TIGA

52 8 0
                                    

"gue dibawah,Lo yang turun atau gue yang masuk" pesan singkat itu tampil di ponsel Arvind. Arvind mendengus pelan. Acara rebahan nya terganggu. Ia baru saja ingin memejamkan mata.

" Hm " Arvind hanya membalas dengan 2 huruf.
Arvind melangkah lemas keluar kamar, menuruni tangga. Rumahnya memang sedang kosong. Biasa nya ia akan bermain ke rumah Alma yang berada tepat di depan rumahnya. Namun,hari ini kegiatan nya hanyalah rebahan.

" Lo ngapain ke sini?" Tanpa basa basi, Arvind membuka pintu.

" Tugas Fisika gue belum selesai. Minta dikit euy" Aldi,sahabat Arvind yang sebenarnya pintar namun pemalas. Entah kenapa saat ini dia ingin datang sore sore ke rumah Arvind untuk meminta PR.

Arvind mendengus kesal.
" Lo kira gue aplikasi belajar sama aplikasi penjawab segala soal?" Tajam Arvind.

Aldi mengangguk." Kecuali masalah hidup. Kalo masalah hidup mah,gue salah orang kalo bilang ke Lo. Tiap pagi gue denger ceramah nya Mamah Dedeh udah cukup" jelas Aldi

" Masuk " Karena Arvind tidak ingin memperpanjang percakapan yang sudah tidak tau kemana ini.
Aldi memajukan motornya, Arvind menutup gerbang.

Aldi masuk ke rumah Arvind yang lumayan besar. Aldi sering datang kesini.
Tradisi Aldi jika berkunjung ke rumah Arvind adalah menuju ke kulkas di dapur dan mengambil minuman,Snack,sampai kedua tangannya penuh.
Arvind yang sudah memahami tinkah sahabatnya itu tak perlu mengambil pusing. Karena kulkasnya bisa terus berisi.

Aldi menaiki tangga dan masuk ke kamar Arvind.

Aldi meletakan makanannya di meja. " Mana PR Lo?"

" Diatas meja belajar,liat aja yang warna hijau." Arvind menjawab sambil memainkan ponselnya.

Aldi segera mengeluarkan buku dari dalam tas nya dan langsung menyalin nya. Tak butuh waktu lama untuk menyalin.

Aldi menghempaskan tubuhnya ke atas kasur Arvind.
" Pegel juga ya,padahal cuman nyalin. Apalagi mikirin"

Arvind sibuk dengan game online nya.

Aldi berjalan menuju balkon kamar Arvind. Rumah Arvind terletak di perumahan mewah. Di depannya rumah Alma. Teman sekelasnya.

Aldi menarik napas. Hari sudah jam 6 sore. Aldi duduk di kursi.
" Gue tidur disini ya" kata Aldi.

"Hm" balas Arvind singkat.

Hening sejenak.

Arvind berhenti bermain. Tampaknya sudah kalah.

"AFK?" Tanya Aldi?

Arvind mengangkat bahu.
" Lo udah izin sama orang tua Lo?"

" Pasti lah diizinin" santai Aldi.

" Besok Senin woe"

" Yaelah,kan gue bisa besok bangun pagi" jawab Aldi. " Kita cuman beda kompleks perumahan. Dulu mah enak rumah kita bertiga deket deketan"

" Ya,kenapa sih Lo dulu pindah?"

"Supaya nyokap gue lebih mudah ngurus nenek" jawab Aldi datar.

Ting tong

Suara bel ditekan.

" Siapa?" Tanya Aldi.

" Palingan adek gue" ucap Arvind dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. " Bukain gih"

Aldi berjalan keluar. Di tengah tengah dia teringat.
" Gblk,sejak kapan Arvind punya adik?" Pikir Aldi.

Ia berjalan membukakan pintu. Seorang perempuan seusia dengannya dengan wajah yang awalnya cemberut menjadi terkejut.

FreundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang