Aesya kini sedang berjalan dikoridor bahkan senyuman itu tak pernah pudar,entah mengapa melihat Deltha kesal membuatnya bahagia,munkin itu akan menjadi hobi nya kali ini
"Aesya?"
Aesya berhenti melangkah lalu menoleh ke belakang,dan senyuman itu langsung pudar, ekspresi itu seakan berubah dingin seketika
Aesya menatap orang itu kesal lalu kembali berbalik ingin pergi,namun tangannya tiba tiba tercekal membuat dirinya dengan kesal menoleh dan menghentakkan tangan itu
"Lo apa apaan sih Raf"geram Aesya bahkan tangannya kini sedang terkepal disisi tubuhnya
Raffa terdiam menatap Aesya,dirinya merasah bersalah melihat gadis didepannya ini seperti ini
Aesya benar benar berubah karena kesalahannya
"Jangan ngehindar,kita udah sahabatan sejak kecil"
"Sahabat?mana ada sahabat main rahasia rahasian?mana ada sahabat yang suka mainin hati sahabat nya sendiri dengan orang lain?"ucap Aesya
Raffa kembali terdiam melirik sekilas ke tangan Aesya yang terkepal kuat bahkan ia bisa melihat tangan gadis itu kian memerah
"Gue ngak bermaksud,dan ini bukan kesalahan gue sepenuhnya,gue cuma mau buat semuanya bahagia"
"Bahagia?Lo ngak mikir perasaan gue?"ucap Aesya bahkan gadis itu kini matanya mulai berkaca kaca
Raffa menghembuskan nafasnya gusar lalu menggerakkan tangannya menggengam kedua tangan Aesya membuat tangan itu berhenti mengepal
"Gue minta maaf"ucapnya parau
Mendengar itu Aesya semakin terisak terduduk dan bersandar di tembok dan semakin terisak di lorong koridor yang sepi itu
Raffa memijit pangkal hidungnya bingun harus apa semuanya sudah terjadi dan sangat susah untuk diperbaiki kembali
Jauh disana seseorang sedang berdiri memerhatikan mereka berdua sejak awal dengan kerutan didahinya
Membuat orang itu menimbulkan berbagai banyak pertanyaan di pikirannya
"Mereka ada hubungan apa?"
****
Waktu pulang kini sudah dua jam berlalu,sedangkan Aesya masih duduk di halte bis
Dirinya bingun harus pulang kemana untuk bermalam,dirinya tak punya rumah lagi,kemarin saja ia tinggal sementara dirumah tantenya
Tapi kali ini dia tidak ingin menyusahkan siapapun karena tindakannya kali ini,dan uang yang dirinya pegang tinggal dua ratusan untuk hidup
Aesya punya uang tapi dirinya tak akan menggunakan semua itu karena itu pemberian mamanya dan dia akan belajar mandiri bukan?
Aesya masih terdiam bahkan mata gadis itu masih terlihat sembab mengingat Raffa membuatnya semakin emosi
Namun mata Aesya langsung menajam dimana disana terparkir sebuah mobil putih,gadis itu tersenyum miring lalu berjalan dengan mengendap endap dan masuk kedalam bagasi,walupun pengap dirinya akan menahan nya sementara
Aesya tentunya heran masih ada aja orang tak mengunci bagasinya sebelum meninggalkan mobil,kalau maling yang datang bagaimana?
"Deltha,I'M coming"
****
Aesya kini benar benar kepanasan untung saja mobil Deltha sudah berhenti
Namun baru saja gadis itu ingin membuka bagasi mobil itu,wajahnya langsung terkejut karena bagasi itu terkunci
"Woi Disni ada orang"teriak Aesya
Namun mau bagaimana pun suaranya pasti tak pernah terdengar,terus dirinya harus bagaimana?jika seperti ini dirinya bisa mati tinggal dibagasi semalaman
Aesya semakin kesal ternyata ponselnya tak pernah di charger karena dirinya tak punya benda itu ia meninggalkan semuanya dirumah papanya
"Terus gue harus apa?"gumamnya
Aesya terus saja memukul mukul namun nihil tidak ada tanda tanda jika Deltha akan datang
Aesya lalu terdiam menyerah nafasnya benar benar tak teratur kali ini,hawa didalam sana sangat panas bahkan udara pun tidak cukup untuk hidup seharian
Aesya memegang perutnya yang berbunyi,dirinya kini sungguh sangat lapar saat ini
Bagaimana caranya dirinya bisa keluar kalau begitu?
****
Setelah ganti seragam Deltha kini langsung turun diruang tamu dan bergabung kedua saudaranya,rumahnya kini sepi semenjak papanya menemani mamanya ke luar negeri untuk berobat
"Kamu pulang lama lagi,ada rapat yah?"
Deltha menoleh dan menganguk kepada kakaknya yang bernama Elvan itu,yang kini sudah kuliah semester 2,bahkan kakaknya itu sudah punya pacar
"Eh?pesenan gue mana?"
Deltha mengerutkan keningnya lalu menepuk jidatnya ia lupa jika adiknya itu menyuruhnya membeli sepatu sebelum dirinya pulang
Agatha memang menyuruhnya membeli sepatu yang sama dengan sepatu yang ada di kamarnya tapi mau bagaimana pun dirinya tak bisa mendapat sepatu seperti itu
Ada yang aneh dengan sepatu itu,dimana gadis itu membelinya?kenapa seakan akan sepatu itu tidak ada stoknya kali ini
"Lo diem Mulu"ucap Agatha kesal
"Nih ambil sendiri ada di bagasi lupa tadi ambilnya"ucap Deltha sambil melemparkan kunci mobil dan langsung ditanggap sempurnah oleh Agatha
Agatha pun tersenyum dan berjalan keluar dan menuju ke garasi mobil milik Deltha
Agatha membulatkan matanya disaat melihat sosok perempuan dengan rambut menutupi wajahnya dibagasi milik Deltha,membuat wajahnya pucat Pasih ketakutan
"Huaaaaaaaaaaaa, kuntilanak"
Jangan lupa vote ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAVITY
Teen FictionDefinisi nakal menurut kalian bagaimana sih? Keluar masuk club' setiap malam?ganti ganti pasangan setelah neglakuin itu? Tapi,dia Aesya menurutnya definisi Nakal itu seperti tadi,namun banyak yang bilang Aesya itu nakal?atau biasa di sebut bad girl...