[04]. Tak Menyesali Patah Hati

8 3 0
                                    

"Aku pernah menjadi bodoh, tak sadar diri telah berharap pada manusia yang secara subjektif dekat dengan nilai sempurna. Aku tak sadar selalu memberi ruang maaf di setiap kesalahan. Bodoh jika kukatakan saat itu aku merasa dia mampu menerima setiap kurang ku. Bodoh jika kukatakan saat itu aku merasa pantas bersanding dengannya"

*****

Demi Pencipta Langit dan bumi, aku tak pernah meminta supaya ia menjadi bagian hidupku, namun aku selalu mengemis doa di sela-sela 1/3 malam ku untuk selalu didekatkan dengan jalan kebaikan.

*****

Hingga pada satu titik, ku bangun dinding yang begitu kokoh. Aku tak ingin melihat dengan pikiranku sendiri, karena penglihatan manusia itu terbatas. Ku serahkan padaNya, meski pada akhirnya menjadi sebuah cerita pahit bagiku. Kejadian yang tak pernah aku inginkan menjadi kenyataan, sama persis dengan apa yang ku khawatirkan dulu.

*****

Waktu terus berjalan, aku berusaha untuk berdamai dengan keadaan. Kurasakan ketenangan, meski rasanya menyedihkan. Sebab, sedih itu manusiawi. Marah dan kecewa, merupakan sebuah niscaya bagi siapapun yang terlalu percaya pada manusia.

*****

Aku berbaik sangka saja, mungkin Allah punya jalan lain, karena sedari dulu yang ku minta bukanlah ia, melainkan jalan kebaikan. Bukankah kebaikan seringkali yang dibungkus dengan kesedihan? Supaya kita mampu bersyukur atas rahmatNya setelah jatuh terluka.

*****

Aku berjanji pada diriku sendiri untuk terus menempa diri lebih keras, hingga alasan yang menjadikannya pergi takkan pernah menjadi kenyataan. Aku akan belajar lebih sungguh, bukan untuk terlihat baik di matanya, bukan. Namun, sudah menjadi garis hidupku; menjadi pembelajar hidup dalam setiap keadaan.

*****

Aku tidak akan menyesal telah membuat kesalahan di masa lalu, sebab, dari sanalah Ia membuka mataku untuk berubah menjadi lebih baik. Bukankah setiap dari kita berhak untuk memperbaiki diri?

*****

Mungkin, aku tidak bisa memilih dilahirkan dari keluarga seperti apa, namun aku bisa memilih dengan siapa aku berteman, dan dimana aku memilih lingkungan.

*****
Sekian

AKHIR CERITA

Atas Nama Penulis

MUHAMMAD ASROFI

Why Have To PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang