Suara dengkuran halus menyapa telinga Haechan pagi itu, ia membuka matanya perlahan dan seketika merasakan linu di sekujur tubuhnya. Mark habis menggempurnya semalam, pria sialan itu sempat mengklaim dirinya jika ini kali pertamanya ia bercinta dengan seorang pria tapi yang terjadi malah tampaknya ia sudah dengan lihai menghabisi tubuh Haechan. Haechan memijat pangkal indera penciumannya, Mark memang luar biasa brengsek namun Haechan tidak banyak komplain karena sejujurnya peristiwa semalam well, membuatnya sedikit melambung jauh.
Haechan dengan konyolnya di pagi-pagi buta membandingkan skill dua pria yang pernah mengungkungnya. Lucas sangat gagah di ranjang sementara Mark sangat playfull. Entah kenapa pria-pria tampan idiot seperti mereka juga dianugerahi kemampuan mumpuni bak kamasutra jika berurusan dengan ranjang. "Sialan!" batin Haechan menghalau pikiran-pikiran kotornya. Ia mendengus dan rasanya ingin menangis saja mendapati dirinya malah menikmati persetubuhan semalam.
"Haechan...." Lirih Mark sambil memeluk Haechan dengan posisi spooning yang cukup intense, Mark menciumi pundak Haechan. Bibir Mark menempel dan memberikan kecupan kecil-kecil di sana. Mark menyambut pria tersayangnya dengan penuh afeksi tentu saja. Ia sudah mabuk kepayang, ia pikir first trial-nya akan gagal mengingat ini seks pertamanya dengan seorang pria, se-orang-pria. Terdengar gila bagi Mark namun ia dimanjakan luar biasa oleh setiap inchi tubuh Haechan, Mark seolah tercekik menerima kenyataan bahwa tubuh itu justru membawa sensasi berkali lipat dari tubuh wanita manapun yang pernah ia kencani sebelumnya. Gerakan melingkar pinggul Haechan, lalu erangan pria mungil itu, hingga gesekan-gesekan di sela-sela otot bagian dalamnya yang seolah menghisap semua sisa hidup Mark. Hal tersebut membuat ia tersedak prinsip hidupnya sendiri. Ia ingin protes dan menolak kenyataan keji yang saat ini menjadi warna baru dalam abu-abu kehidupannya, namun tak pelak ia menerima semua kegilaan itu dengan senang hati.
"Hmmm" Haechan menyenderkan kepalanya di dada Mark.
"Kau sudah bangun, babe."
"What? Babe? Mark aren't you wake up already huh?" Haechan tidak percaya mendengar penuturan Mark yang sangat-sangat cheesy di telinganya.
"Hmm kau tidak suka?" Tanya Mark sambil mengeratkan rangkulannya.
"Kau mau aku jujur atau berbohong?" Goda Haechan.
"Haechan um.... jangan menggodaku terus." Mark menelusupkan wajahnya diperpotongan leher Haechan, ia malu bukan main. Mark berusaha betul menahan cranky-nya dan berkomitmen untuk bersikap cool namun ia memisuhi dirinya sendiri karena usaha itu gagal dengan mudahnya.
"Kau cheesy sekali Mark, aku geli mendengarnya." Kekeh Haechan sambil membalikkan tubuhnya sehingga ia berhadap-hadapan dengan Mark. Haechan menyapu pipi Mark dengan kecupan kecil yang sukses membuat pria dihadapannya gelagapan dan salah tingkah, jujur Haechan merasa kebahagiaan baru kini menyapa hidupnya pelan-pelan.
"Um, sebelah sini juga." Pinta Mark konyol sambil menunjuk-nunjuk bibirnya.
Haechan melotot tak percaya mendengar ucapan Mark, ia lalu beranjak dan memakai kaos longgarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Mau kemana?" Mark menarik pergelangan tangan Haechan dari atas spring bed nyaman yang menjadi saksi bisu pergulatan dua anak adam semalam. Usai persetubuhan sengit di atas piano si bedebah Lucas, Mark merasa tak cukup puas. Mark kemudian menggiring tubuh Haechan dan memulai episode-episode percintaan di atas ranjang milik tetangganya tersebut.
"Aku mau minum dulu."
"Ikut."
"Please Mark." Haechan meninggalkan Mark menuju dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Overtones (Completed)
RomanceThe chronicles of Mark and his new neighborhood. Haechan adalah tetangga baru Mark?