SATU

139 11 4
                                    

Iseng saja, Alma menempelkan telunjuknya ke jendela apartemen yang berembun. Suhu dingin langsung merambat ke saraf. Membuatnya malas untuk pergi ke kampus hari ini. Alma mengambil secangkir coklat panas dengan asap nya yang masih mengepul. Alma menyeruput nya. Secangkir coklat cukup untuk memulai hari yang dingin ini.

Alma mengambil jaket dan syal. Segera pergi ke kampus. Cuaca memang sudah tidak ada lagi salju, namun suhunya seakan tak mau pergi dari sini. Membuat orang orang harus melilit kan syal ke leher mereka.

Alma memasuki lift. Di dalamnya seorang perempuan paruh baya menyapanya.

" Good morning Honey" sapa nya lembut,dengan senyum yang menggantung di wajahnya. Mungkin dia mengira Alma masih mahasiswa baru yang belum lancar berbahasa Jerman. Oleh karena itu dia menggunakan bahasa Inggris.

" Good morning, madameAlma membalas sapaan itu. Lift segera turun ke lantai bawah. 

Alma langsung keluar dari lobi,disambut dengan udara yang sangat dingin. Alma menghela napas. Kepulan asap keluar dari mulut.

Orang berlalu lalang,sibuk dengan aktifitas nya masing masing. Alma dengan menyandang tas di belakang berjalan mendekati sebuah kios langganan nya. Kios itu menjual roti lapis daging halal disini. Pemiliknya sudah mengenal Alma. Namanya Lucy.

" Hai Lucy. A cold day right?" Basa basi.

Lucy mengangguk.
" How much do you want?"

"Two"

Tak perlu lama,dengan cekatan ia menyiapkan pesananku. Bahkan ia sudah hapal dimana ia meletakan sayur yaitu ditengahnya sesuai dengan permintaan Alma saat awal awal dulu.

Alma menerima roti lapis itu dan menyerahkan beberapa lembar uang.

" Thank You Alma" ia tersenyum melihat uang yang sengaja Alma lebihkan.

Alma meneruskan langkah ku. Sambi menyantap sepotong roti. Wajahnya diterpa lembut oleh angin.
Alma melihat jam tangan. Kelas nya dimulai setengah jam lagi. Alma terlalu cepat. Alma berhenti di sebuah jembatan.

Namanya jembatan Karl Theodore. Yang dikenal sebagai jembatan tua,adalah jembatan melengkung di kota Heidelberg, Jerman yang melintasi sungai Neckar.
Panjang jembatan ini 200 m dengan lebarnya
Alma melihat ke bawah. Aliran sungai mengalir. Saksi bisu peperangan ratusan tahun silam. Banyak korban yang berjatuhan,itu pasti.

Alma mengedarkan pandangan. Di atas jembatan itu di sisi yang lain, seorang laki laki berdiri disana. Alma terkejut. Pikirannya langsung dia ingin bunuh diri. Tanpa pikir panjang Alma langsung berlari ke arahnya. Dari dekat,dia seperti keturunan Asia sama sepertiku. Tinggi nya juga. Dia tengah memegang selembar  Entahlah.

" Please down sir! Please down"  Alma menggunakan bahasa Inggris karena Alma yakin dia bukan penduduk asli sini.
Ia menoleh. Dari wajahnya, seumuran dengan Alma. Ia menatap tajam ke Alma, masih berdiri di atas jembatan layaknya orang yang ingin bunuh diri.

"Apaan sih?!" Laki laki itu menepis kasar tangan Alma.

" Oohh, Orang Indonesia. Suka banget cari masalah di negri orang. Gimana Indonesia bisa maju kalau warga nya aja bunuh diri di sini" wajah Alma yang khawatir langsung berubah dengan kesal.

Laki laki itu turun dari jembatan.
"Siapa bilang gue mau bunuh diri?"
Dia bertanya heran.

"Lo berdiri di atas ini tuh" cerca Alma.

Mereka diam sejenak. Alma masih menyantap roti lapis nya yang tinggal segigit. Ia langsung memasukannya ke dalam mulutnya dan berniat pergi meninggalkan orang aneh ini walaupun mereka satu negara.

FreundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang