FREUND-11

27 6 4
                                    

Hppy reading❤️
~~
Cowok berhidung mancung,berkulit putih dan beralis tebal itu memegang sebotol wine yang isinya hanya beberapa tegukan lagi. Ia berjalan sempoyongan. Matahari pun masih malu malu menampakkan dirinya namun dia sudah meneguk 4 botol wine sedari malam. Masih  sekitaran pukul 6 pagi,di Heidelberg.
Disaat orang orang baru membuka mata bersiap memulai hari baru, kios sarapan baru bersiap membuka dagangannya.

Aldi berpegangan pada tembok jembatan Karl Theodore. Ia menatap ke bawah aliran sungai yang deras. Ia tersenyum getir.

"Tempat yang bagus untuk mengakhiri hidup" gumamnya lalu tertawa. Ia meneguk habis minumnya dan melemparnya ke sungai itu. Ia menyaksikan begitu jauhnya botol itu terjatuh hingga masuk ke dalam air. Lagi lagi ia tertawa.

"Ini luar biasa!" Ucapnya.

Kemudian ia menaikkan sebelah kakinya,diikuti kaki yang satu lagi. Ia tepat berada di atas tepian jembatan Karl Theodore. Ia membentangkan tangannya,menghirup udara pagi,berharap ini hirupan napas yang terakhir. Ditambah dengan kesadarannya yang berkurang,tubuhnya memiring hendak terjun.
"Goodbye world!" Ucapnya tersenyum. Tak lupa tertawa.

Namun ia kalah cepat,sebuah tangan menariknya hingga terjatuh,kepalanya berbenturan dengan jalan,berhasil membuat kesadarannya terkumpul sepenuhnya.
"Stupid Man!" Ucap Reina sambil memandang cowok itu. Ia kembali menatapnya lekat. Perasaan ia tak asing dengan wajah cowo ini.

Lalu Reina menarik kerah jaket cowok itu dan mendudukkannya,bersandar di dinding.
"Crazy! You wanna die here?! Back to your country and stop make a trouble in other nation!!!"Reina menampar pipi Cowok itu membuat nya meringis kesakitan. Kemudian Reina meninggalkan cowok itu yang terheran heran. Tak lupa sebelum ia pergi meninggalkan beberapa lembar uang. Tentu saja ia tau siapa itu, teman semasa SMA nya,Aldi.
Bukannya tak ingin menolong,ia hanya ingin cepat cepat datang ke kantornya,ia tak memiliki waktu untuk mengurus sialan itu. Ia lupa masih ada berkas berkas yang harus ia tangani segera.

Sesekali Reina melirik ke belakang, apakah Aldi sudah pergi dari tempat itu,ternyata belum. Cowok itu masih diam membeku terduduk menatap hampa jalanan,seakan tak ada gunanya ia hidup. Tak mau melanjutkan acara bunuh dirinya.

Malam itu Aldi memutuskan untuk terbang ke Heidelberg, entah karena alasan apa ia memilih Jerman. Ia tak mau pulang ke Indonesia,itu hanya akan memperburuk situasi. Ia meninggalkan Nadin yang kondisi nya semakin buruk. Entah apa yang ada dipikiran  cowok itu. Bukannya mendampingi serta menyemangati,malah memilih meninggalkannya seorang diri.
Selepas dari bandara,bukannya langsung memesan hotel,ia malah menghabiskan malamnya di klub disana. Sampai pagi,tentu saja keadaannya begitu.
***
Arvind menggeliat pelan saat alarm berbunyi nyaring masuk ke dalam telinganya. Ia berdiri lalu beranjak mandi,kemudian pergi menjemput Alma di apartemen nya. Masih jam 7 lewat seperempat waktu Jerman,Alma pasti belum keluar dari apartemennya,cewek itu pasti sedang bersiap siap. Pikir Arvind.

Arvind masuk memencet bel kamar Alma. 5 kali dipencet namun nihil. Tak ada sahutan dari pemilik di dalam sana.
Apakah Alma sudah pergi duluan,karena ia masih marah dengan perihal semalam?

Arvind bergegas turun dan keluar dari apartemen, lalu menyusuri jalanan menuju kampus Alma.

Biasanya saat ini Alma menyempatkan diri membeli roti lapis kesukaannya setiap pagi sebelum berangkat. Arvind melihat ke tempat itu,namun kiosnya masih bersiap siap. Dagingnya pun belum dimasak.

Arvind terus menyusuri jalanan yang masih sepi itu. Tak lama kemudian ia melihat Cewe dengan rambut dikucir kuda. Tak perlu diragukan lagi itu Alma. Arvind lantas berlari dan menepuk pundak Alma.

Alma menatapnya tajam.
Arvind menghela napas lega seraya terengah engah. Kepulan asap keluar dari mulutnya.

"Lo kenapa berangkat sepagi ini?" Tanya Arvind mengatur napasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FreundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang