Keesokan harinya sepanjang istirahat pagi, Georgie menarik kami semua berkeliling ke semua tempat di mana sedang dilakukan pembangunan gedung untuk mencari tulang bangunan yang dia sebut "pria beton" kami belum pernah menemukannya, tetapi memang aku tidak mencarinya. Seluruh perhatianku tertuju pada pepohonan, remputan dan berbagai bahan bangunan berbeda yg di gunakan di lokasi pembangunan. Ideku untuk pameran seni nanti mulai terbentuk dengan jelas. Aku yakin akan menciptakab sebuah karya seni instalasi dan ali mulai bertanya-tanya apakah nanti aku boleh menggunakan sisa-sisa kayu atau logam yang ada di sini.
Di tate modern ada beberapa karya seni instalasi yang keren sekali. Aku sudah pernah kesana tiga kali satu kali bersama orang tuaku saat aku berumur 9 tahun. Satu kali bersama sekolah, dari kali lagi pada musim panas lalu bersama mom, dan, dad dan kakakku, Ben, yang usianya empat tahun lebih muda dariku dan hidupnya hanya untuk catur. Akulah yang saat itu memohon untuk pergi ke Tata modern dan Ben memutar bola matanya sambil berkata dia hanya mau pergi kalau setelahnya kami akan melakukan sesuatu yang tidak membosankan. Min dan Dad langsung setuju karena mereka berdua juga tidak menyukai seni modern.
"Lihat ini" aku ingat kok berkata pada sat dengan kata bicara sedikit jijik---di depan salah satu karya seni yang dipamerkan. Dan menggeleng dengan heran. "Sebuah ruangan penuh sampah dengan sebuah pohon yang terbuat dari logam di tengah tengahnya! Apa maksudnya?"
Tas memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin yang seperti ini bisa disebut karya seni?"
Aku mencoba menjelaskan kalau seniman yang membuatnya mungkin sudah sangat cemas memikirkan alam dan berpendapat kalau dunia ini sedang dirusak oleh semua sampah yang tidak bisa terurai secara alami.
"Mungkin dia meletakkan satu pohon yang terbuat dari logam itu disana untuk mengutarakan bahwa selama pepohonan berbentuk seperti pepohonan, orang orang tidak akan menyadari atau peduli jika pepohonan itu sebenarnya terbuat dari logam."
"Yah, kalau dia punya pemikiran sedalam itu, seharusnya dia menulis tu koran atau semacamnya, bukan membuat semua sampah ini!" akan Nak mom dan Dad hanya mengernyitkan kening dan berkata bahwa apa yang kukatakan sangat menarik
"Tapi apakah ini benar-benar bisa disebut karya seni," Tas menambahkan, "kalau kau harus menjelaskannya ke semua orang?"
Jadi setelah itu aku menjelaskan kepada mereka bahwa seni bukanlah sesuatu yang pasti, seni adalah apa pun yang kau lihat didalamnya dan tidak ada yang benar atau salah dengan seni. Lalu, Tas berkata dia menyesal harus mengatakan kalau menurutnya itu hanyalah omong kosong
KAMU SEDANG MEMBACA
The secret of my self in school
Teen Fiction"saat pertama kali masuk sekolah ini,aku tidak yakin akan menyukai sekolah berasrama, Tetapi sekolahku adalah sekolah yang sangat hebat! aku bersahabat dengan enam orang yang luar biasa, ditambah lagi aku bisa melakukan banyak hal yang berhubungan d...