Tujuh

39 7 1
                                    

Acara perpisahan itu berlangsung sampai sore.
Acara yang meriah. Juga acara penutup semuanya bagi angkatan 37' SMA Arianda.

Seluruh wali murid sudah pulang semenjak zhuhur tadi. Alma menenteng sepatu yang membuat kakinya pegal. Alma tak biasa menggunakan sepatu ber hak tinggi. Juga gaun yang ia pakai saat ini. Alma menghela napas kasar. Tidak tau pulang dengan apa. Mobil sudah dibawa oleh mamanya.

Alma mengambil ponsel dari tas nya. Mau tak mau dia harus menginstal aplikasi ojek online terlebih dahulu,palu mendaftarkan akun. Huh. Sangat rumit. Bisa bisa malam ia baru sampai dirumahnya.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depannya. Orang itu membuka kaca. Tampak Aldi yang sudah melepas jas nya dan sekarang memakai kemeja.

" mana mobil Lo"

"Dibawa sama Mama" Alma terus melihat ke ponsel.

"Terus lo sekarang ngapain?"

"Nginstal aplikasi ojek online"

"Malam lo baru nyampai rumah kali Al. Udah naik!" Suruh Aldi.

Alma langsung menjinjing sepatunya kembali. Menaiki mobil Aldi.

"Tumben lo nggak pulang sama Nadin" Tanya Alma.

"Nadin udah duluan tadi" Aldi melajukan mobilnya.

Tak ada pembicaraan selama di dalam mobil. Hening. Tak ada yang membuka suara. Aldi fokus menyetir mobil dan Alma tenggelam dalam lamunannya.
***
15 menit kemudian mobil Aldi berhenti di depan rumah Alma.
Alma langsung membuka pintu mobil. Menghentikan kecanggungan ini.
"Makasih,Di" Alma langsung keluar.

"Eh,Al!" Panggil Aldi. Ia pun ikut turun dari mobilnya.

Alma membalikkan badan.
"Yaa?"

Aldi melirik sebentar ke arah rumah Alma.
"Rumah lo kosong?"

Alma mengangguk.

"Mama lo kemana?"

"Katanya malam ini nginap di rumah temannya"

"Rayla?"

"Kalo nggak salah dia ngerayain ulang tahun temannya,nginap disana juga" jawab Alma.

"Kenapa emangnya? Mau mampir?"

"Nggak, gue cuman mau ngomong."

Aldi menghela napas.
"Lo tau nggak. Tadi pagi gue merima kabar. Gue terima kuliah di "
Aldi sumringah.

"Gue nggak percaya kalau gue bakalan diterima disana Al, dan ternyata kata orang itu nyata ya. Kalau jodoh nggak bakalan kemana"

"Gue diterima di universitas yang sama,jurusan yang sama dengan Nadin.
Lo tau kan itu keinginan gue Al"

Alma menunduk. Telinganya memanas jika Aldi sudah menyambut nama Nadin.

"Dan..gue bakalan berangkat besok pagi pagi" ucap Aldi, air wajahnya seketika berubah.

"Dan mungkin ini pertemuan terakhir kita" Aldi mengucapkan kalimat itu. Membuat air mata Alma berjatuhan seketika.

"Juga,beberapa tahun kedepan,kewarnegaraan gue bakalan berubah" Aldi menunduk.

"Maksud Lo?" Alma menatap Aldi.

FreundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang