Part 7

14.6K 2K 131
                                    

-




-




-




"Wow siapa yang kau bawa Mark?" Tanya seorang laki-lagi berwajah manis yang mereka temui di depan sebuah gedung agensi yang sangat terkenal. Jaemin tidak mengetahui jika Mark adalah pemilik sebuah Agensi besar yang kini terus menjadi sorotan karena kesuksessan beberapa idol grupnya. Ia menjadi gugup karena akan menjadi salah satu orang yang di percaya dalam penjualan terbaru produk mereka.

Jaemin menatap lelaki manis di depannya tak berkedip. Kulitnya sangat mulus tanpa sedikitpun goresan bekas luka ataupun jerawat. Tanpa sadar Jaemin menyentuh kulit pipinya sendiri membandingkan.

"Wooseok Hyung, Apa Minhyun Hyung sudah tiba?" Tanya Mark sengaja mengabaikan pertanyaan Wooseok. Jika Wooseok sampai mencegat mereka memasuki studio maka Mark akan merasakan penderitaannya yang lain bersama Wooseok.

"Yah, dia sudah berada di ruangannya sejak tadi." Jawabnya.

Mark menarik lengan sweater Jaemin agar mengikutinya.
Mereka meninggalkan Wooseok yang masih memandang keduanya dengan kening berkerut.

Mark membuka sebuah pintu ruangan, di sana ada meja rias yang sangat panjang, di sudut ruangan ada banyak pakaian bergantung, ada sekitar enam orang yang kini sedang sibuk berlalu lalang. Mark masih menarik ujung lengan sweaternya hingga memasuki ruangan. Jaemin hanya menurut ketika Mark menyuruhnya untuk duduk di depan meja rias.

"Jennie Noona, aku membawa modelnya. Bisakah kau segera meriasnya? Aku ingin menemui Minhyun Hyung sebentar." Kata Mark pada seorang wanita cantik yang sedang merapikan tumpukan pakaian yang belum tergantung.

Jennie menghentikan pekerjaannya dan berbalik menatap Mark.

"Kenapa terlambat? Kau pikir pekerjaan kami hanya satu?" Ujarnya ketus. Jennie berjalan menghampiri Mark, Mark tidak begitu terpengaruh dengan kalimat pedas Jennie, dia membawa Jennie menghampiri Jaemin.

"Dia Laki-laki?" Jennie menatap Mark terkejut.

Jaemin menatap Jennie tidak nyaman. Ia merasa tersudut.

"Memang apa masalahnya? Kau tinggal memberikannya wig, dan semua beres. Atau kau tidak perlu melakukan apa-apa. Dia sudah cukup can....." Mark menghentikan ucapannya. Kedua matanya mengerjap, Mark tiba-tiba tersadar.

"Kau tidak boleh protes. Lakukan apa saja padanya." Kata Mark sebelum meninggalkan Jaemin bersama Jennie yang kini sedang memandangi Jaemin dengan sangat serius.

"Hai," Jennie melambaikan tangan ramah. "Aku Jennie, siapa namamu?" Tanyanya. Namun Jaemin hanya memberikannya sebuah senyuman tipis.

"Maaf Noona. Aku harus merahasiakan identitasku pada siapapun." Jawabnya.

Jennie menghela nafas. Mark pasti membawa salah satu karyawan Jeno lagi, namun yang ini sepertinya adalah seorang yang di lindungi Jeno. Jennie tidak banyak bertanya, dia hanya memberikan beberapa kata perkenalan siapa dirinya dan apa pekerjaanya pada Jaemin agar mereka tidak canggung. Jaemin hanya menimpalinya jika di perlukan. Ia tidak pernah di ajarkan untuk bersikap tidak sopan pada seorang yang lebih tua.

-

-

"Kau tidak ingin melihatnya Hyung? Dia di bawah dan Jennie sedang mempersiapkannya." Kata Mark sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dengan segelas kaleng soju di tangannya.

"Berhentilah meminum itu! Kebiasaan burukmu akan membuatmu menyesal di masa depan." Minhyun berkata. Menarik nafas dalam, Minhyun kemudian menolehkan kepala pada Mark.

No Longer [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang