[05]. Teror Mimpi

6 0 0
                                    

Mimpi Yang Sebegitu Tidak Mungkin, hemm.

Aku bangun dengan perasaan tak karuan. Kamu lagi, kamu lagi.



Aku pikir hadirmu sudah tidak menjadi masalah besar buatku. Nyatanya, dalam mimpi pun kamu masih bisa membuatku ngilu.

Ada yang tak tuntas diantara kita. Pertanyaan-pertanyaan itu senang bernyanyi di pikiranku, membuat iramanya sendiri. Entah aku menikmatinya atau apa, nyatanya aku tak menepisnya. Meski itu membuat kepalaku berputar-putar.

Masih detil kuingat lekuk senyummu, wangi parfummu, gaya berjalanmu, mimik muka risihmu, bentuk dagumu yang begitu indah dan caramu menyapaku, candaan yang kau lempar padaku. Ngeri. Bisa-bisanya. Padahal kita sudah lama tak bertemu.

Sudah lama pula, hatiku tak berdebar sekencang ini. Rasanya begitu nyata. Ini bukan tentang langkah orang lain. Bukan pula tentang ambisi dan keinginan untuk bersaing. Ini, sepenuhnya mengenai mimpi, kesempatan, dan harapan yang kembali kuhidupkan. Kesempatan yang selama ini, berkali-kali ku lewatkan.

Kesempatan dan harapan yang selama ini, dikalahkan oleh keyakinan yang salah. Kesempatan dan harapan yang selama ini, menyisakan ragu dan resah. Kesempatan dan harapan yang selama ini, membeku pada lingkaran jemu.Padahal perjumpaan kita semu.
Ini bukan tentang langkah orang lain. Bukan pula tentang ambisi dan keinginan untuk bersaing. Ini, sepenuhnya mengenai mimpi, kesempatan, dan harapan yang kembali kuhidupkan.

Kesempatan yang selama ini, berkali-kali ku lewatkan. Kesempatan dan harapan yang selama ini, dikalahkan oleh keyakinan yang salah. Kesempatan dan harapan yang selama ini, menyisakan ragu dan resah. Kesempatan dan harapan yang selama ini, membeku pada lingkaran jemu.

Menyampaikanku pada titik temu, untuk memecah semu. Menyampaikanku pada segenap tekad untuk beranjak maju. Menyampaikanku pada segenap keyakinan, untuk dapat lebih percaya diri, jika suatu saat berkesempatan, untuk ku ceritakan kepadamu. Tentang segenap hal, yang kulalui bersama sedih dan tawaku. Segenap hal, yang berasal dari kekhawatiran dan ketakutanku yang tak beralasan. Yang selama ini berusaha dilerai, yang pada saat ini, hanya bisa ku simpan, di dalam diriku seorang.

Pikirku bahwasanya ini bukanlah tentang langkah egois. Bukan pula tentang langkah diam meninggalkan. Walaupun mungkin memang iya, pada kenyataanya. Tetapi, semua itu dilakukan, agar aku dapat lebih mengetahui tentang arti berjuang, kesungguhan, dan keseriusan. Agar kelak, aku dapat mewujudkan mimpi besarku itu. Yang selama ini, membuatku terjaga hampir disepanjang malam.

Mimpi yang selalu ku dekap di dalam langkah dan ingatanku. Mimpi yang selalu hadir di tengah kerumunan dan keheninganku, bangun, dan juga tidurku. Mimpi yang membuatku kembali mencapai puncak kesadaran, bahwa ilmu yang kumiliki saat ini tidaklah cukup, untuk memberikan kebermanfaatan yang lebih luas, bagi orang-orang.

Sekali lagi;

Ini bukanlah tentang langkah orang lain. Bukan pula tentang langkah untuk menemuimu di masa depan. Ini, sepenuhnya mengenai mimpi besarku, untuk bisa lebih banyak membantu sesama, dan orang-orang yang tidak mampu mengaksesnya. Keinginan yang berasal dari sebuah tekad besar, untuk memulihkan dan membebaskan banyak jiwa, termasuk diriku sendiri. Ini sepenuhnya, mengenai mimpi besarku untuk dapat membangun negeri ini, dari langkah kecil dan sederhana. Mengawalinya dengan membangun kesadaran, akan pentingnya tersenyum, bagi kesehatan mental dan kebahagiaan jiwa mereka. Sebagaimana yang pernah kau ingatkan, dalam pesan-pesan terakhirmu.

Ku kira, kaupun begitu. Tengah menyibukkan diri, melakukan perjalanan panjang, untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpi besarmu itu, yang sudah kau awali terlebih dahulu.

Tuhan memang adil, semesta-Nya selalu berhasil menyingkap rahasia. Langitnya penuh dengan kejutan dari tanya jawab doa-doa. Buminya selalu mengembalikan kita pada fatamorgana. Bahwa yang dituju hanyalah satu, saat kita mengetahui, bahwa ada jutaan macam pesan yang dititipkan Tuhan melalui perantara-Nya.

Ku kira demikian.

Terima kasih telah datang di mimpiku. Adakah kamu juga merasakannya?
Adakah aku juga datang dalam tidurmu?

*****
Sekian

AKHIR CERITA

Atas Nama Penulis

MUHAMMAD ASROFI

Why Have To PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang