5.

489 62 4
                                    


Pagi tiba, hari ini tumben sekali Lisa bisa bangun lebih awal. Namun dengan keadaan yang sangat kacau. Hidungnya memerah, matanya sembab dikelilingi lingkaran hitam, dan juga badannya lemas.

Jelas karna semalaman Lisa menghabiskan waktunya untuk menangis. Karna hal itu Lisa jadi tidak bisa tidur. Dirinya hanya bisa tidur 3 jam saja. Rasanya sekarang tubuhnya sangat remuk. Membuat gadis itu berjalan seperti tidak punya tenaga.

"Kenapa dah lo? Lemes banget kek mihun basah." Sapa Taehyung ketika melihat Lisa duduk di sofa.

Lisa memencet hidungnya singkat, "Gapapa kok bang." Jawabnya dengan nada lemas.

"Gapapa pala lo! Mata lo noh gede banget kek dientup tawon. Lo abis nangis yak?" Tanya Taehyung kemudian menghampiri Lisa dan duduk disamping adiknya.

"Gak lah. Masa, seorang Lalisa, nangis, gak mungkin, banget." Ucapnya tersendat-sendat karna hidungnya mampet.

"Halah ngaku aja deh. Adekku yang cantik ini kenapa sih, sini cerita sama abang coba." Taehyung merangkul Lisa dan mengacak rambutnya.

"Gue gapapa bang. Serius deh, mungkin ini cuma flu." Ucap Lisa menutupinya. Ia hanya tidak mau abangnya tau jika Lisa tertekan soal perjodohan itu.

"Beneran? Bohongin abangnya dosa loh." Lisa mengangguk lalu tersenyum.

"Yaudah sekolah gih, kayaknya si Sehun bakal ngantar lo deh. Tuh dia udah nungguin lo diluar."

Taehyung memang tidak pernah memanggil Sehun dengan embel-embel 'kakak'. Taehyung selalu hanya memanggil Sehun dengan namanya saja. Walau begitu, Sehun sendiri tidak masalah.

"Hah? Bang Sehun ngantar Lisa? Lah kan Lisa bisa naik motor sendiri." Lisa tampak kebingungan.

"Tau tuh, katanya disuruh Bunda." Taehyung menggedikkan bahunya.

Lisa pun keluar rumah menemui Sehun yang sudah bersandar pada mobilnya. Sehun tersenyum melihat sang adik menghampirinya.

"Udah siap? Yuk berangkat, abang yang antar." Ucapnya lalu membukakan pintu mobil untuk Lisa.

Begitu Lisa masuk, Sehun berlari mengelilingi mobil dan masuk pada kursi kemudi. Memasang seatbelt lalu melajukan mobilnya menyisir jalanan kota.

"Bang, kok tumben Lisa diantar? Kan Lisa bisa naik motor sendiri. Lagian tumben juga abang bisa ngantar Lisa, biasanya abang ada tugas kalau pagi." Ucap Lisa menoleh pada Sehun yang sedang mengendarai.

"Kata Bunda, mulai sekarang kamu harus diantar jemput." Sehun mengulurkan tangannya mengacak rambut adiknya dengan gemas.

"Tunggu-tunggu, diantar jemput?" Sehun mengangguk, "Diantar jemput sama siapa? Bang Sehun? Gak mungkin lah Bang Sehun kan sibuk banyak pasien, Bang Tetet? Gak mungkin juga kan Bang Tetet lagi ngejar skripsi. Lagian nih ya, selagi Lisa bisa bawa motor sendiri kenapa harus diantar jemput?" Jelasnya panjang lebar tanpa jeda.

"Bang Sehun kurang tau juga sih, tadi Bunda cuma bilang gitu. Harusnya kamu senang dong, jadi kamu gak perlu repot-repot bawa motor sendiri. Kamu gak kecapean jadinya." Ucap Sehun membuat kerutan didahi Lisa semakin menjadi.

"T-tapi bang, ini aneh banget tau gak. Apa jangan-jangan.."

"Mungkin Bunda gak pengen kamu kenapa-napa. Jalanan dekat sekolah kamu kan ramai banget, Bunda gak mau terjadi sesuatu sama kamu." Sehun mengelus pucuk kepala Lisa.

Lisa melambaikan tangannya ke arah mobil Sehun. Gadis itu membalikkan badan setelah mobil Sehun sudah menjauh. Lisa berjalan menuju kelasnya dengan langkah pelan. Biasanya kan paginya selalu terburu-buru namun kali ini Lisa lebih santai karna dirinya datang lebih awal.

DijodohinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang