gue, Ze. Gue tahu lo bakalan sibuk." Bee menatap sinis ke arah Zea.
"Tahu aja lo, lagian juga saling menguntungkan kan? Lo bisa keluar ama Deven, gue bisa-" Zea melirik Zavier sedang yang dilirik hanya mengangkat kedua alisnya untuk menunggu lanjutan ucapan Zea. "Bisa beli topi!" sambung Zea cepat.
Bee tertawa, ia paham betul dua sejoli di sebelahnya ini memang masih malu-malu untuk mengutarakan perasaan mereka dan kini mereka pun masih terjebak dalam sebuah hubungan dinamakan friendzone.
"Ya udah, nggak tahu lo seneng bakal beli topi atau seneng karena mau keluar ama Zavier, yang penting lo baik-baik aja yaa," ucap Bee dengan tatapan jailnya. Ia menepuk dua kali bahu Zea lalu keluar untuk menghampiri Rose.
Bee menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya, auranya yang ceria membawa dampak pada sekitarnya.
"Mawar!!!" teriak Bee begitu melihat Rose yang baru saja keluar dari kelas.
"Yeuu si togel, lu kira gue penjual borak apa?" Rose memanyunkan bibirnya.
"Gue nggak biasa lihat bibir lo manyun gitu, kenapa? Dihukum lagi lo?" tanya Bee. Kini mereka pun jalan beriringan menuju lapangan basket.
"Iya biasalah. Eh, Deven gimana? Tu anak masih belum selesai masa skors-nya?" tanya Rose.
Bee mengangguk. "Ada kabar baru dari Jovan nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Tanpa Sudut •|REVISI|•
Novela JuvenilBab 18-23 belum direvisi, baca 1-17 dulu ya, haha. "Kau dekat, namun tak bisa kusentuh." "Jangan menangis, aku tak seleluasa itu untuk memelukmu." ✍ 2 Feb 2020 -