Sydney, Australia"Ayah, apakah aku bisa menjadi sepertimu ?"
tanya seorang gadis kecil kepada Ayahnya dengan tatapan penasaran.Sang Ayah tersenyum lalu mengangkat anaknya duduk dipangkuannya, kemudian mengusap pelan rambut panjangnya.
"Tentu saja, sayang. Kau bisa menjadi seperti Ayah kalau kau rajin belajar. Karena, perusahaan inti keluarga akan kau pegang" jawabnya.
"Benarkah ? Bukankah harusnya Chan Oppa ? Lalu bagaimana dengan perusahaan cabang ? Apa itu akan dipegang Oppa ?" jawab gadis itu sekaligus memberi pertanyaan pada Ayahnya dengan tampang heran.
Sang Ayah hanya tertawa kecil kali ini.
"Honey, apa kau tidak kasihan dengan Ayah yang mendudukanmu di pangkuannya ? Aku khawatir dengan Ayah yang harus menahan berat badanmu yang seperti gajah" ledek seorang lelaki yang sedikit lebih tinggi dari gadis itu.
Yang diledeki hanya mengerucutkan bibir mungilnya dengan lucu dan mengaduh pada Ayah.
"Ayah, apa aku begitu berat?" tanya sang gadis kecil.
Ayah hanya tersenyum tipis.
"Tidak, sayang. Kau tidak berat. Malahan kau seringan kapas" jawab sang Ayah membela sang gadis.
"Oppa, kurasa kau yang beratnya seperti gajah" balas ledek sang gadis terhadap sang lelaki.
"Yak, dasar bocah kecil. Sini kau" kata sang lelaki lalu mengejar sang gadis yang diketahui adiknya itu.
Seisi rumah yang melihat itu cukup terhibur dengan kelakuan mereka. Walau hanya sederhana tapi itulah kebahagiaan sejati.
6 tahun kemudian...
"Oppa, berjanjilah untuk tidak melupakanku saat kau sukses nanti" ujar sang gadis.
"Okay. Aku akan mengingatmu selalu, Honey. Berjanjilah ketika kau sudah lulus nanti datanglah tinggal dengan Oppa, Okay ?" balas sang lelaki menyanggupi dan menyodorkan janji lain.
"Hm. Aku janji. Saat itu tiba, mereka akan menundukkan kepala mereka didepanku. Aku akan menemuimu dan tinggal bersama lagi" balas sang gadis lalu memeluk tubuh sang lelaki.
"Allright. I'll wait for you, my lil sist, Bang Jihyun" ujar sang kakak lalu melepas pelukan mereka dan mengecup sayang kening sang adik kemudian tersenyum sebelum kemudian pamit dengan keluarga yang lain untuk segera berangkat ke bandara.
Sekali lagi mereka berpandangan sambil saling tersenyum, lalu sang lelaki pun masuk ke mobil.
"Hm. Wait for me, my big bro, Bang Chan" ujar sang adik ketika mobil melesat pergi meninggalkan halaman rumah.
"Ayah, Ibu, sesuai janji, 8 tahun kemudian, aku akan menyusul Chan Oppa dengan seluruh kendali perusahaan serta cabangnya di tanganku" ujar gadis itu dengan tekad.
Mau tak mau membuat seisi keluarga yang tersisa dia, kedua orang tuanya dan nenek-kakeknya tersenyum bahagia.
.
.
.
.
.
Hari-hari dilalui Jihyun dengan baik. Yang tadinya, lugu, polos, dan pemalu sekarang berubah menjadi gadis remaja yang cantik, berprestasi, fashionable, dan sedikit jutek.Dia bahkan belajar dengan baik demi janji untuk menyusul sang kakak di tempat lahirnya sebuah kata KPOP. Tapi bukan hanya itu tujuannya. Seluruh keluarganya juga menjanjikannya untuk memegang perusahaan inti keluarga dan menjadi satu-satunya alih waris keluarga. Kenapa bukan sang kakak ? Yah, karena sang kakak lebih memilih menjadi seorang penyanyi terkenal. Dia menyuruh Ayahnya untuk mengalihkan perusahaan inti kepada sang adik, sedangkan dia sendiri memegang perusahaan cabang untuk membantu sang adik.
Itu juga karena suatu kejadian yang membuat sang kakak, memilih memegang perusahaan cabang dan menjadi penyanyi sebagai pengalihan. Dan membiarkan sang adik memegang perusahaan inti.
Chan sosok kakak yang sangat baik, penyayang, ramah dan sabar. Ketika mendengar kabar bahwa adiknya salah satu korban bullyan di sekolah mereka membuat sifatnya berubah dari ramah menjadi tegas dengan lingkungan di sekitar sang adik. Bisa dibilang Overprotective terhadap sang adik.
Awalnya Jihyun risih dengan perbuatannya. Tapi, lama kelamaan dia merasa nyaman dan aman. Merasa terlindungi. Namun, sejak Chan pergi merantau, dia berinisiatif menjaga diri sendiri dengan mendaftarkan diri ke kelompok Taekwondo.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me✔ [Seo Changbin And You]
FanfictionMenjadi seorang pemegang perusahaan inti tidaklah mudah. Apalagi di usia yang muda. Tantangan apapun itu pasti akan menghampiri. Terlebih lagi, bagaimana jika ada yang meremehkan usahanya karena usia mudanya itu ? Hidup diantara orang-orang yang me...