Selama kelas enam, saat aku tidak melukis atau menggambar atau membuat sesuatu, aku bekerja sekeras mungkin, menghabiskan waktu yang sangat lama di kamarku untuk mengetik banyak kata di komputer dan memeriksa ejaanya, lalu membaca sebanyak mungkin untuk mencoba meningkatkatkan kecepatan dalam membaca. Sekolah menjadi perjuangan yang berat untukku dan ketakutan terbesarku adalah kalau aku tertinggal dari teman-temanku.
Saat aku memberitahu mom dan Dad kalau aku tidak begitu ingin masuk sekolah berasrama, mereka menunjukkan kepadaku majalah sekolah ini dengan semua pelajaran seni yang sangat hebat disana, dan mom bahkan membacakan untukku apa yang tertulis di dalam buku itu tentang Departemen seni yang begitu luar biasa. Saat dia selesai membacakannya, aku ingin masuk sekolah ini lebih dari apapun yang pernah kuinginkan dalam hidupku.
Setelah berada di sini, aku merasa sangat bahagia. Aku sangat menyukai sekolah asrama. Rasanya senang sekali memiliki Grace dan empat orang sahabatku yang lain bersamaku sepanjang waktu, bisa berkeliling di sekolah yang luar biasa dan ikut serta dalam tamasya ke galeri seni dan museum, makan makanan yang paling lezat (terutama pencuci mulutnya), dan pergi ke ruang seni saat istirahat makan siang dan setelah sekolah, kau pada akhir pekan. Kelas-kelas di sini ukurannya lebih kecil dari kelas sekolah dasar, jadi guru bisa memperhatikan semua muridnya setiap saat. Sebenarnya itulah satu darinya masalahku. Kau tahu, akhir akhir ini aku mulai merasakan banyak mata memperhatikanku. Aku merasakan perasaan yang mengerikan kalau para guru mulai menyadari bahawa aku punya masalah dalam membaca dan menulis yang lebih besar dari yang mereka kira.
Tepat ketika aku mulai tersesat dalam semua pikiranku ini, hal yang menandakan berakhirnya pelajaran seni berbunyi, membawaku kembali pada kenyataan.
"Selanjutnya pelajaran bahasa inggris," kata Naomi dengan datar saat kami meninggalkan gedung bagian seni.
Untuk sesaat semangatku melorot derastis ( e monmaap tpi bukan celana y😅) tetapi kemudian naik kembali seperti yoyo saat Grace tersenyum lebar padaku.
"Tapi sebentar lagi istirahat makan siang, jess. Setelah itu kau bisa bisa kembali ke ruang senimu yang menyenangkan!"
Aku memberinya senyum yang sangat lebar. Dia sangat memahamiku. Aku tidak bisa mengharapkan sahabat yang lebih baik lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
The secret of my self in school
Teen Fiction"saat pertama kali masuk sekolah ini,aku tidak yakin akan menyukai sekolah berasrama, Tetapi sekolahku adalah sekolah yang sangat hebat! aku bersahabat dengan enam orang yang luar biasa, ditambah lagi aku bisa melakukan banyak hal yang berhubungan d...