"Sumimasen, Oyakata-sama... Bukankah gadis ini...?"
"Ya, dia adalah putri-ku"
Beberapa orang terlihat membulatkan matanya kaget, merasa tidak percaya dengan apa yang telah Oyakata-sama katakan.
Gadis didepan mereka... Adalah anak dari Oyakata-sama? Apakah itu akan baik-baik saja? Apakah, Oyakata-sama telah memikirkan mengenai ini sebelumnya?
"Tapi ingatlah ini wahai anak-anakku, aku mengangkatnya sebagai pilar bukan semata hanya karena dia adalah putri-ku,
Melainkan karena kemampuannya yang aku akui cukup hebat untuk dapat menempati posisi pilar yang tengah kosong"
Kedelapan orang tersebut mengangguk patuh tanpa mengubah posisi tubuh mereka.
"Baiklah, aku rasa cukup untuk hari ini. Terimakasih karena telah menyempatkan datang "
Oyakata-sama menutup perjumpaan mereka dipagi hari itu, dimana dia mengenalkan seorang anggota pilar baru.
Setelah dipersilahkan, kedelapan pilar membubarkan diri dan kembali ke kediaman masing-masing. Menyisakan Oyakata-sama dan Masuyo yang masih berada diposisi semula mereka.
"Baiklah otou-- maksud saya Oyakata-sama, jika begitu saya juga akan pamit"
Gadis bersurai putih itu membungkuk dengan air wajah yang begitu berbeda. senyuman dan tatapannya melembut, bagai dua perangai yang berbeda dari dua orang berlawanan.
"Tidak perlu menekan dirimu seperti itu, Masuyo.
Panggil saja seperti biasanya, Kau tau aku tidak pernah menetapkan bagaimana kau harus memanggilku.
kau akan selalu menjadi anakku dirumah ini..."
"Onee-sama, apakah kau benar-benar akan pindah?"
Dua orang anak berambut putih muncul dari balik fusuma. Wajah cantik dengan ekspresi bertanya sekaligus kesal. Terlihat menggemaskan bagi Masuyo untuk melihatnya.
"Are? Kenapa kau berwajah seperti itu kuina-chan? Tersenyumlah, aku lebih suka melihat senyumanmu"
Surai putih itu dielus lembut, dengan senyum yang tak lepas dari bibir tipisnya.
"Jika Onee-sama pergi, kami akan sangat kesepian. Bukankah Onee-sama bisa tinggal disini saja?
Otou-sama juga bilang, bila pilar tidak harus tinggal di kediaman Pilar"
Kedua gadis kecil itu berhambur memeluk Masuyo yang ditahan untuk pergi.
Setelah waktu kebersamaan mereka yang terus berkurang karena bergabungnya Masuyo dengan Kisatsutai, kini waktu kebersamaan itu akan benar-benar terenggut dengan pindahnya Masuyo.
Rasanya kedua gadis kembar itu tidak rela bila itu semua terjadi.
"Sudahlah, kalian jangan membuat Onee-sama kerepotan seperti itu!"
Seseorang lainnya menghampiri, seorang anak laki-laki dengan rambut berwarna hitam.
"Mou, tidak usah berpura-pura Kiriya! Aku tahu kau pun tak mau Onee-sama pergi, mengaku saja!"
Anak bernama Kiriya itu menggembungkan pipinya, wajahnya memerah lalu memalingkan wajahnya mendengar pernyataan adiknya.
Memang benar dia pun tak ingin Masuyo pergi, namun dia tetap berusaha untuk menahan diri didepan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIRAYUKI | Sanemi x OC | Kimetsu no Yaiba Fanfict
FanfictionSalju... Itulah yang terlintas dipikiranku ketika pertama kali manikku menangkap potret indah bayangnya. Berjalan dengan anggun didepan kami yang penasaran akan sosok dirimu yang akan segera menjadi bagian dari kami. Dengan Rambut putihmu yang terli...