2.

816 99 5
                                    


Diana dan Gerald menghadap pada anak pertamanya itu untuk membicarakan hal serius. Di ruang tamu mereka bertiga berkumpul, mendadak suasana berubah menjadi tegang. Jungkook pun tak tau mengapa Papa dan Mama nya menyuruh ia untuk menghadap mereka.

Kini Gerald berdeham mencairkan suasana. Sebelum memulai pembicaraan, Gerald melirik Diana yang duduk disebelahnya. Diana tau arti tatapan itu kemudian ia mengangguk.

"Ekhem, jadi Mama suruh Jungkook kesini itu karna ada sesuatu yang mau Mama kasih tau." Ucapnya sedikit gelisah.

Jungkook menautkan alisnya bingung, biasanya kalau Diana mau bilang sesuatu dia langsung bilang tidak biasanya harus menghadap di ruang tamu dan mengajak Gerald--Papanya.

"Soal apa?" Tanyanya sedikit curiga.

Diana bergeming cukup lama, ia sendiri bingung mau bicarakan hal itu mulai dari mana. "Emm, jadi gini Mama kan punya temen tuh. Kamu tau kan temen Mama yang namanya Ralina? Yang kesini lusa kemarin? Nah jadi dia itu..."

Belum sempat melanjutkan perkataannya Jungkook sudah memotongnya lebih dulu.

"Ma, bisa langsung ke intinya gak? Jungkook sebentar lagi ada meeting." Ucapnya sembari menatap arloji yang melekat dipergelangan tangannya dengan sedikit gelisah.

Diana menghela nafas kesal, selalu saja begitu anak pertamanya terlalu sibuk mengurus pekerjaannya sampai waktu untuk berkumpul seperti ini pun jarang terjadi. Ini sudah menjadi resiko Diana karna ini juga keputusannya telah meminta Jungkook menjadi penggantinya sebagai pemimpin perusahaan.

"Oke oke, intinya aja kan?" Jungkook mengangguk singkat. "Kamu bakal Mama jodohin sama anaknya Ralina."

Tak ada tanggapan dari Jungkook setelah mendengar perkataan itu. Diana menyenggol lengan Gerald sembari melempar tatapan bertanya. Diana bingung kenapa ekspresi anaknya tidak menunjukkan apapun?

Apa Jungkook setuju? Atau Jungkook marah? Tidak, ekspresinya hanya datar membuat Diana dan Gerald kebingungan sendiri.

"Jadi gimana kamu mau terima atau.." lagi lagi belum sempat menuntaskan perkataannya Jungkook kembali memotongnya.

"Jungkook pikirkan dulu. Sekarang Jungkook berangkat ke kantor, ada klien yang udah nungguin." Ucapnya dengan nada dingin lalu tanpa ba bi bu ia melengos pergi dari hadapan kedua orang tuanya tanpa berpamitan.

Diana memajukan bibirnya kesal, kenapa anaknya begitu dingin sih. Ah sifatnya benar-benar mirip dengan Gerlad. Dasar es batu.

"Kenapa kamu cemberut?" Tanya Gerald kebingungan.

"Hey anakmu itu jangan diajarin jadi es batu kayak kamu dong! Masa aku hidup sama es batu nanti kalau aku membeku gimana huh?" Omel Diana.

Gerald hanya terkekeh ditempatnya, "Claudia gak dingin tuh."

Claudia itu adiknya Jungkook. Umurnya baru 15 tahun tepatnya sekarang masih kelas 3 SMP. Untungnya aja sifat Claudia mirip dengan Diana, coba kalau tidak mungkin Diana pusing menghadapi sifat dingin dari ketiganya.

"Untungnya gitu, coba kalau gak bisa pusing nih aku." Ucapnya lalu meninggalkan Gelard yang terkekeh ditempatnya.

Marriage Life

Seorang laki-laki dengan setelan jas rapi terlihat sibuk membolak-balik beberapa kertas yang dikumpulkan pada satu map sampai map itu terlihat cukup tebal. Ya ia sangat fokua membaca pengajuan kerjasama dari beberapa perusahaan yang harus ia pelajari dan ia setujui.

Repot memang mengingat jabatannya sebagai seorang pemimpin perusahaan properti milik ibunya. Diana tanpa ragu meminta anak sulungnya itu untuk menggantikan posisinya sebagai pemimpin perusahaan tepat setelah Jungkook lulus dan menjadi seorang sarjana.

DijodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang