Terimakasih sudah meninggalkan jejak untuk memberikan saya semangat 🙏-
-
-
"Kau masih disini?"
Jaemin mengangkat kepala. Di tatapnya sang suami yang kini tengah memandangnya dengan alis yang nyaris menyatu.
Jaemin mematikan komputer dan membereskan barang-barangnya sebelum berjalan mendekati Jeno."Aku menunggumu untuk membicarakan sesuatu..." jawabnya. Jaemin menatap Jeno, namun lelaki itu mengalihkan pandangan dan melangkahkan kakinya berjalan menjauh. Jaemin mengikutinya di belakang.
Mengapa Jeno semakin terasa jauh. Apakah Jaemin melakukan sebuah kesalahan?
"Aku ingin bicara padamu." Jaemin berkata satu kali lagi, Langkah kakinya menyamakan langkah kaki Jeno. Mereka berjalan berdampingan namun Jeno tetap enggan mengalihkan wajahnya.
"Kita bisa membicarakannya di rumah. Kau tidak harus menungguku. Bagaimana jika ada yang mengetahuinya? Mengapa kau harus mempersulitku." Jeno berkata tanpa memandang Jaemin. Mereka telah sampai pada dua pintu lift yang berbeda.
Jaemin berjalan menjauh menuju pintu lift yang lain. Ia berubah pikiran untuk mengajak Jeno berbicara.
Mendapati sikap Jeno yang sangat dingin padanya membuat Jaemin menyadari jika lelaki berstatus suaminya itu tengah marah padanya. Jaemin tidak sampai hati harus menambah masalah mereka. Ini memang murni kesalahan yang telah di perbuatnya, sangat wajar jika Jeno marah padanya. Jaemin telah membongkar salah satu hal yang harus di sembunyikan, tidak ada seorangpun yang seharusnya mengetahui kondisi Jaemin meskipun hanya seorang Jiyeon.
Kedua matanya memanas. Ketika pintu lift di depannya terbuka. Jaemin segera memasukinya dan menekan tombol menuju lantai terbawah perusahaan.
Mengapa perasaannya sangat sensitif. Dadanya berdebar menyesakkan. Ini jauh lebih menyakitkan di banding saat Jaemin mengetahui jika Jaeri mendapat kesempatan untuk sekolah keluar Negeri. Mendapati sikap dingin Jeno membuat hatinya tidak nyaman, terasa penuh dan menyulitkannya bernafas.Jaemin tidak mengerti, tetapi dia memang sangat mudah menangis. Jaemin telah berusaha untuk menyukai Jeno, tetapi memang tampaknya Jaemin tidak bisa melakukannya. Bukan Jeno yang Jaemin inginkan, tetapi Jaemin juga tidak bisa menggapai seorang yang telah mencuri hatinya. Terlebih jika seseorang itu telah dimiliki orang lain.
Pintu lift terbuka, Jaemin setengah berlari keluar menuju halte bis terdekat. Meski mereka berada di perusahaan yang sama, Jeno hanya sesekali mengajaknya pergi dan pulang bersama. Mereka juga tampak lebih merasa was-was saat berada dalam satu mobil. Jaemin lebih merasa nyaman ketika dirinya menaiki bus di banding harus bersama Jeno.
Udara lebih terasa dingin, mungkin karena sudah memasuki awal musim dingin. Jaemin tidak menyukainya, dia mudah terserang flu ketika negaranya memasuki suhu terendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer [Nomin]
FanfictionKarena seumur hidupnya Jaemin hanya di takdirkan untuk berjuang.... Kasih sayang keluarga... Bahkan kisah cintanya.... - - bxb Yaoi Jeno x Jaemin NCT Dream