Strange Overtones: XII

5.3K 713 130
                                    

Haechan meremat jari-jarinya, ia sedikit nervous berada di kantor yang memang sudah lama menarik perhatian pria itu. Sebuah gedung perkantoran yang sangat bergaya tersaji di depan mata. Furnitur yang digunakan sangat futuristik, ditambah ada beberapa tanaman yang di jejalkan di beberapa sudut lobby kantor itu membuat atmosfer ruangan tersebut selaras dengan udara pagi yang sejuk, Haechan tidak sabar memulai karirnya. Pagi-pagi betul seusai sarapan dengan sang kakak, Haechan bergegas memenuhi panggilan dari kantor Sir Alex James. Kabar menggembirakan yang cukup menyita pikirannya dari pria-kurang-ajar-yang-mengusirnya Mark.

Haechan duduk tergugu sambil mengedarkan pandangan, nampak di kedua matanya pekerja yang lalu lalang menggunakan pakaian-pakaian yang formal namun modis. Ia geleng-geleng kepala, entah terdengar gila namun kantor ini layaknya seperti runway. Haechan memeriksa pakaiannya, ia cukup percaya diri setelah beberapa minggu kemarin ia berpenampilan seperti kucing yang tersesat, ia memakai jas dan celana boot-cut yang justru menampilkan kaki panjangnya dengan elegan. Boot hitam mengkilat bersinar di kaki-kaki jenjang dan slim itu, Haechan terlihat seperti gentleman dan menggiurkan secara bersamaan.

"Permisi apa kau Haechan?" Seorang wanita menghampiri Haechan yang sibuk mengigit-gigiti kukunya.

"Ah iya saya Haechan." Haechan tersentak kaget ia langsung berdiri dan menyalami sang wanita.

"Baiklah mari saya antar menuju unit kerjamu." Jawab wanita itu singkat sambil berlalu menggiring Haechan menuju ke lantai 23 gedung mewah tersebut. "Ah saya Herin." Selanya sambil mengulurkan tangan ke arah Haechan dalam perjalanan mereka.

"Saya Haechan, senang berkenalan mohon dibantu." Haechan turut menjabat tangan Herin dan sedikit membungkukkan punggungnya.

Tidak banyak yang terjadi pada hari itu selain Haechan diperkenalkan dengan rekan-rekan kerjanya. Unit desain interior kurang lebih terdiri dari 5 orang dan kesemuanya sangat welcome terhadap Haechan. Hari yang tidak buruk desis Haechan mengetahui fakta bahwa ia bisa dengan mudahnya mingle dan bersikap adaptif di hari pertama. Haechan mengatur kubikelnya dengan sedemikian rupa, ia juga mencatat beberapa arahan yang di anjurkan Herin yang ternyata adalah kepala unit mereka. Semua berjalan lancar dan Haechan yakin semua ini akan berakhir bahagia, setidaknya untuk hari ini.

***

Mark tersentak kepalanya pening, betapa tidak ia tertidur di lorong flat sepanjang malam. Ia masih mencoba mengetuk-ngetuk pintu sang tetangga namun masih tidak ada jawaban. Haechan tidak pulang atau dia sudah pindah aku tidak tau batin Mark frustasi. Ia harus mengentaskan problem ini sehingga ia bisa dengan bebas fokus untuk membangun karirnya. Mark harus bicara kepada tetangganya bahkan saat ini juga. Ia berpikir keras harus menemui siapa untuk mengetahui keberadaan Haechan, sementara selama ia ini abai akan cerita-cerita Haechan mengenai teman dan relasinya. Mark tercenung dan merapatkan duduknya di pintu masuk flat Haechan. Ia lapar dan merasa tidak nyaman namun ia harus segera menemukan jawaban. Ia menundukkan wajahnya di celah-celah siku dan meratapi kepergian Haechan, sampai satu tepukan lembut pada punggungnya yang mampu menyadarkan ia dari ketiadaannya.

"Permisi apa kau menunggu Haechan?" Wendy menepuk punggung Mark dan keheranan melihat sesosok pria duduk diam di depan flat sang adik.

"Ah iya maaf, aku Mark sedang menunggu Haechan." Mark bangkit tiba-tiba dan menundukkan punggungnya ke depan Wendy.

"Oh Mark, iya Haechan pernah bercerita soal Mark-Marknya hehe." Wendy terkekeh mengingat cerita adiknya semalam. Ia tidak menyangka selera adiknya berubah begitu drastis, dari sang flamboyan Lucas dengan segenap kemewahannya hingga Mark. Well dia terlihat acak-acakan pagi ini, mungkin karena menunggu Haechan batin Wendy. "Kau mau berbicara dengan ku sebentar? Aku hanya diutus Haechan untuk mengambil beberapa pakaiannya ke sini."

Strange Overtones (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang